Mengapa Suzuki Bisa Begitu Dominan di MotoGP 2020?
INDOSPORT.COM - Para rider Suzuki begitu dominan di MotoGP musim 2020 ini, padahal di musim-musim sebelumnya mereka sering keteteran. Apa yang menyebabkan mereka begitu kuat?
Luar biasa. Mungkin istilah itu yang bisa diberikan kepada performa tim Suzuki di MotoGP 2020 ini.
Bagaimana tidak, salah satu pembalap mereka, Joan Mir, kini tengah berada di puncak klasemen dan berpeluang besar merebut gelar juara dunia.
Joan Mir mengumpulkan 137 poin dari 11 seri. Walau belum pernah memenangi balapan, namun Joan Mir menjadi pembalap yang paling sering naik podium yakni enam kali.
Pembalap asal Spanyol itu tercatat naik di podium GP Austria, GP San Marino, GP Emilia-Romagna, GP Aragon, dan teranyar GP Teruel. Mir bahkan meraih tiga kali podium beruntun dari San Marino sampai Aragon.
Sementara pesaing terdekat Joan Mir, yakni Fabio Quartararo dari Yamaha Petronas, tergeser ke posisi dua dengan 123 angka. Meski berhasil memenangi tiga balapan, namun Quartararo tampil inkonsisten dan sering terlempar dari 8 besar.
Performa gemilang pembalap Suzuki musim ini bukan hanya milik Joan Mir, tetapi juga ada Alex Rins. Rins menjadi kuda hitam paling menjanjikan musim ini.
Keputusan Suzuki untuk merekrutnya sangat tepat karena pembalap 24 tahun itu sanggup bersaing dengan rider-rider unggulan. Sejauh ini, Rins sudah tiga kali naik podium yang salah satunya adalah posisi pertama saat melakoni GP Aragon.
Pada GP tersebut, dua pembalap Suzuki sekaligus berada di podium. Pemandangan yang amat langka kita lihat di balapan level tertinggi ini karena biasanya didominasi oleh Honda dan Yamaha.
Pada kalsemen pembalap, Alex Rins berada di posisi keenam dengan 105 poin. Ia terpaut 32 angka dari rekan setimnya Joan Mir yang ada di puncak klasemen.
1. Analisis Kebangkitan Suzuki
Ada sejumlah faktor yang membuat Suzuki dominan di MotoGP 2020 ini. Pertama tentu saja adalah absennya jagoan Repsol Honda, Marc Marquez.
Tak bisa dipungkiri, absennya Marquez membuat persaingan menjadi lebih terbuka dan para rider menjadi lebih percaya diri.
Kemudian, faktor berikutnya adalah kejelian Suzuki dalam merekrut rider-rider andal. Joan Mir berpotensi menjadi juara baru di ajang MotoGP.
Ia sangat andal dalam meliuk-liuk dan yang terpenting tampil konsisten. Begitu pun dengan Alex Rins yang tak takut bersaing dengan para seniornya seperti Andrea Dovizioso serta Valentino Rossi.
Namun, di luar itu semua, ada satu faktor kunci yang buat Suzuki sulit ditandingi, yakni penggunaan ban belakang yang baru. Seperti diketahui, sejak 2016 Michelin telah menggantikan Bridgestone sebagai pemasok ban MotoGP.
Tahun ini, michelin memperkenalkan jenis ban yang baru. Ternyata, dari statistik yang ada, ban baru michelin ini lebih cocok untuk motor bermesin empat silinder segaris.
Sebelum Michelin mengeluarkan ban barunya, hanya tiga kesempatan podium dikuasai oleh Yamaha YZR-M1 dan Suzuki GSX-RR sejak 2016. Sementara sisanya menjadi milik mesin V4 Honda dan Ducati.
Pada musim lalu sebanyak 69 persen podium masih dikuasai rider bermesin V4. Namun kondisi itu berubah.
Sampai seri ke-11 ini, sudah sekitar 65 persen podum dikuasai motor bermesin empat silinder segaris milik Yamaha dan Suzuki. Suzuki pun menjadi pabrikan yang mendapatkan keuntungan dari perubahan ban belakang baru michelin ini.
Ban tersebut memang memiliki cengkraman lebih kuat dibanding musim lalu. Permukaan ban juga terasa lebih lebar di aspal yang membuat pembalap lebih lembut dalam melintasi tikungan.
Seperti diketahui, Yamaha memiliki keunggulan dalam tikungan dari tim manapun. Akan tetapi, pada musim ini rider mereka sering mengeluh karena merasa cengkraman ban cepat aus.
Sebaliknya, Suzuki justru malah mendapatkan keuntungan. Mereka mendapatkan surplus grip. Salah satu alasan utamanya adalah sasis Suzuki GSX-RR yang memang diakui sebagai yang terbaik di antara pabrikan lainnya karena bobot ringan dan mudah untuk ditunggangi.