Awas Ketularan Man United, AC Milan Harus Segera Balik ke Trek Positif
INDOSPORT.COM - Klub raksasa Serie A Italia, AC MIlan, harus belajar dari kegagalan Manchester United di bawah Solskjaer yang langsung goyah setelah rekor tanpa kalah terhenti.
Raksasa Serie A Italia, AC Milan, akhirnya harus merasakan kekalahan pertamanya setelah 24 laga tanpa tersentuh. Tim papan atas Prancis, Lille, menjadi tim penjegal I Rossoneri ketika keduanya bersua di matchday ketiga Grup H Liga Europa di Stadion San Siro, Jumat (06/11/20) dini hari WIB.
AC Milan menatap laga melawan Lille dengan kepercayaan diri penuh. Bagaimana tidak, mereka saat itu tak terkalahkan di 24 laga terakhir, baik di liga maupun Eropa. Milan juga memimpin di klasemen Serie A dan Grup H.
Namun, siapa sangka seorang pemuda Turki bernama, Yusuf Yazici, menjadi mimpi buruk AC Milan malam itu. Yazici sanggup mencetak hattrick ke gawang Gianluigi Donnarumma untuk membawa timnya menang dengan skor telak 0-3.
Sebelum tumbang dari Lille, AC Milan tampil sensasional di liga maupun Eropa. Selepas jeda pandemi pada Juni tahun lalu, Alessio Romagnoli dkk tak terkalahkan di 24 laga.
Mereka mencatatkan 19 kemenangan dan lima kali imbang. Milan juga sanggup mengemas 61 gol. I Rossoneri selalu mencetak dua atau lebih gol di 13 laga beruntun.
Tak hanya itu, Milan selalu mencetak gol di 24 pertandingan. Hebatnya lagi, kesuksesan ini diraih dengan komposisi pemain-pemain muda.
AC Milan menjadi tim dengan rata-rata pemain termuda di lima liga top Eropa, yakni 24,5 tahun. Milan juga memiliki kedalaman skuad yang bagus di mana tim inti dan cadangan memiliki kualitas beda tipis.
Formasi 4-2-3-1 yang diramu oleh Stefano Pioli benar-benar sanggup mengakomodir potensi klub. Namun, tak ada gading yang tak retak, hari tumbangnya Milan pun tiba dan itu datang di tangan Lille.
Lalu, bagaimana AC Milan mengatasi hal ini? Tak bisa dipungkiri kekalahan telak 3-0 di kandang bukanlah hal yang menyenangkan. Dan pastinya bisa membuat mental pemain turun.
AC Milan pun harus segera bangkit melupakan kekalahan jika tak ingin nasibnya seperti Manchester United di tangan Ole Gunnar Solskjaer di dua musim lalu.
1. Jangan Jatuh Seperti MU
Kemenangan beruntun atau catatan rekor tak terkalahkan memang membuat sebuah klub menjadi begitu disegani dan ditakuti. Namun, sehebat apapun klub tersebut, kekalahan pasti akan datang menghampiri.
Sama halnya dengan The Dream Team AC Milan di era 90-an yang tak terkalahkan di 58 laga Serie A namun harus tumbang juga, atau pun Barcelona era Guardiola.
Persoalannya adalah, bagaimana klub merespons setelah kekalahan itu menghampiri. Dan dalam hal ini, AC Milan di era 2020 jangan sampai 'tertular' oleh Manchester United di masa awal kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer di musim 2018-2019.
Pada debutnya di laga pekan ke-18 melawan Cardiff, Man United dibawa Solskjaer menang telak 5-1. Kemenangan ini seakan membawa angin segar bagi performa Man United yang jeblok di bawah Mourinho pada paruh pertama musim.
Setelah kemenangan atas Cardif, secara luar biasa, pelatih muda Solskjaer membawa Man United tak terkalahkan di 12 laga beruntun di mana mereka meraih 10 kemenangan di liga.
Namun, kekalahan pun datang. Arsenal menjadi pemutus tren positif Man United ketika menjungkalkan Setan Merah dengan skor 2-0.
Setelah itu, Man United seperti goyah. Pada pekan berikutnya, mereka kembali menelan kekalahan melawan Manchester City juga dengan skor 2-0.
Solskjaer kembali bisa memperbaiki penampilan saat melawan Watford. Namun selepas itu, mereka dihajar tiga kekalahan dan dua hasil imbang dari enam laga tersisa.
Kekalahan yang diterima Man United termasuk dari Everton saat mereka dibantai 4-0 di Goddison Park. Man United gagal meraih kemenangan di empat laga liga terakhir mereka musim itu.
Ironisnya, di laga penutup musim, mereka dikalahkan oleh Cardiff City 2-0 di Old Trafford. Balas dendam sekaligus kekalahan memalukan dari Cardiff ini pun membuat Man United bagaikan diangkat ke langit dan dihempaskan ke bumi. Penampilan inkonsisten bahkan berlanjut di awal musim berikutnya,
Untuk itu, sebagai pelajaran, tim pelatih AC Milan harus bisa menjaga mental anak asuhnya. Sejauh ini AC Milan telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik.
Kekalahan adalah hal yang biasa. Selama itu tak membuat target utama I Rossoneri lepas, maka janganlah hal ini dijadikan beban oleh pemain. AC Milan harus terus fokus menatap tiap laga demi laga.
Dalam waktu dekat, I Rossoneri akan berjumpa dengan Hellas Verona di San Siro pada pekan ketujuh Serie A Italia, Senin (09/11/20) dini hari WIB. Kemenangan bisa mengembalikan kepercayaan diri Zlatan Ibrahimovic dkk.