Burnley vs Chelsea: Pilih 4-2-3-1 atau 4-3-3, Lampard?
INDOSPORT.COM – Pekan ketujuh Liga Inggris 2020/21 akan mempertemukan Burnley vs Chelsea di Turf Moor Stadium. Di laga ini, kejelian Frank Lampard dalam mempersiapkan timnya akan diuji lewat skema atau taktik untuk menghadapi The Clarets.
Jelang lawatannya ke Turf Moor, Chelsea tengah berada dalam periode apik, terutama dalam bertahan. Dalam 3 laga terakhirnya di berbagai ajang, The Blues mencetak clean sheets.
Hal ini seakan menjadi sinyal bahwa Chelsea dan Lampard telah menemukan racikan yang tepat dalam Defensive Setup (sistem pertahanan). Hadirnya Edouard Mendy pun seakan melengkapi kepingan yang Lampard butuhkan.
Di 3 laga terakhirnya, Chelsea berhadapan dengan Sevilla, Manchester United dan Krasnodar. 2 tim pertama membuat The Blues banyak bertahan dan diuji ketahanannya di lini belakang.
Gempuran yang datang pun mampu diredam oleh Chelsea dan Lampard lewat skema 3-4-3 dan 4-2-3-1. Hadirnya Double Pivot di skema ini membantu para pemain belakang untuk bertahan dengan baik.
Di laga melawan Krasnodar pun, Chelsea menggunakan 4-2-3-1 dengan menggunakan Double Pivot dan skema menyerang. Sayangnya, skema ini tak berjalan dengan baik hingga menit ke-70.
Krasnodar merupakan tim yang menerapkan sistem Low-Block dan mengandalkan serangan balik cepat. Taktik Krasnodar membuat Double Pivot The Blues kewalahan dalam bertahan karena terlalu fokus mendikte permainan.
Barulah pada menit ke-70, 3 pergantian dilakukan Chelsea. Lampard memasukka Mason Mount, N’Golo Kante, dan Christian Pulisic. 2 Nama pertama menggantikan Double Pivot di laga Krasnodar, yakni Jorginho dan Mateo Kovacic.
Masuknya 3 pemain ini, membuat skema permainan Chelsea menjadi total menyerang dengan formasi 4-3-3. Kante menjadi gelandang jangkar di posisi 6 dan Mount menjadi Ball Carry di posisi 8.
Skema ini membuat Kai Havertz bergerak leluasa di posisi 10 sehingga mampu menguasai sisi sayap dan tengah di 20 menit terakhir sehingga memberi dampak penting di balik 3 gol terakhir Chelsea melawan Krasnodar.
4-3-3 yang Frank Lampard terapkan di 20 menit terakhir melawan Krasnodar seakan menjadi sebuah pattern yang ia inginkan sejak awal melatih. Laga melawan Burnley di pekan ketujuh Liga Inggris 2020/21 nampak akan jadi perjudian dalam meramu taktik di Chelsea.
1. 4-3-3 Lebih Cocok untuk Chelsea saat Hadapi Burnley
Sebagai pelatih, Frank Lampard diminta untuk memiliki ciri khas dan pattern untuk timnya. Sejak awal berkarier di dunia kepelatihan, ia menerapkan formasi 4-3-3, formasi yang ia kerap jalani saat masih aktif bermain.
4-3-3 merupakan salah satu formasi menyerang yang mengandalkan kecepatan dari sisi sayap. Tak pelak, formasi ini membutuhkan bek sayap ofensif. Situasi ini dimiliki Chelsea berkat adanya Ben Chilwell dan Reece James.
Dalam 3 tahun terakhir, Chelsea sangat identik dengan formasi 4-3-3. Saat zaman Maurizio Sarri, formasi 4-3-3 lebih berorientasi kepada permainan menyerang dan Ball Possesion (terlihat dari posisi Jorginho sebagai Regista bukan gelandang bertahan tradisional di posisi 6).
Lampard pun sempat menerapkan taktik ini di awal kariernya sebagai pelatih bersama Chelsea. Hasilnya, permainan Chelsea berjalan rapi dan apik. Permainan itu bisa dilihat kala The Blues menghadapi Liverpool di UEFA Super Cup 2019.
Namun seiring waktu, skema ini mulai Lampard tinggalkan dan beralih ke 4-2-3-1, skema 4-3-3 yang diwarisi Sarri bukanlah 4-3-3 yang ia ketahui dan sukai saat masih menjadi pemain.
Sebagai catatan, Lampard sangat menyukai adanya sosok gelandang jangkar di formasi 3 gelandang, itu kenapa ia menginginkan Declan Rice di musim panas 2020 karena profilnya yang memenuhi kriteria dalam taktik Lampard.
Dengan sumber daya dan pemain yang ia miliki kini, Lampard pun seakan tak bisa mengaplikasikan pattern 4-3-3 yang ia punya. Hal ini terlihat di awal musim 2020/21.
Namun, 20 menit terakhir di laga melawan Krasnodar bisa menjadi titik balik bagi Lampard untuk mematenkan pola 4-3-3 yang ia sukai. Dan formasi ini diyakini akan diterapkan saat melawan Burnley.
Burnley dan Krasnodar memiliki tipe permainan yang sama, yakni Low-Block. Permainan Low-Block ini memaksa setiap tim yang dihadapi harus memanfaatkan setiap celah yang ada untuk membuat peluang.
Dengan 4-2-3-1, Chelsea takkan bisa menghancurkan pertahanan berlapis Burnley dengan Double Pivot dan aliran bola yang hanya berkutat di tengah. Untuk itu, 4-3-3 akan menjadi pilihan tepat bagi Lampard.
4-4-2 yang dipakai Sean Dyche di Burnley mengandalkan pertahanan di dalam areanya dan memanfaatkan serangan lewat Long Ball dan Set-Piece. Untuk menahan hal ini, Chelsea diberkahi Kurt Zouma, Thiago Silva serta Edouard Mendy.
Sehingga, kini tinggal bagaimana Lampard mengaplikasikan serangan agar menghancurkan Low-Block Burnley baik lewat kecepatan pemainnya ataupun umpan diagonal dan umpan daerah.
Lampard pun bisa bersyukur karena Chelsea saat ini memiliki pemain depan dengan kualitas itu. Untuk kecepatan, The Blues punya Timo Werner dan Christian Pulisic. Sedangkan untuk kreasi serangan, ada Hakim Ziyech dan Kai Havertz.
4 pemain ini akan mendapat sokongan dari 2 pemain bernomor 8 sebagai Ball Carry dan pemain bernomor 6 sebagai penghancur serangan lawan dan pengalir bola dari lini belakang.
Tak pelak, 4-3-3 akan jadi resep apik bagi Frank Lampard dan Chelsea saat melawan Burnley. Mungkin dengan formasi ini, Lampard bisa mengembalikan fungsi Mason Mount sebagai pemain bernomor 8 dan N’Golo Kante sebagai pemain bernomor 6.