Stok Pemain Liverpool Berkurang, Filosofi Skuat 'Irit' ala Klopp Jadi Tanda Tanya
INDOSPORT.COM - Klub Liga Inggris, Liverpool, dan pelatih mereka, Jurgen Klopp, belakangan ini harus berkutat dengan jumlah pemain yang semakin berkurang.
Mulai dari Virgil van Dijk dan sejumlah bek yang mengalami cedera, sampai Mohamed Salah yang terserang virus corona Covid-19 ketika bemain untuk Timnas Mesir.
Meski masih memiliki stok pemain yang cukup untuk âselamatâ, mau tidak mau Klopp harus berhadapan dengan tantangan meramu racikan yang pas. Tentunya, agar The Reds masih bisa bersaing kuat di papan atas klasemen Liga Inggris.
Hingga berita ini ditulis, Liverpool telah mengumpulkan 17 poin dari delapan pertandingan, dengan catatan lima kemenangan, dua hasil imbang, dan satu kekalahan.
Hasil yang mereka peroleh ini bisa dibilang cukup baik, jika menimbang kekuatan skuat yang tidak maksimal seperti biasanya. Hanya saja, melihat situasi sekarang, rasanya ada satu hal yang menggelitik untuk dibahas.
Adalah konsep atau filosofi seorang Jurgen Klopp tentang smaller squad yang pernah ia gaungkan beberapa waktu lalu. Pelatih asal Jerman tersebut mengungkapkan bagaimana dirinya lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitas.
Sejauh ini, Klopp memang kerap memberi kesempatan bagi para pemain akademi untuk tampil di pertandingan-pertandingan piala domestik seperti FA Cup dan Carabao Cup. Tentu hal tersebut ada alasannya.Â
Ia ingin memastikan bahwa para pemainnya tidak merasa terbuang atau tidak berguna hanya karena mereka tidak mendapatkan kesempatan bermain. Salah satu caranya adalah menghindari skuat yang terlalu âgendutâ.
âSolusinya bukan memiliki skuat besar untuk momen tertentu lalu Anda sadar bahwa tidak bisa menggunakan semuanya. Pemain hanya bisa memainkan sepak bola mereka ketika merasa dirinya dibutuhkan,â jelas Klopp, dikutip dari laman This is Anfield, Juli 2020.
Mungkin karena alasan itulah Liverpool sangat pasif bergerak di bursa transfer pemain. Ketika pelatih merasa tidak butuh banyak pemain, apa mau dikata?
Ya, Jurgen Klopp adalah pelatih yang tidak ingin menahan seorang pemain selama berbulan-bulan lalu tiba-tiba mengatakan tim membutuhkannya.
âKita tidak bisa terus menyimpan pemain di halaman belakang dan baru mengeluarkannya pada saat-saat tertentu. Ukuran skuat tidak penting bagi saya, yang penting kualitas,â tambahnya lagi.
Lalu, ketika kini Liverpool mulai ditinggal satu demi satu pemainnya karena cedera, masihkah Klopp bertahan dengan filosofinya ini?
1. Jurgen Klopp yang Ingin Tetap Berhemat
Beruntung, Liverpool untuk saat ini masih bisa bertahan di tengah badai cedera dan virus Covid-19 yang menyerang para pemainnya.
Jelang pertandingan lawan Leicester City, Klopp pun buka suara soal situasi yang tengah dialaminya di Liverpool, termasuk soal potensi berbelanja di bursa transfer Januari untuk menambal kekurangan pemain di sejumlah sektor.
Akan tetapi, lagi-lagi ia menggarisbawahi soal para pemain muda yang mungkin akan digunakannya sebagai solusi. Apakah ini tanda bahwa Klopp tetap teguh pada filosofi skuat kecilnya dan tidak ingin menambah amunisi?
“Jujur saya tidak tahu apa yang akan terjadi Januari nanti, tentu kami akan melihat pasar transfer. Tapi sekarang kami punya situasi seperti ini, tentu Anda tidak dapat membandingkannya,” ujarnya.
“Ketika saya pertama datang ke Borussia Dortmund, saya punya dua bek tengah yang berusia 19 dan 20 tahun dan kami terus bermain dengan mereka,” jelasnya.
Sekadar informasi, dua pemain yang dimaksud Klopp ini adalah Mats Hummels and Neven Subotic. Berkaca pada situasi ini, ada kemungkinan para pemain muda Liverpool akan tetap mendapat panggung di tengah absennya beberapa senior mereka.
“Sekarang setiap orang punya kesempatan. Semoga dalam waktu dekat kami punya lebih banyak gelandang yang bisa memainkan peran bertahan, karena ini adalah solusi yang bisa kami pikirkan saat ini,” jelasnya.
“Untuk sekarang kami baik-baik saja, seperti biasa, kami memainkan pemain-pemain yang kami punya dan saya sangat bahagia,” katanya lagi.
Pada kesempatan yang sama, Klopp juga mengaku bangga dengan perkembangan anak-anak asuhnya di sesi latihan. Menurutnya, mereka selalu menunjukkan keinginan untuk membuktikan diri dan hal itu adalah sinyal yang bagus.
Bagi sebagian pihak, keputusan maupun filosofi Klopp ini terdengar begitu meresahkan. Pasalnya, ia sangat kekeh memberdayakan pemain muda karena tidak ingin skuatnya terlalu gemuk.
Jelas ada orang-orang yang tidak cukup percaya dengan langkah yang diambil Klopp tersebut. Oleh karena itu, ini adalah tugas Liverpool untuk membuktikan diri kepada dunia bahwa mereka bisa tampil optimal dengan skuat yang mungkin dianggap ‘seadanya’.
Liverpool akan kembali berlaga di Liga Inggris pada Senin (23/11/20) dini hari WIB menghadapi Leicester City.