Kisah Dongeng George Weah, dari Bomber AC Milan Jadi Presiden Liberia
INDOSPORT.COM - Berangkat dari lapangan hijau ke kursi presiden, perjalanan karier pesepak bola Liberia, George Weah, bak kisah dongeng.
Benua Afrika terkenal menghasilkan banyak pesepak bola hebat, tetapi sampai detik ini, baru satu pemain yang meraih gelar Ballon d'Or dari benua hitam , yakni George Weah.
Pemilihan Ballon d'Or tahun 1995 menjadi bersejarah bagi Afrika karena untuk pertama kalinya sejak penghargaan ini diberikan pada 1956, ada pemain dari benua itu yang menerimanya.
Weah kala itu mengalahkan Jurgen Klinsmann (Jerman) dan Jari Litnamen (Finlandia). George Weah mendapatkan penghargaan ini saat berseragam klub raksasa Serie A Italia, AC Milan.
George Manneh Oppong Weah, yang lahir di Monrovia Liberia, 1 Oktober 1966, mulai dikenal luas lewat aksinya bersama dua klub raksasa Prancis, AS Monaco dan Paris Saint-Germain.
Bersama dua klub itu, Weah menghabiskan tujuh musim. Di Monaco Weah yang berposisi sebagai striker mencetak 47 gol dari 103 laga, sementara di PSG, ia membuat 32 gol dari 103 laga.
Kehebatannya itu menarik minat klub papan atas Italia, AC Milan. Ia bergabung bersama Rossoneri pada 1995-2000.
Pada musim pertamanya bersama I Rossoneri, George Weah langsung mempersembahkan gelar scudetto di bawah asuhan Fabio Capello beserta dengan rekan duetnya Roberto Baggio dan Dejan Savicevic.
Kehebatan Weah di awal musim 1995-1996 bersama AC Milan serta penampilan impresifnya bersama Paris Saint-Germain pada musim sebelumnya akhirnya membuat ia dinobatkan sebagai peraih Ballon d'Or.
Sebagai seorang striker, George Weah bukan soal gol saja. Ia memiliki gaya olah bola tak biasa di masa tersebut dengan syle modern yang sering beroperasi di luar kotak penalti lawan.
Weah akan mendribel bola ke kotak penalti atau menembakkan bola. Weah memiliki akurasi tembakan yang sangat bagus dan kencang.
Dari Lapangan Hijau ke Kursi Presiden
Jika jadi satu-satunya pemain sepak bola Afrika yang menerima Ballon d'Or bagi banyak orang adalah hal luar biasa, maka George Weah telah melakukan hal yang lebih 'gila' lagi.
Sampai saat ini ia merupakan satu-satunya pesepak bola profesional yang akhirnya menjadi presiden. Ya, George Weah saat ini merupakan presiden dari negaranya, Liberia.
Ia berhasil memenangkan pemilu Liberia pada 2017 mengalahkan pesaingnya, Joseph Boakai. Saat itu Weah menggantikan posisi Ellen Johnson Sirleaf di kursi presiden.
George Weah muda memang dikenal sebagai sosok yang humanis. Hal itu terbukti dari penghargaan FIFA Fair Play Award pada 1996.
Pesepak bola yang juga pernah meraih FIFA World Player of The Year (1996) dan tiga kali pemain terbaik Afrika ini terkenal dalam memperjuangkan nasib negaranya yang kerap dilanda konflik.
Selama karir bermainnya, Weah yang pensiun pada tahun 2004 menjadi Duta Besar Niat Baik PBB (UN Goodwill Ambassador). Pada ESPY Awards 2004 di Kodak Theater, Los Angeles, Weah memenangkan Arthur Ashe Courage Award atas usaha kemanusiaannya.
Dia juga dinobatkan sebagai Duta Niat Baik UNICEF, peran yang telah ditangguhkan dalam karier politiknya setelah pensiun. Di luar lapangan sepak bola, ia menonjol sepanjang kariernya atas inisiatifnya untuk melawan rasisme dalam permainan.
Selain sudah sangat dikenal luas rakyat Liberia, sikap kemanusiaan Weah yang tinggi membuat Weah makin dicintai. Hal ini membawanya pada panggung politik.
Ia kini tergabung dalam Congress for Democratic Change sebuah partai setempat. Weah tinggal di Executive Mansion, yakni kediaman resmi untuk Presiden Liberia.
George Weah tercatat memiliki tiga orang anak dari istrinya, Clar Weah. Dua dari anaknya, yakni George Weah dan Timothy Weah meneruskan kariernya sebagai pesepak bola profesional dan bahkan bermain untuk Paris Saint-Germain.