Ragam Cara yang Bisa Ditempuh Inter Milan Untuk Hindari Kebangkrutan
INDOSPORT.COM â Mengintip berbagai cara yang bisa ditempuh Inter Milan untuk menghindari krisis keuangan dan ancaman kebangkrutan di Liga Italia musim ini. Termasuk salah satunya meniru cara sang rival.
Inter Milan sendiri belakangan memang tengah diterpa isu finansial cukup pelik. Melansir dari laman Il Corriere dello Sport, disebutkan bahwa keuangan Inter Milan saat ini sedang dalam masa krisis.
Salah satu penyebabnya adalah pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020 silam, yang membuat pemasukan klub dari jumlah tiket terjual sangat menurun drastis.
Laman Tuttosport menjelaskan, bahwa Inter Milan di tahun 2020 kemarin telah menelan kerugian sebesar 100 juta euro (beberapa laporan bahkan menyebut total kerugian mencapai 150 juta euro).
Dengan angka kerugian yang besar tersebut, Inter Milan juga masih harus mengeluarkan banyak dana untuk membayar gaji para pemain serta cicilan pembelian Achraf Hakimi yang belum dibayar ke Real Madrid.
Bahkan saking seretnya keuangan, laman La Repubblica menyebut jika Inter baru bisa membayarkan gaji para para pemain bulan Juli dan Agustus 2020 kemarin, pada tanggal 16 Februari mendatang.
Inter Milan pun berpotensi kehilangan banyak modal, setelah dua pemegang saham utama mereka Suning Holdings Group dan LionRock Capital kemungkinan bakal pergi meninggalkan kota Milan.
Hal ini didasari atas kebijakan pemerintah China yang menyebut bahwa semua perusahaan asal Tingkong dilarang menempatkan logo atau identitas perusahaan pada klub sepak bola.
Dengan situasi pelik tersebut, tak heran jika kondisi Inter Milan saat ini tengah dipantau serius oleh federasi sepak bola Italia (FIGC), dan klub yang bermarkas di Giuseppe Meazza ini berpotensi besar untuk alami kebangkrutan.
Meski belum resmi gulung tikar, namun ancaman finansial Inter Milan kali ini benar-benar sangat mengkhawatirkan. Demi menghindari hal paling buruk termasuk kebangkrutan, manajemen La Beneamata mungkin bisa menggunakan beberapa cara berikut untuk menyelamatkan keuangan mereka.
Lantas apa sajakah alternatif tersebut? Berikut INDOSPORT coba merangkum serta menulisnya.
Melepas Seluruh Saham
Cara pertama adalah dengan menjual seluruh saham kepemilikan Inter Milan kepada investor baru. Hal ini merupakan opsi yang sangat wajar dilakukan oleh mayoritas klub di dunia.
Bahkan tampaknya manajemen Inter Milan sudah melakukan langkah awal untuk melakukan pergantian kepemilikan. Dilansir dari Sempre Inter, jurnalis Italia, Maurizio Pistocchi, menyebut bahwa perusahaan asal Inggris, BC Partners, sudah memberikan penawaran kepada pemilik Sunning, Zhang Jindong.Â
Pistocchi sendiri tidak merinci apakah BC Partners akan menjadi pemegang saham mayoritas atau minoritas. Hanya, pihak calon investor sudah menawari Sunning nominal yang tinggi.
1. Menjual Para Pemain Mahal
Andai manajemen Inter Milan gagal menjual saham mereka, ada cara lain bagi La Beneamata untuk tetap mempertahankan kondisi keuangan mereka tetap stabil.
Cara tersebut adalah menjual para pemain bintang mereka yang memang sempat dilirik banyak klub Eropa. Sebut saja Romelu Lukaku, Lautaro Martinez, bahkan dua pemain muda mereka Nicolo Barella dan Bastono yang sudah banyak ditawar.
Dilansir dari laman Transfermarkt, disebutkan jika market value keempat pemain Inter Milan tersebut sudah bisa melunasi hutang Inter Milan yang sebesar 100 juta euro.
Pemain termahal mereka, Romelu Lukaku, diketahui memiliki nilai jual sebesar 90 juta euro, sedangkan Lautaro Martinez cuma selisih dua puluh juta euro lebih murah ketimbang Lukaku.
Andai Inter Milan sukses menjual dua pemain tersebut, hampir bisa dipastikan jika La Beneamata akan terhindar dari kebangkrutan. Akan tetapi, hal tersebut bakal berdampak negatif buat performa Inter Milan, apalagi keempat pemain diatas merupakan pilar penting klub sepanjang musim ini.
Lakukan Pinjaman ke Pihak Ketiga
Jika gagal mencari investor baru dan tak mau menjual pemain bintang mereka, strategi terakhir Inter Milan untuk mendapatkan tambahan dana bisa diperoleh lewat jalan pinjaman.
Cara ini sempat dilakukan oleh sang rival mereka, AC Milan, di mana sang pemilik terdahulu Yonghong Li pernah meminjam dana besar hingga 303 juta euro dari perusahaan rentenir raksasa asal Amerika Serikat, Elliott Management.
Dana tersebut digunakan Yonghong Li untuk membeli AC Milan pada awal 2017 dari Berlusconi sebesar 740 juta euro. Meski pada akhirnya Yonghong Li gagal membayar pinjaman tersebut, namun setidaknya AC Milan bisa mendapat tambahan dana segar dan melanjutkan kompetisi.