Kembalinya Jose Mourinho, Si Jenius Pragmatis Lapangan Hijau
INDOSPORT.COM - Permainan bertahan yang ditunjukkan Tottenham Hotspur kala menahan imbang Chelsea pada pekan ke-10 Liga Inggris seakan mengingatkan kita akan gaya pragmatis yang sempat begitu melekat pada Jose Mourinho .
Hasil kurang maksimal didapatkan tuan rumah Chelsea kala menjamu tamunya, Tottenham Hotspur, dalam laga Derbi London pada lanjutan pekan ke-10 Liga Inggris 2020-2021 di Stamford Bridge, Senin (30/11/20).
Pada laga yang bertepatan dengan 1000 hari kepemimpinan Roman Abramovich itu, The Blues diimbangi Spurs dengan skor 0-0. Yang lebih mengecewakan, skor ini tercipta setelah Chelsea gagal memanfaatkan keunggulan peluang yang ada.
Sebelum laga, banyak pihak menduga bahwa derbi ini akan berjalan menghibur disertai pertarungan taktik yang apik. Dugaan ini tak lepas dari catatan kedua tim di Liga Inggris sejauh ini. Chelsea dan Tottenham menjadi dua klub dengan pertahanan dan penyerangan yang apik.
Selisih 12 gol tersebut menjadi yang terbaik di Liga Inggris sejauh ini. Wajar jika dugaan Chelsea vs Tottenham akan berjalan menarik muncul.
Namun hal itu tidak berjalan sesuai ekspektasi. Laga Chelsea vs Tottenham berjalan monoton. Spurs di bawah Jose Mourinho terlihat mengedepankan hasil imbang, dan The Blues malah semakin frustasi.
Jalannya Laga
Chelsea asuhan Frank Lampard turun dengan formasi menyerang 4-3-3 dengan mengandalkan Hakim Ziyech, Tammy Abraham, dan Timo Werner di lini depan.
Sementara Tottenham Hotspur asuhan Jose Mourinho mengandalkan 4-2-3-1 dengan bertumpu pada Son Heung-min, Tanguy Ndombele, Steven Bergwijn, dan Harry Kane.
Setelah di babak pertama sempat terjadi jual beli serangan, Chelsea lama kelamaan memegang penuh kendali pertandingan.
Tak terlihatnya keinginan Tottenham untuk menang terpapar jelas di babak kedua. Pada 45 menit kedua, Spurs tak membuat satu peluang pun atau bahkan melepaskan sepakan. Bisa dibilang, Tottenham memeragakan taktik 'parkir bus' pada laga melawan Chelsea kemarin malam.
Sialnya bagi Chelsea, meski menguasai babak pertama dan kedua, mereka gagal memaksimalkan setiap peluang yang ada di depan mata, baik dari umpan silang Reece James dan Hakim Ziyech.
Apa yang ditunjukkan Tottenham Hotspur malam kemarin pun seakan kembali mengingatkan identitas Jose Mourinho sebagai pelatih jenius dalam taktik 'parkir bus'.
1. Gaya Pragmatis Mourinho
Sepak bola pragmatis ala Jose Mourinho sudah lama tak terlihat sejak ia melatih Real Madrid. Namun, gaya tersebut pernah begitu melekat saat ia membela Chelsea dan Inter Milan di masa lalu.
Permainan pragmatis Moruinho paling bisa dibilang paling sukses ketika ia membesut raksasa Serie A Italia, Inter Milan. Tampil tak diunggulkan di Liga Champions, Mourinho perlahan-lahan membawa Inter ke final sampai akhirnya meraih juara.
Semua itu diraih bukan dengan permainan dominan, melainkan taktik bertahan dan serangan balik. Bagi Jose Mourinho, permainan indah adalah nomor kesekian, karena hasil akhir adalah yang terpenting.
Inter yang diperkuat oleh bintang 'nanggung' seperti Diego Milito, Julio Cruz, serta pemain bintang senior seperti Wesley Sneijder, Esteban Cambiasso, Samuel Eto'o, sampai Javier Zanetti sukes mengalahkan Bayern Munchen di partai puncak.
Di laga tersebut, Inter menerapkan pertahanan yang rapat. Gaya asli Mourinho khas permainan defensif nan pragmatis yang kental dengan mengandalkan kemampuan individu sejumlah pemain.
Di Chelsea, ia juga tak melulu main dominan. Chelsea era Mourinho tak sedominan Man City atau pun Liverpool di masa sekarang. Mereka juga sering gagal menguasai permainan meskipun mendapatkan kemenangan di akhir laga.
Itulah sebabnya di tangan Mourinho, Chelsea hanya berjaya di Liga Inggris dan tak bisa benar-benar bersaing di Liga Champions. Setelah sempat melatih Real Madrid, gaya ini sebetulnya sempat keluar lagi ketika ia melatih Man United.
Akan tetapi, permainan pragmatis Mourinho seperti sudah terbaca dan gampang diantisipasi. The Special One pun dinilai harus lebih berinovatif karena sepak bola saat ini kental dengan strategi menyerang.
Apalagi di Liga Inggris di mana tiap tim dari posisi atas sampai bawah punya inisiatif untuk melakukan serangan dalam permainan terbuka. Yah, semoga keberuntungan Jose Mourinho dengan gaya pragmatis terus berlanjut tak hanya saat melawan Chelsea, tetapi juga tim Liga Inggris lain yang ia nilai sulit untuk dikalahkan.