Tak Perlu Main Cantik, Jose Mourinho Bawa Tottenham ke Jalan yang Benar
INDOSPORT.COM - Sukses mempertahankan puncak Liga Inggris dan jadi juara grup di Liga Europa tanpa perlu permainan yang 'Wah', Tottenham Hotspur mesti berterima kasih kepada sosok Jose Mourinho.
Hasil mengecewakan lagi-lagi didapatkan Arsenal kala melawat ke markas Tottenham Hotspur dalam laga Derby London Utara pada lanjutan pekan ke-11 Liga Inggris 2020-2021, di Tottenham Hotspur Stadium, Minggu (06/12/20) silam.
Pada laga tersebut, The Gunners digasak Spurs dengan skor 2-0. Yang lebih mengecewakan, skor ini tercipta setelah Arsenal gagal memanfaatkan keunggulan peluang yang ada.
Namun, bukan soal jumlah peluang Arsenal yang membuat Spurs terlihat 'beruntung', faktanya memang seperti itulah skenario yang diinginkan The Lilywhites.
Tottenham Hotspur di bawah pelatih Jose Mourinho dibawa melaju kencang musim ini baik itu di Liga Inggris maupun Liga Europa. Di Inggris, mereka memimpin puncak klasemen dengan 24 poin hasil 7 menang, 3 seri, dan 1 kalah.
Sementara di Liga Europa, Harry Kane dkk juga memastikan lolos sebagai juara grup J usai mencukur Royal Antwerp 3-0 di Tottenham Hotspur Stadium.
Meski perjalanan Spurs musim ini terlihat dominan, ternyata hal itu tak tercermin betul dari permainan mereka. Apalagi ketika bicara soal Liga Inggris.
Selain Arsenal, di pekan sebelumnya, klub London lain, Chelsea, juga sempat dibuat kewalahan untuk menundukkan Tottenham di meskipun tim asuhan Frank Lampard itu memegang penguasaan bola.
Adalah sosok pelatih Jose Mourinho yang bertanggung jawab terhadap efektivitas gaya bermain Spurs tersebut. Jose merupakan tipe pelatih yang pragmatis alias hanya mementingkan hasil akhir tanpa peduli seperti apa laga berjalan.
Coba tengok statistik melawan Arsenal. The Gunners tercatat memegang 70 persen penguasaan bola dengan perbandingan operan 632 untuk Arsenal dan 288 untuk Spurs. Mereka juga unggul lebih dari dua kali lipat dalam jumlah tembakan.
Namun pada akhirnya para pemain The Gunners hanya mengoper-oper bola dan berlari-lari tanpa ada hasil (gol). Sementara Spurs mampu mengonversi dua dari lima kesempatan tembakan yang ada menjadi gol masing-masing melalui Son Heung-min (13') dan Harry Kane (45').
1. Jose Mourinho Pelatih Sempurna untuk Spurs?
Musim lalu Jose Mourinho membuat kejutan ketika memutuskan menerima tawaran melatih Tottenham Hotspur. Publik agak kaget karena biasanya sang pelatih terlanjur melekat pada tim-tim dengan tradisi juara tinggi.
Bukan berarti Spurs jelek, tapi secara tradisi, mereka bukan tim bergelimang trofi di Tanah Inggris dan Eropa. Akan tetapi, keputusan The Special One lambat laun mulai masuk akal.
Setelah adaptasi yang agak kurang mulus musim lalu, pada musim ini Mourinho menemukan formula yang cocok untuk Spurs. Kabar baiknya, formula tersebut adalah sesuatu yang ia kuasai betul, yakni sepak bola pragmatis.
Sepak bola pragmatis ala Jose Mourinho sudah lama tak terlihat sejak ia melatih Real Madrid. Namun, gaya tersebut pernah begitu melekat saat ia membela Chelsea dan Inter Milan di masa lalu.
Permainan pragmatis Mourinho bisa dibilang paling sukses ketika ia membesut raksasa Serie A Italia, Inter Milan. Tampil tak diunggulkan di Liga Champions 2009-2010, Mourinho perlahan-lahan membawa Inter ke final sampai akhirnya meraih juara.
Perjuangan itu diraih bukan dengan permainan dominan atau cantik atau apa pun Anda menyebutnya, melainkan taktik bertahan (parkir bus) dan serangan balik. Bagi Jose Mourinho, permainan indah adalah nomor kesekian, karena hasil akhir adalah yang terpenting.
Inter yang diperkuat oleh bintang 'nanggung' seperti Diego Milito, Julio Cruz, serta pemain bintang senior seperti Wesley Sneijder, Esteban Cambiasso, Samuel Eto'o, sampai Javier Zanetti sukes mengalahkan Bayern Munchen di partai puncak.
Di laga tersebut, Inter menerapkan pertahanan yang rapat. Mourinho menerpakan gaya main defensif nan pragmatis yang kental dengan mengandalkan kemampuan individu sejumlah pemain.
Dan hal itu diterapkannya kembali di Tottenham Hotspur. Beruntung bagi Mourinho, Spurs memiliki pemain-pemain sempurna untuk menjalankan taktiknya tersebut.
Keberadaan trio Song Heung-min, Harry Kane, dan Gareth Bale sangat cocok dalam skema serangan balik milik Mourinho. Kedua sayap, yakni Son Heung-min dan Gareth Bale memiliki kecepatan dan kemampuan dribel di atas rata-rata
Sementara Harry Kane adalah finisher terbaik di Inggris dan mungkin juga Eropa. Hebatnya, Kane juga mampu membantu memberikan assist bagi Son Heung-Min.
Son Heung-min saat ini duduk sebagai top skorer klub dengan 10 gol sekaligus ada di posisi runner-up sementara liga di bawah Calvert-Lewin. Sementara Harry Kane ada di posisi kelima dengan 8 gol.
Sebagian besar gol milik Son Heung-min hadir lewat skema serangan balik dengan dribel cepat yang membuat pertahanan lawan kocar-kacir. Jangan lupakan pula peran Tanguy Ndombele di lini tengah.
Melihat apa yang telah dicapati Spurs sejauh ini, maka bolehlah kita meyakini bahwa Mourinho memang pelatih yang tepat untuk tim dari London Utara ini.
Jika Spurs bermimpi ingin menjuarai Liga Inggris musim ini, maka gaya main Mourinholah yang mereka butuhkan. Tak bisa dipungkiri, Liga Inggris dihuni oleh klub-klub dengan kemampuan kuat dan merata.
Di papan atas sendiri ada Liverpool dan Chelsea yang di atas kertas memiliki materi pemain lebih apik dari Spurs. Bahkan, duo Manchester juga sejatinya adalah tim solid yang bertabur bintang.
Jika melawan Arsenal yang tengah terpuruk saja Spurs harus bertahan, maka adalah sebuah pilihan terbaik bagi mereka untuk menerapkan taktik yang sama kala berjumpa lawan yang jauh lebih bagus lagi musim ini.
Bermain cantik bukan prioritas utama, Tottenham Hotspur telah dibawa Jose Mourinho ke jalan yang benar musim ini. Jika terus bisa mempertahankan performa, bukan mustahil mereka jadi kampiun Liga Inggris 2020-2021.