Dipermalukan Tim Divisi 3 Adalah Bukti Lambatnya Regenerasi Real Madrid
INDOSPORT.COM – Dipermalukan tim divisi 3 di ajang Copa del Rey tampaknya menjadi bukti jika regenerasi yang dilakukan Real Madrid sangat lambat.
Hasil memalukan baru saja menimpa Real Madrid usai tersingkir secara awal dari ajang Copa del Rey. Menjadi memalukan karena Real Madrid disingkirkan Alcoyano yang merupakan penghuni Segunda B atau divisi 3 Liga Spanyol.
Bertarung di markas Alcoyano, Real Madrid harus bertekuk lutut dari tim kemarin sore itu dengan skor 1-2. Padahal Real Madrid sesungguhnya sudah sempat unggul lebih dulu pada menit 45 melalui Eder Militao.
Namun sial bagi Real Madrid karena Alcoyano sukses menyamakan skor menjadi 1-1 setelah Ramon Lopez sukses menyundul bola masuk ke gawang Andriy Lunin. Pertandingan pun harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Di extra time, Real Madrid mendapat berkah setelah Ramon Lopez mendapat kartu kuning kedua sehingga harus terusir keluar lapangan. Namun, keunggulan jumlah pemain tak serta merta membuat Real Madrid diuntungkan.
Soalnya, justru Alcoyano yang dengan 10 pemain sukses membalikan keadaan menjadi 2-1 setelah Juanan mencetak gol kedua. Real Madrid pun harus tersingkir dengan cepat dari Copa del Rey dari tim divisi ketiga Spanyol.
Tentu menjadi pertanyaan besar, mengapa Real Madrid bisa disingkirkan oleh tim seperti Alcoyano. Beragam spekulasi pun bermunculan yang mana salah satunya adalah soal lambatnya regenerasi di tubuh Real Madrid.
Sehingga ketika beberapa pemain muda yang biasanya tampil sebagai cadangan diturunkan di laga penting, tak mampu memberikan yang terbaik karena minim jam terbang.
Tapi bagaimana sesungguhnya hubungan antara lambatnya regenerasi dan kekalahan memalukan Real Madrid kali ini dari tim divisi 3?
1. Minimnya Jam Terbang Para Pemain Muda
Baru-baru ini, harian Marca baru saja menyoroti kebiasaan pelatih Zinedine Zidane yang jarang memainkan para pemain muda dengan tujuan regenerasi. Dari 11 pemain yang paling banyak tampil musim ini, tercatat hanya ada 4 pemain yang usianya di bawah 27 tahun.
Mereka adalah Ferland Mendy, Marco Asensio, Federico Valverde dan Vinicius Junior. Sisanya, mayoritas merupakan pemain yang dipakai Zidane saat juara Liga Champions beberapa musim lalu.
Para pemain bintang yang sudah uzur seperti Luka Modric (35 tahun), Toni Kroos (31), dan Karim Benzema (33) masih saja dipakai sebagai pemain inti. Sebenarnya, sepanjang apa yang dicapai Real Madrid sesuai target, seharusnya itu tak jadi masalah.
Real Madrid masih bertahan di Liga Champions dan punya peluang untuk jadi juara LaLiga Spanyol. Tapi dampak jangka Panjang pasti akan terasa nanti begitu para pemain senior itu sudah tak bisa bermain lagi atau pensiun.
Sebenarnya kita juga perlu memberikan benefit of the doubt di mana Zidane sudah berhasil memasukan Ferland Mendy sebagai bek sayap inti menggantikan Marcelo. Belum lagi Federico Valverde yang juga mulai sering bermain di lini tengah tim.
Tapi tetap saja, itu sepertinya belum cukup, regenerasi di tubuh Real Madrid sudah berjalan tetapi Marca menyoroti masih terbilang lambat. Lebih lanjut sorotan tajam pun ditujukan bagaimana Real Madrid sebenarnya punya banyak pemain muda tapi malah disia-siakan.
Sebut saja Luka Jovic, Brahim Diaz dan Takefusa Kubo yang malah dipinjamkan oleh Real Madrid. Mundur lebih jauh, ada Theo Hernandez dan Achraf Hakimi yang sudah permanen meninggalkan Real Madrid.
Bahkan Martin Odegaard yang musim lalu tampil gemilang Bersama Real Sociedad pun jadi cadangan abadi di Real Madrid. Hal itu membuat Odegaard pun ingin hengkang lagi dari Real Madrid dari pada jadi cadangan abadi.
Kekalahan dari Alcoyano pun seolah membuka mata bahwa kesempatan yang didapatkan oleh para pemain muda Real Madrid sangat minim. Andriy Lunin, Victor Chust dan Alvaro Odiriozola yang diturunkan dalam laga melawan Alcoyano gagal memenuhi ekspektasi Zidane.
Padahal mereka sudah ditemani banyak pemain senior lainnya seperti Marcelo, hingga Casemiro, tapi sepertinya mentalitas para pemain muda itu tetap sulit diangkat. Sebenarnya tersingkir di Copa del Rey tidak masalah bagi Real Madrid karena masih ada ajang yang lebih bergengsi.
Hanya saja kekalahan itu jadi membuka mata kalau para pemain muda perlu diberi kesempatan lebih oleh Zidane. Jika tidak, Real Madrid bakal alami kesulitan dalam meregenerasi pemain bintangnya yang sudah melewati usia emas sebagai pesepakbola.