Bambang Pamungkas, Pemain Asli Indonesia Pertama yang Berkarier di Liga Belanda
INDOSPORT.COM - Jagat sepak bola nasional belakangan sempat diramaikan dengan urusan transfer salah satu pemain muda kebanggaan Tanah Air yang bersinar di timnas Indonesia U-19 dan Garuda Select, Bagus Kahfi.
Drama tarik-ulur terjadi antara Barito Putera selaku klub empunya Bagus Kahfi dan FC Utrecht sebagai peminat, namun kini sudah beres. Striker berambut kribo itu dipastikan telah dilepas untuk bergabung ke Jong Utrecht pekan lalu, Rabu (2/12/20).
Kepastian ini membuat Bagus Kahfi meneruskan jejak sejumlah nama tenar langganan timnas Indonesia yang berkarier di Liga Belanda, khususnya FC Utrecht, seperti Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, dan Marc Klok.
Meski begitu, sebagian besar pemain Indonesia yang berkarier di Belanda berdarah campuran alias blasteran, bukan asli Nusantara seperti Bagus Kahfi.
Menilik dari catatan sejarah, jarang ada pesepak bola asli Indonesia yang menarik minat klub-klub Eredivisie Belanda seperti halnya Bagus Kahfi.Â
Uniknya, sosok pertama yang sukses berkarier di Liga Belanda justru memiliki keterkaitan erat dengan Bagus Kahfi. Siapa lagi kalau bukan idolanya, Bambang Pamungkas.
Sekadar mengingatkan, Bagus Kahfi secara terang-terangan mengaku amat mengidolakan Bambang Pamungkas. Tak mengherankan mengingat dirinya dan sang idola berasal dari daerah yang sama, Jawa Tengah.
Bagus Kahfi bahkan selalu memilih nomor punggung 20 dalam setiap tim yang ia bela. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa angka itu identik dengan Bambang Pamungkas.
Kembali ke lembaran sejarah, Bambang Pamungkas tercatat sebagai pemain asli Indonesia pertama yang direkrut dan berkarier di Liga Belanda. Ia diketahui membela klub Divisi III Negeri Kincir Angin, EHC Norad, pada 2000.
Legenda hidup sepak bola Indonesia yang akrab disapa Bepe ini merantau ke Belanda selama kurang lebih empat bulan sejak awal Agustus hingga Desember 2000 (minus sebulan mengikuti TC timnas Indonesia dan Piala Asia sepanjang Oktober).
"Saya dikontrak tiga bulan. Selepas itu akan ada evaluasi apakah saya siap bergabung atau tidak. Saya sendiri yakin bisa melewati probation (masa percobaan)," kata Bambang Pamungkas waktu itu seperti dilansir Tabloid BOLA edisi 1.027 (4 Agustus 2000).
Pinangan dari EHC Norad tak terlepas dari prestasi mengilap Bepe di Liga Indonesia. Menjalani debut profesional bersama Persija Jakarta edisi 1999-2000, dia langsung merengkuh gelar top skor (24 gol) plus mengantarkan tim ke semifinal sebelum ditekuk PSM Makassar.
Bepe, yang kala itu masih berusia 20 tahun, lantas berangkat ke Belanda dan bergabung dengan EHC Norad. Namun, ia sempat dirangkul oleh Roda JC Kerkrade B untuk bermain dalam laga uji coba melawan timnas Nigeria U-23.
Usut punya usut, manajemen EHC Norad ternyata berada di bawah Roda JC sehingga Bambang Pamungkas bisa langsung 'dipinjam' sementara hanya untuk pertandingan uji coba kontra Nigeria U-23, 25 Agustus 2000.
Di sisi lain, Nigeria U-23 yang disiapkan buat mentas di Olimpiade Sydney 2000 itu bermaterikan nama-nama tenar sekaliber Celestine Babayaro, Julius Aghahowa, dan Yakubu Ayegbeni.
"Kami keok 0-6. Saya diturunkan selama 45 menit di babak kedua. Nigeria menampilkan pemain-pemain terbaiknya, tapi minus Nwankwo Kanu, Jay Jay Okocha, dan Taribo West," cetus Bepe dikutip dari Tabloid BOLA edisi 1.034 (29 Agustus 2000).
Ada pun debut Bepe bersama EHC Norad terjadi pada 3 September 2000. Dia mentas dalam pertandingan Divisi III Liga Belanda kontra JVC, mencetak satu gol, dan membantu timnya meraih hasil imbang 3-3.
"Nggak masalah saya dipasang di posisi mana pun. Buktinya sewaktu main di gelandang saya juga bisa bikin gol," ujar Bambang Pamungkas sembari mengomentari perubahan peran yang sempat ia jalan selama pramusim di EHC Norad dikutip dari Tabloid BOLA edisi 1.036 (5 September 2000).
Secara keseluruhan, Bepe mampu menorehkan tujuh gol selama berseragam EHC Norad berdasarkan data di situs resmi miliknya. Dia pernah beberapa kali masuk pemberitaan surat kabar lokal Dagblad de Limburger, meski namanya kerap salah disebut, antara "Peng-Peng" dan "Bampang Pamugas".
Bepe memperkuat EHC Norad hingga pengujung 2000. Dia lantas kembali ke Indonesia dan membela klub lamanya, Persija Jakarta, karena kontraknya tidak diperpanjang.
Bepe barangkali kecewa karena kariernya di Eropa hanya seumur jagung. Padahal dia sempat dikabarkan menarik minat raksasa Belgia, Standard Liege.
Namun, kekecewaan Bambang Pamungkas langsung sirna tak lama kemudian lantaran berhasil mengantarkan Persija menjuarai Liga Indonesia 2001. Dia gantian mengalahkan PSM Makassar yang notabene bertanggung jawab atas tersingkirnya Macan Kemayoran dari semifinal edisi terdahulu.Â
Begitulah sepenggal kisah Bambang Pamungkas semasa berkarier di Liga Belanda. Sebuah tugas besar bagi Bagus Kahfi untuk sekadar menyamai, bahkan melampaui pencapaian sang idola.