Samuel Okunowo, Eks Rekan Xavi yang Nasibnya Mengenaskan di Barcelona
INDOSPORT.COM - Samuel Gbenga Okunowo merupakan contoh nyata bahwa bermain di Barcelona tidak menjamin kesuksesan seorang pesepak bola.
Dunia si kulit bundar juga kejam dan sengit bagi mereka yang mengadu nasib di dalamnya. Ada yang sukses namun tidak sedikit pula yang gagal, tidak pandang bulu, bahkan sekelas putra atau saudara legenda sekali pun.
Samuel Okunowo, lahir di Ibadan, Nigeria, pada tanggal 1 Maret 1979, sepak bola sudah jadi makanannya sehari-hari sejak kecil. Kemampuan dan keahliannya pun telah tersohor ke seisi kampung.
Saat di bangku sekolah, bakatnya lalu tercium oleh Liberty Boys Club, sebuah klub sepak bola yang dikenal punya reputasi bagus. Ini pun jadi kesempatan besar bagi Okunowo untuk memamerkan skill sekaligus meniti karier sebagai profesional.
Ternyata, kemampuan Okunowo kemudian dikenali Exide Sparkers, yang bermain di kompetisi yang lebih tinggi. Namun klub yang menjadi pijakan pertama sang pemain di sepak bola adalah Shooting Stars, yang berlaga di liga sepak bola nasional Nigeria.
Pada usia 16 tahun, Okunowo mulai tampil konsisten, yang telah mengubahnya menjadi pemain yang luar biasa. Ia adalah pahlawan lokal dari Ibadan yang siap menggemparkan dunia.
Orang-orang mulai menonton pertandingannya dan dengan kondisi fisik yang prima, Okunowo remaja sangat jarang dilanda cedera.
Momen breakthrough Okunowo muncul ketika tawaran datang dari Timnas Nigeria U-20. Masa depan gemilang pun seolah berada di depan mata setelah Barcelona juga tertarik meminangnya.
Di sanalah, di Barcelona, ia bertemu Xavi Hernandez, pemain yang dihadapinya di ajang UEFA-CAF Meridian Cup 1997.
Perjalanan Samuel Okunowo di Barcelona B terbilang cukup mulus lantaran ia hanya butuh waktu singkat untuk meraih hati Louis van Gaal. Berkat pelatihnya tersebut, ia jadi tahu seperti apa sensasi bermain bersama Luis Figo, Rivaldo, and Luis Enrique.
1. Samuel Okunowo yang Makin Merana
Louis van Gaal memberi Samuel Okunowo kesempatan bermain di tim senior untuk musim 1997-1998. Barcelona pun membayar mahal sekitar 14 ribu poundsterling kepada Shooting Stars.
Okunowo melakukan debut pada awal musim berikutnya, yakni pada Agustus 1998, melawan Racing Santander. Ia bertahan selama 76 menit sebelum digantikan oleh Roger García.
Bermain tepat di belakang Phillip Cocu dan Luís Figo di sisi kanan, Okunowo tidak gentar dan tidak terintimidasi. Debut ini cukup bagus untuknya.
Meski demikian, pamor Okunowo mulai menurun seiring keputusan Louis van Gaal yang lebih memilih Michael Reizeger. Alhasil, ia dipinjamkan ke Benfica namun sayang tidak mendapat menit bermain yang cukup.
Van Gaal yang sebelumnya membuang pemainnya ini kemudian memanggilnya kembali usai Okunowo membela Nigeria Olympic pada tahun 2000, yang bermain untuk ajang Olimpiade di Sydney, Australia.
Akan tetapi, Okunowo gagal memanfaatkan kesempatanini, atau lebih tepatnya, dewi fortuna tidak berpihak padanya. Di tengah perjuangannya mendapat tempat di skuat Barcelona, ia justru mendapat cedera lutut parah hingga harus dioperasi.
Cedera inilah yang pada akhirnya membuatnya harus pergi sebagai pemain pinjaman lagi, kali ini ke klub sepak bola Spanyol bernama Badajoz, yang jelas dari segi kasta berada di bawah Blaugrana.
Kondisi fisik Okunowo yang terus-terusan tidak fit sepertinya membuat Barcelona kehilangan kesabaran. Raksasa LaLiga tersebut lalu melepas pemainnya itu secara permanen ke klub Yunani, Ionikos.
Okunowo kemudian mulai belajar bagaimana kerasnya persaingan di dunia sepak bola, apalagi di klub sekelas Barcelona yang dihuni banyak pemain bintang. Ketika ia sudah tidak mampu membuktikan diri, tamat sudah.
Setelahnya, Okunowo melanjutkan karier di sejumlah klub yang bagi sebagaian orang dianggap begitu antah-berantah. Bahkan, tidak jarang pula ia berstatus tanpa klub.
Ia tercatat pernah membela VB Sports Club (Maladewa); KF Tirana (Albania); Stal, Metalurh Donetsk (Ukraina); Dinamo Bucharest, dan Waltham Forest (Inggris). Untungnya sebelum pensiun, ia kembali ke Sunshine Stars yang berlaga di Liga Primer Nigeria.
Pada tahun 2012, Okunowo pulang ke kampung halamannya di Nigeria dan mendapati rumahnya terbakar hebat. Alhasil, ia pun kehilangan seluruh harta bendanya.
Jangankan harta, Okunowo harus rela seluruh trofi, medali, surat-surat dan segala benda yang dia peroleh selama kariernya di sepak bola musnah terbakar.