Paul Pogba Si Kambing Hitam Manchester United, Layak Atau Tidak Tuai Kritik?
INDOSPORT.COM - Paul Pogba rutin menjadi kambing hitam tiap kali klub Liga Inggris, Manchester United, meraih hasil buruk. Layak atau tidak ia mendapatkannya?
Manchester United meraih kemenangan meyakinkan atas penghuni papan atas klasemen Liga Inggris, Everton, dengan skor 3-1, sebelum international break edisi November.
Terlepas dari hasil positif tersebut, Man United praktis dalam sorotan tajam dikarenakan inkonsistensi. Sebelum menekuk Everton, pasukan Ole Gunnar Solskjaer kalah 0-1 dari Arsenal (01/11/20) di Liga Inggris dan 1-2 dari Istanbul Basaksehir di Liga Champions (05/11/20).
Salah satu pemain yang menuai kritik pedas adalah Paul Pogba. Pundit yang juga legenda Liverpool, Jamie Carragher, menyabut gelandang Prancis itu memalukan lantaran cuma bisa bermain bagus di bawah asuhan pelatih tertentu.
Hal tersebut merujuk pada pernyataan pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps, yang mengatakan Pogba tak bahagia di Manchester United karena bermain tak di posisi asli.
Ole Gunnar Soslkjaer memang menempatkan Pogba tak sebagai gelandang sentral ataupun serang, melainkan lebih ke dalam dekat area pertahanan.
"Kita masih membahas, 'Apa posisi terbaik Paul Pogba?', ketika dia telah di Man United selama empat tahun. Saya pikir hal itu justru memberitahukan Anda bahwa dia tidak pernah cukup baik di posisi atau taktik manapun yang diterapkan pelatih berbeda di klub itu," kata Carragher kepada talkSport.
"Ketika saya tidak bermain baik, itu berarti karena saya sendiri. Saya tidak akan menyalahkan si pelatih. Fans Pogba berkata Jose Mourinho terlalu defensif dan Ole bukan pelatih top. Namun, bagi saya, saya harus menyoroti diri sendiri," kata sang mantan bek Liverpool.
1. Paul Pogba Belum Jawab Kritik di Manchester United
Seperti yang Jamie Carragher ucapkan, Paul Pogba memang telah ditempatkan di berbagai posisi. Paling sering berperan sebagai gelandang sentral, pemain berusia 27 tahun itu juga pernah diplot sebagai gelandang serang, gelandang bertahan, dan sayap kiri.
Namun, masalah Pogba selalu sama sejak direkrut kembali oleh Manchester United pada 2016: inkonsistensi. Dia bisa tampil cemerlang dalam beberapa pertandingan, tapi kemudian melempem di laga berikutnya.
Tak heran, Pogba terus-menerus jadi kambing hitam terutama ketika Manchester United kalah. Menurut INDOSPORT, kritik yang dialamatkan padanya memang tepat.
Alasan terbesar adalah Pogba salah satu pemain paling senior di Manchester United, baik dari segi usia maupun masa mengabdi di Old Trafford. Perlu diingat, dia jebolan akademi Iblis Merah.
Pogba bahkan pernah beberapa kali mengenakan ban kapten pada lengannya di sejumlah pertandingan, bukti bahwa kepemimpinannya memang diharapkan oleh pelatih Manchester United.
Memang, beberapa tahun terakhir, Pogba diisukan sudah tak bahagia dan ingin tinggalkan Manchester United. Meski begitu, sebagai pesepak bola yang terikat kontrak dan bergaji tinggi, semestinya ia bisa menunjukkan sikap profesional.
Intinya, Paul Pogba memang kerap jadi kambing hitam di Manchester United. Namun, salahnya sendiri bahwa dirinya masih belum menjawab kritik pedas yang ia dapatkan.