Diego Maradona, Jerat Kokain, dan Kemesraan dengan Mafia Napoli
INDOSPORT.COM – Dunia sepakbola sedang berduka cita. Salah satu bintang terbaiknya, Diego Armando Maradona baru saja meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020).
Beberapa tempat di Argentina, terutama di kediamannya yang terletak di Buenos Aires dikabarkan telah penuh oleh pelayat yang ingin memberikan penghormatan terakhir pada sosok ajaib tersebut.
Penghormatan tersebut kabarnya juga dilakukan di Napoli. Kota yang menyimpan banyak kisah mengenai Maradona. Terutama kisahnya di dunia gelap, kisah awal mula dirinya terjerat narkoba.
Maradona adalah Tuhan di Napoli. Dirinya berhasil mengantarkan 2 trofi Serie A Italia dan 1 trofi Liga Europa untuk klub dari Selatan Italia tersebut. Sebuah pencapaian di luar nalar yang bahkan belum bisa terulang hingga sekarang. Atas jasanya tersebut, Maradona oleh para masyarakat Napoli bahkan dipandang setara dengan sosok Paus di Vatikan.
Dirinya dianggap sebagai figur yang mampu membawa kebahagian bagi kaum papa yang kala itu menjadi pemandangan umum di sudut-sudut kota Napoli yang sarat konflik.
Kepindahannya dari Barcelona ke Napoli sendiri merupakan sebuah berkah sekaligus awal dari bencana untuk Maradona.
Pasalnya, banyak rumor yang mengatakan jika kepindahannya ke Napoli didalangi oleh Camorra atau yang oleh orang awam biasa dikenal sebagai mafia.
Kedekatannya dengan Mafia Napoli membawa Maradona pada kubangan pesta tak bertepi. Salah satu klan Mafia yang bernama Giuliano memberikan akses narkoba dan wanita yang tak terbatas baginya.
Dalam salah satu wawancara dengan stasiun TV Italia, Canale 5, Maradona mengakui jika dirinya nyaris selalu menghabiskan 4 hari dari hari Minggu sampai hari Rabu untuk berpesta narkoba dengan para wanita gratis yang diberikan oleh Klan Giuliano.
Hal yang terus berlanjut ia lakukan sampai akhirnya Maradona gagal menjalani tes urin dan menerima sanksi larangan bermain selama 15 bulan lamanya.
Kegagalan tes urin yang sekaligus merupakan kejatuhan karirnya di dunia sepakbola. Selepas dari Napoli, karirnya terjun bebas meskipun sempat berusaha bangkit bersama Sevilla, Newell’s Old Boys, dan Boca Juniors.