x

Menghitung Hari Barcelona Menuju Kebangkrutan Akibat Salah Asuh

Minggu, 1 November 2020 22:07 WIB
Editor: Coro Mountana
Gerard Pique tertunduk lesu usai Barcelona dibobol Bayern Munchen dalam laga perempatfinal Liga Champions 2019/20, Sabtu (15/08/20) dini hari.

INDOSPORT.COM - Menghitung hari Barcelona menuju ambang kebangkrutan akibat salah asuh, mampukah mereka lolos dari ancaman nyata itu? 

Sudah jatuh tertimpa tangga, tampaknya drama internal dalam tubuh Barcelona masih belum juga usai. Meski sang presiden, Josep Bartomeu sudah menggunakan sekoci untuk pergi melarikan diri dari tanggung jawabnya mengurus Barcelona. 

Ternyata Barcelona malah dihadapkan masalah yang lebih serius lagi. Di atas lapangan, masalah inkonsistensi menjadi tajuk utama semuah headline berita olahraga pagi ini. 

Baca Juga
Baca Juga

Bagaimana tidak, melawan Alaves yang materi pemainnya tak lebih baik dari Juventus (tim yang mereka kalahkan di Liga Champions) saja gagal mereka taklukkan. Alhasil, Barcelona pun mencatatkan salah satu start terburuk mereka dalam dua dekade terakhir. 

Alarm peringatan tentang menurunnya peforma Barcelona sebenarnya sudah dibunyikan saat mereka tumbang di el clasico melawan Real Madrid. Hanya saja saat menumbangkan Juventus, dikira Barcelona sudah move on dan bisa bangkit. 

Ternyata penyakit inkonsistensi dalam lapangan kambuh lagi dan membuat mereka tertahan di papan tengah. Tak hanya masalah peforma, ternyata di luar lapangan, Barcelona dihadapkan masalah yang sangat serius. 

Baca Juga
Baca Juga

Yaitu ancaman tim menuju kebangkrutan. Menurut laporan dari RAC1, para pemain bintang sedang bernegosiasi dengan tim hukum Barcelona perihal pemotongan gaji.  

Barcelona diharuskan memotong gaji pemain 30-70 persen agar bisa menghemat keuangan sebesar 190 juta euro sebelum 5 November nanti. Jika para pemain menolak pemotongan gaji, maka skenario terburuknya adalah Barcelona akan bangkrut. 

Tentu kata bangkrut sebisa mungkin harus dihindari Barcelona jika tidak ingin hancur lebur di masa mendatang. Oleh karena itu kurang dari seminggu, kita mulai bisa menghitung hari Barcelona menuju kebangkrutan yang sebenarnya akibat salah asuh. 


1. Blunder Fatal Presiden

Gerard Pique di laga Alaves vs Barcelona dalam lanjutan LaLiga 2020/2021.

Presiden interim Barcelona saat ini, Carles Tesquets pastinya paham betul akan gunung besar yang sedang menghadang masa depan timnya. Ia sadar akibat virus corona, pendapatan Barcelona alami penurunan signifikan. 

Maklum saja, Barcelona selama ini mendapat ceruk besar pendapatannya dari tiket pertandingan, penjualan pernak-pernik klub, bonus kompetisi hingga pariwisata. Kini dengan adanya virus corona, Barcelona setidaknya sudah kehilangan uang dari tiket dan pariwisata. 

Sedangkan beban gaji yang ditanggung Barcelona musim ini sangatlah besar, bahkan salah satu klub Eropa dengan beban gaji tertinggi. Oleh karena itu, pemotongan gaji harus segera dilakukan untuk menyelamatkan keuangan klub. 

“Fokus utama kami saat ini adalah masalah finansial. Pandemi virus corona telah berpengaruh banyak kepada Barcelona,” ujar Tesquets seperti yang dilansir dari AS.  

Sebenarnya jika ingin merunut apa yang salah dengan Barcelona, kita bisa mundur ke belakang ketika terjadi pergantian presiden. Di mana pada saat masa pemerintahan Juan Laporta, Barcelona sedang jaya-jayanya dengan salah satu akademi terbaik bernama La Masia. 

Kemudian ketika masuk presiden baru bernama Sandro Rosell yang lalu digantikan Josep Bartomeu, Barcelona mulai menggali kuburannya sendiri. Fokus sang presiden yang lebih mengutamakan sisi komersial dibanding pembangunan pemain muda membuat La Masia seperti mati suri. 

Lionel Messi, Cesc Fabregas dan Gerard Pique. saat masih berada di La Masia.

Imbasnya, dari yang dulunya Barcelona jarang-jarang membeli pemain bintang menjadi hobi berbelanja besar di bursa transfer. Soalnya tak ada pemain muda mumpuni yang bisa diciptakan La Masia akibat dianak tirikan oleh presiden klub. 

Alhasil datanglah sejumlah pemain bintang dengan nominal transfer besar macam Luis Suarez, Philippe Coutinho Ousmane Dembele hingga Antoine Griezmann. Pemain yang didatangkan dengan mahal itupun harus digaji tinggi, itulah awal mula kebangkrutan tim. 

Sejatinya memikul beban gaji tinggi tidak masalah asal ada pendapatan banyak juga, masalahnya sekarang itu sulit terjadi akibat virus corona. Lebih menyedihkan lagi, bintang-bintang yang didatangkan dengan mahal seperti Suarez, Arturo Vidal dan Ivan Rakitic dijual dengan murah. 

Padahal jika mau lebih gigih atau bijak di bursa transfer, seharusnya bintang seperti Suarez tak boleh dilepas begitu saja secara gratis, ke klub rival pula yaitu Atletico Madrid. Tentu ini semua salahnya Josep Bartomeu yang membawa Barcelona pada jurang kehancuran. 

Siapa juga presiden klub yang dengan licik sampai rela membayar tim sosial media hanya untuk menyerang pemainnya (Gerard Pique), ya hanya Bartomeu. Ketimbang memikirkan keuangan klub, ia malah bermain politik di sini. 

Sayang ia kini sudah terjun dan turun dari kapal dengan sekoci untuk menyelamatkan diri meninggalkan Barcelona di ambang kebangkrutan. Sejatinya masih ada waktu bagi Barcelona untuk menyelamatkan diri dan kita sekarang hanya bisa menghitung hari sampai 5 November. 

BarcelonaJosep BartomeuLa MasiaSandro RosellIn Depth SportsFeature

Berita Terkini