4 Pemain Australia yang Pernah Membela Arema FC, Ada Putra Legenda Liga Indonesia
INDOSPORT.COM - Pemain asal Australia kini menjadi salah satu opsi bagi Arema FC dalam memenuhi slot pemain asing, setelah sukses mengamankan tanda tangan dua pemain asal Brasil.
Berposisi striker, sang pemain diharapkan menjadi pemberi garansi gol pada lanjutan Liga 1, Februari 2021. Rencana transfer itu mengingatkan publik kepada kiprah pemain asal Negeri Kanguru bersama Arema FC.
Namun, ada rasa trauma khusus yang dialami tim Singo Edan sejak Liga 1 2017 dan tak pernah merekrut lagi pemain Australia hingga kini. Berikut sejumlah pemain asing asal Australia yang sempat membela Arema FC.
1. Edemar Garcia
Pemain berpaspor Australia ini menjadi satu-satunya yang gagal total selama berkiprah di Arema. Midfielder berdarah Angola itu sebelumnya digadang-gadang sebagai penerus sang ayah, Vata Matanu Garcia, yang melegenda di sejumlah klub Liga Indonesia, terutama Gelora Dewata.
Berstatus sebagai pemain asing, Edemar justru gagal menembus tim utama Rahmad Darmawan saat lini tengah dihuni sejumlah anak muda seperti Egi Melgiansyah, Dedi Kusnandar, maupun I Gede Sukadana.
Pemain bernama lengkap Eguerreiro Vata Garcia Edemar ini lantas dicoret dengan hanya mencatat 4 caps dan tak pernah sekali pun bermain sebagai starter di kompetisi ISL 2013.
2. Gustavo Giron Marulanda
Kedatangan Gustavo Giron sebenarnya sebagai upaya Arema untuk menambah ketajaman di lini serang, selain Cristian Gonzales. Giron datang pada April 2016, setelah menjadi top skor dengan 22 golnya bersama Bayswater City, klub kontestan Liga 2 Wilayah Barat Australia.
Namun Milomir Seslija memberdayakan Giron secara intens di pos Winger. Selain sulit menggeser posisi sentral Cristian Gonzales, postur tubuh dan skill pemain berpaspor Kolombia-Australia itu lebih cocok sebagai penyerang sayap.
Sayang, ekspektasi klub kepada Giron tak terpenuhi karena dia hanya mencatat dua gol dan dua assist pada putaran pertama TSC 2016. Arema pun melegonya ke Persegres Gresik United pada putaran kedua, bersamaan dengan Srdan Lopicic (Montenegro) yang dicoret.
1. 3. Nick Kalmar
Nick Kalmar hadir sebagai pengisi slot pemain asing Asia yang ditinggalkan Gustavo Giron, pada putaran kedua TSC 2016. Tipikal permainannya cukup mantap sebagai penambal lubang di lini tengah, setelah Ahmad Bustomi dipinjamkan ke Madura United.
Eks pemain Melbourne City itu menjadi salah satu pengalir bola terbaik di lini tengah, bersama Raphael Maitimo, Hendro Siswanto hingga Fery Aman Saragih.
Sayang, karakternya terlampau stylist sebagai gelandang bertahan saat dipegang Milomir Seslija. Meskipun mengemas satu gol dan dua assist, kontraknya tak lagi diperpanjang saat tampuk kepelatihan berganti ke tangan Aji Santoso awal Liga 1 2017.
4. Brent Griffiths
Pemain inilah yang menghadirkan trauma bagi Arema FC terhadap pilar asing asal Australia. Karena sejak batalnya Brent Griffiths bergabung, tim Singo Edan enggan merekrut pemain Negeri Kanguru lagi.
Awalnya, dia diproyeksikan sebagai pengganti Jad Noureddine, bek Lebanon yang dicoret pasca paruh pertama Liga 1 2017. Namun, Brent Griffiths meminta standar tinggi dengan kesediaan langsung tanda tangan kontrak tanpa melalui tahap trial.
Arema FC pun menyanggupinya dengan klausul kontrak terhadap eks pemain Bayswater City tersebut. Masalah kemudian muncul, setelah klub asalnya tidak lolos verifikasi sesuai regulasi Liga 1.
Tapi karena terlanjur ada hitam di atas putih, Arema FC mesti membayar sejumlah kompensasi. Padahal, Brent Griffiths hanya sekali latihan saja pada 27 Juli, meski sudah hadir satu pekan di Malang.