Kevin De Bruyne yang Makin Mantapkan Diri sebagai Gelandang Terkomplet
INDOSPORT.COM - Gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne, semakin memantapkan diri sebagai gelandang paling komplet yang ada di Liga Inggris saat ini.
Serbabisa, mungkin predikat yang layak disandang pria asal Belgia ini. Ia adalah pemain yang akan mengatakan ‘ya’ ketika diminta pelatih melakukan peran A, B, atau C.
Kemampuannya yang lengkap sebagai gelandang pun sudah sering jadi sanjungan bayak orang. Tidak hanya lihai mengirim umpan-umpan apik bagi para penyerang, De Bruyne juga bisa mencetak gol atas namanya sendiri.
Tidak heran, bintang lapangan hijau yang satu ini menjadi salah satu bagian krusial skuat Manchester City memenangkan gelar Liga Inggris - sebelum takhta tersebut direbut oleh Liverpool musim lalu.
Musim ini, lagi-lagi De Bruyne membuat publik berdecak kagum dengan penampilannya saat melawan Chelsea, Minggu (03/01/21), lantaran bermain sebagai false nine.
Pep Guardiola memang sedang dipusingkan dengan beberapa pilar Manchester City yang terpaksa absen karena berbagai sebab, termasuk Gabriel Jesus yang baru saja dinyatakan positif Covid-19 dan masih harus mengisolasi diri.
Mereka memang punya Sergio Aguero namun sepertinya Guardiola masih enggan memainkan anak asuhnya tersebut karena alasan kebugaran. Alhasil, De Bruyne-lah yang menjadi ujung tombak meski peran ini sempat terasa janggal bagi sang pemain sendiri.
“Saya merasa sedikit aneh pada awalnya. Saya sudah melakukannya beberapa kali sepanjang karier saya, tapi pelatih yag menyuruhnya, jadi saya harus melakukan yang terbaik,” ucap Kevin De Bruyne selepas laga.
De Bruyne pun mengaku senang Manchester City pada akhirnya berhasil memenangkan pertandingan meski dengan absennya sejumlah pemain, apalagi ia juga turut menyumbang satu dari tiga gol kemenangan mereka di Stamford Bridge.
Dua gol The Citizens lainnya dicetak oleh Ilkay Gundogan dan Phil Foden, yang mengakhiri pertandingan dengan skor 3-1 untuk tim tamu.
Hasil kontra Chelsea ini membuat Manchester City memanjat naik ke peringkat lima besar klasemen sementara Liga Inggris, namun masih harus bersaing dengan Tottenham Hotspur dan Everton yang memiliki jumlah poin sama.
1. Tugas Kevin De Bruyne Musim Ini
Predikat gelandang komplet yang melekat pada diri Kevin De Bruyne pun semakin kental saja ketika pertandingan Chelsea vs Manchester City semalam, di mana ia bermain bersama Raheem Sterling dan Phil Foden.
Meskipun De Bruyne sendiri sempat merasa aneh dan janggal, pada kenyataannya ia berhasil melakukan tugasnya dengan baik. Apalagi, untuk kategori peran dan posisi yang tidak biasa dilakukan.
De Bruyne mampu menemukan tempat untuknya bergerak dan membuat keputusan yang apik dengan bola. Catatan ini sekaligus menambah kuat imejnya sebagai seorang pemain komplet yang sulit dicari duplikatnya.
Bahkan, penampilan apik De Bruyne saat melawan Chelsea pun menarik perhatian legenda Manchester United, Roy Keane.
“Dia menunjukkan bahwa dia benar-benar pemain tim. Dia mengatakan, beberapa hari lalu pelatih memintanya bermain di depan dan dia berkata ya. Itulah yang harus dilakukan pemain hebat,” ucap Keane, seperti dikutip dari laman Manchester Evening News.
Keane juga menyoroti bagaimana seorang Kevin De Bruyne, yang bahkan pernah mengklaim dirinya sendiri sebagai pemain komplet, ternyata sempat melempem juga pada awal musim 2020-2021. Ia terlihat tidak sekreatif biasanya.
Ya, awal hingga tengah musim 2020-2021 mungkin terasa cukup berat bagi pemain berusia 29 tahun tersebut. Dari 14 pertandingan sejauh ini, ia menorehkan delapan assist dan 34 umpan silang dengan presentase sukses 26 persen.
Ia pun baru mencatatkan tiga gol saja, dari total 49 tembakan yang mana 14 di antaranya on target. Sementara itu, akurasi tembakannya menyentuh angka 29 persen.
Akan tetapi, kompetisi Liga Inggris musim ini masih cukup panjang. Oleh karena itu, De Bruyne masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri seiring semakin membaiknya posisi Manchester City di klasemen.
De Bruyne pun punya tugas berat untuk mempertahankan predikat sebagai pemain komplet, yang bisa mengendalikan permainan, memberi umpan terbosan ke kotak penalti, menginspirasi rekan-rekannya, bahkan mencetak gol.