Pencerahan yang Selamatkan Luis Suarez dari Jalan Sesat
INDOSPORT.COM - Eks pemain Barcelona dan Liverpool, Luis Suarez, hampir saja terjebak di jalan sesat sebelum menjadi pesepak bola terkenal seperti sekarang.
Lahir di Salto, Uruguay, 24 Januari 1987, Suarez tumbuh di keluarga yang bisa dibilang kurang berkecukupan. Ia bahkan tidak punya sepatu untuk bermain sepak bola.
Ayahnya juga harus banting tulang sedemikian rupa untuk menghidupi sembilan anggota keluarganya. Suarez sendiri adalah anak tengah dari tujuh bersaudara.
Luis Suarez selama ini dikenal sebagai salah satu pesepak bola fenomenal yang kerap melakukan hal-hal ‘aneh’ dan penuh emosi di lapangan, termasuk menggigit Branislav Ivanovic dan Giorgio Chiellini.
Bukan hanya itu, pentolan Timnas Uruguay ini juga sempat berseteru dengan Patrice Evra saat Liverpool bertemu Manchester United di ajang Liga Inggris pada tahun 2011 silam.
Perangai ini sejatinya bukan hal baru yang muncul begitu saja dalam diri Suarez. Ketika kecil, ia sudah melalui berbagai macam cobaan hidup yang membuatnya jadi seorang rebel berwatak keras.
Perpisahan orang tua ketika ia berusia sembilan tahun seolah membuatnya jadi orang yang berbeda. Mungkin karena itu, ia memberontak terhadap kenyataan yang tidak menyisakan satu pun pilihan untuknya.
“Benar-benar masa yang sulit. Orang tua saya berpisah dan masih ada masalah dalam keluarga di mana kami tidak punya pilihan. Saya tidak bisa memberi tahu ayah dan ibu saya,” kata Suarez seperti pernah diwartakan laman The Guardian.
Ketika usianya semakin beranjak remaja, Suarez sampai kehilangan semangat hidupnya bahkan keinginannya untuk bermain sepak bola, olahraga yang saat in justru membesarkan namanya.
“Saat usia 12 sampai 14 tahun, saya sampai pada titik di mana sepak bola bukan pilihan tepat bagi saya dan saya juga tidak mau sekolah,
“Saya benci berlatih, saya hanya suka bermain, itulah kenapa saya sulit mencapai sesuatu. Saya sangat marah dan saya memberontak,” ucap Suarez lagi.
Namun pada akhirnya Luis Suarez sampai juga pada titik awal kariernya di dunia sepak bola. Adalah Nacional, sebuah klub lokal asal Uruguay yang menjadi pelabuhan pertamanya.
1. Kebangkitan Luis Suarez Hingga Jadi Pesepak Bola Besar
Berawal dari tim junior Nacional, Luis Suarez mulai mengembara ke Belanda dengan membela Groningen pada 2006 sampai dengan 2007. Usianya masih cukup belia kala itu, 19 tahun.
Ketika masa-masa di Groningen ini pula Suarez akhirnya mendapat kesempatan bermain di klub yang lebih besar lagi yakni Ajax Amsterdam. Di tempat inilah ia bisa merasakan gelar juara Eredivisie Belanda dan KNVB Cup.
Perjalanan karier Suarez setelah dari Ajax Amsterdam pun mulai menanjak, termasuk masa-masanya ketika bersama Liverpool dan Barcelona hingga kini di Atletico Madrid.
Pencapaian ini tidak lepas dari peran Sofia Balbi, wanita yang berada di sisinya sejak mereka masih remaja. Berkatnya, Suarez bisa sedikit ‘menekan’ perangainya dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Ditinggal pergi sang ayah saat masih berusia 12 tahun, hidup Suarez sempat terombang-ambing sebagai seorang remaja yang labil, namun beruntung ada Sofia Balbi yang menemani.
“Memang ada beberapa orang di sekitar saya yang membawa pengaruh buruk namun dia (Sofi) memberi saya kepercayaan diri,” kata Luis Suarez, seperti pernah diwartakan laman The Southafrican.
Sofia Balbi membantu Suarez mengerti arti determinasi dan membuatnya semakin semangat bermain sepak bola, bahkan menumbuhkan passion-nya yang sempat hilang.
Wanita yang juga akrab disapa Sofi itu bahkan sangat rajin menemani kekasihnya tersebut di sesi latihan. Sebagai pesepak bola muda, Suarez dulu hanya mendapat bayaran seadanya sampai-sampai harus memungut koin di jalanan.
Hal tersebut ia lakukan demi mengajak Sofi berkencan dan membeli makanan enak untuk mereka. Akan tetapi, mereka sempat berpisah ketika Sofi harus ikut pindah keluarganya ke Spanyol.
Setelah kepergian Sofi, Suarez kembali berhenti bermain sepak bola, hingga akhirnya ia sadar bahwa salah satu cara untuk kembali dekat dengan pujaan hatinya tersebut adalah pindah ke Eropa.
Sejak saat itu, Suarez kembali bersemangat dan mengejar mimpinya sebagai seorang pesepak bola. Memang, pengaruh Sofi sangat besar dalam hidup Suarez.
Ada kalimat bijak mengatakan, di balik pria hebat ada wanita yang hebat pula. Mungkin seperti itulah ungkapan yang tepat untuk mendeskripsikan seorang Sofia Balbi untuk Luis Suarez.