5 Laga yang Gambarkan Taktik 'Menjengkelkan' Jose Mourinho
INDOSPORT.COM – Jose Mourinho dikenal sebagai pelatih yang tak segan memainkan sepak bola negatif demi meraih hasil positif. Banyak taktik yang ia terapkan begitu membosankan kendati ia menukangi banyak pemain berkualitas dan juga tim besar.
Tentu pecinta sepak bola tak akan lupa dengan Chants ‘Boring, Boring Chelsea’. Chants ini dikeluarkan pendukung Arsenal kala timnya menjamu Chelsea yang ditukangi oleh Mourinho.
‘Boring, Boring Chelsea’ merupakan sindiran pendukung Arsenal melihat gaya negatif Mourinho dan Chelsea saat melawat ke Emirates Stadium. Meski mendapat sindiran keras, pria asal Portugal ini tetap acuh dan memainkan sepak bola versinya.
Mourinho secara tegas menyebut pilihannya bermain negatif tak lepas dari kenyataan bahwa dirinya ingin meraih hasil maksimal. Pandangan ini pernah ia tegaskan sejak 2014 silam kala menukangi Chelsea.
“Sepak bola penuh dengan filsuf. Orang yang lebih banyak paham ketimbang diriku. Luar boiasa tentunya. Tapi kenyataan adalah kenyataan. Tim yang tak bertahan tak punya banyak kesempatan untuk menang,” tutur Mourinho 2014 silam.
Tak salah memang ucapan Mourinho. Bagi tim yang ia tukangi, permainan pragmatisnya dianggap menghibur karena adanya hasil yang didapat. Namun bagi lawan yang menghadapi timnya, taktik yang diterapkan pelatih berjuluk ‘The Special One’ ini sangat menjengkelkan.
Tanyakan saja pada Pep Guardiola ataupun Mikel Arteta yang harus menerima timnya tumbang meski menguasai pertandingan hanya karena pola defensif dan serangan balik tim Mourinho.
Apa yang ditampilkan Jose Mourinho tentu bukanlah barang baru di jagat sepak bola. Banyak contoh permainan pragmatis yang ia terapkan sejak kariernya melatih. Berikut lima contoh laga yang gambarkan ciri khas taktiknya.
1. 1. Liverpool 0 â 2 Chelsea (Liga Inggris, 27 April 2014)
Pecinta sepak bola tentu ingat laga satu ini. Laga ini menjadi laga memalukan Steven Gerrard yang harus terpeleset dan momen di mana Liverpool kehilangan kesempatan meraih gelar Liga Inggris 2013/14.
Gerrard bukanlah pemeran utama di laga ini. Justru Jose Mourinho lah yang jadi pembeda karena di laga ini ia menunjukkan kepragmatisannya sehingga Chelsea meraih kemenangan dan Liverpool gagal meraih gelar.
Di laga ini, Chelsea hanya memiliki 27 persen penguasaan bola. Dan dua gol The Blues dibuat dari kesalahan dan serangan balik cepat.
“Pujian bagi Chelsea untuk permainan itu. Mereka duduk (bertahan) terlalu dalam. Mungkin ada dua bus yang terparkir,” tutur Brendan Rodgers, pelatih Liverpool kala itu.
2. Juventus 1 – 2 Manchester United (Liga Champions, 8 November 2018)
Sesaat sebelum dipecat dari jabatannya, Jose Mourinho menampilkan kecerdasannya dan membawa Manchester United mempecundangi Juventus yang saat itu tak terkalahkan di kandang selama 19 laga beruntun.
Di laga ini, Man United hanya mendapatkan 45 persen penguasaan bola dan membuat tiga tembakan ke gawang saja. Namun jumlah tersebut cukup untuk meraih tiga poin dan menghancurkan rekor kandang Juventus.
Tak ayal Mourinho mengeluarkan gestur pasca laga yang tentu masih diingat pecinta sepak bola, yakni berjalan ke lapangan dan menaruh telapak tangan ke kupingnya.
3. Bayern Munchen 0 – 2 Inter Milan (Liga Champions , 22 Mei 2010)
Pencapaian terbaik Jose Mourinho di sepak bola. Berkat tangan dinginnya, Inter Milan berhasil menumbangkan Bayern Munchen di final dan menjadi tim Italia pertama yang meraih Treble Winner.
Apa yang diraih Inter dan Mourinho tentunya tak lepas dari taktik kotor di mana La Beneamata hanya menguasai 32 persen penguasaan bola dan membiarkan Munchen mendominasi.
Namun, Inter lebih moncer dalam mengkonversi peluang. Dua gol Diego Milito cukup untuk membuat sejarah bagi Nerazzurri dan Mourinho.
4. Manchester United 1 – 1 FC Porto (Liga Champions, 10 Maret 2004)
Dari sinilah rivalitas Sir Alex Ferguson dan Jose Mourinho muncul di mana The Special One mampu mengangkangi pelatih legendaris tersebut dan berselebrasi dengan berlari di tepi lapangan Old Trafford.
Manchester United mampu unggul lebih dulu di laga ini. Namun pada masa Injury Time, Francisco Costinha mampu mencetak gol dan membuat agregat menjad 3-2 untuk FC Porto hingga menjadi kampiun Liga Champions 2003/04.
5. Chelsea 1 – 0 Manchester United (Liga Inggris, 18 April 2015)
Di laga ini, Jose Mourinho benar-benar mengedepankan hasil akhir agar Chelsea kian dekat dengan gelar juara Liga Inggris 2014/15.
Chelsea turun dengan kekuatan terbaik namun hanya mampu menguasai bola sebanyak 30 persen saja dan melepaskan dua tembakan ke gawang.
Aksi defensif ini pun berbuah hasil Clean Sheets dan kemenangan lewat gol tunggal Eden Hazard yang menempatkan bola di sela-sela kaki David De Gea.