Bagaimana Absennya Virgil van Dijk Pengaruhi Mandulnya Lini Serang Liverpool?
INDOSPORT.COM – Siapa sangka jika mandulnya lini serang Liverpool saat ini adalah imbas dari absennya Virgil van Dijk, apa hubungannya?
4 pertandingan sudah Liverpool mandul tidak mampu mencetak satu gol pun. Padahal sejak gol terakhir Liverpool yang dicetak Sadio Mane ke gawang West Brom, sudah ada lebih dari 70 kali percobaan tembakan yang dilakukan.
Akan tetapi tak ada satupun yang bisa berbuah menjadi gol sehingga membuat Liverpool pun kini terancam terlempar dari 4 besar. Sungguh ini adalah ironi jika melihat Liverpool sejatinya punya trio lini serang menakutkan di Eropa.
Trisula Mohamed Salah, Roberto Firmino dan Sadio Mane adalah salah satu tridente paling mengerikan di Eropa saat ini. Tapi menjadi ironi memiliki trio maut itu bukan jaminan Liverpool bisa lepas dari masalah mandul dalam 4 laga terakhir.
Banyak pengamat sepak bola di Inggris pun mencoba untuk menganalisis sebenarnya apa yang salah dengan lini serang Liverpool itu. Menariknya, dari analisis para pengamat yang kebanyakan adalah mantan pemain, didapatkan sebuah alasan.
Yaitu, adanya hubungan absennya Virgil van Dijk yang secara tidak langsung telah memengaruhi mandulnya lini serang Liverpool. Sebagai informasi, Virgil van Dijk sudah absen membela Liverpool sejak Oktober lalu.
Ketika itu, Van Dijk alami cedera parah setelah kakinya digunting oleh kiper Everton, Jordan Pickford. Menariknya dalam insiden itu, Pickford tidak diberikan kartu merah, padahal seperti yang kita tahu kemudian jika sang wasit akhirnya mengakui kesalahannya itu.
Kembali pada masalah Liverpool, tentu sedikit membingungkan ketika absennya Van Dijk ternyata berdampak pada mandulnya lini serang. Lantas, bagaimana hubungannya antara absennya Virgil van Dijk yang ternyata pengaruhi mandulnya lini serang Liverpool?
1. Rusaknya Keseimbangan Antarlini Liverpool
Jika mengacu pada komentar legenda Liverpool, John Barnes, tidak adanya Van Dijk sedikit merubah gaya main Liverpool. Sehingga itu berdampak pada kreatifitas dan mental para pemain Liverpool ketika bertanding.
“Ketika Anda terbiasa memainkan gaya tertentu dengan cara tertentu dengan tiga pemain lini tengah pekerja keras, Anda memiliki Van Dijk di belakang sehingga memungkinkan full-back untuk maju dengan keyakinan dan menjadi kreatif," kata Barnes kepada talkSPORT.
Perlu diketahui jika Liverpool selama ini memang bermain tanpa playmaker. Oleh karena itu secara tidak resmi, kreatifitas serangan Liverpool pun diserahkan pada duet bek sayap yaitu Alexander-Arnold dan Robertson.
Barnes melihat jika kedua bek sayap Liverpool itu tidak bisa dengan fokus membangun serangan tim karena khawatir terkena counter attack. Itu juga yang menjadi penyebab garis pertahanan Liverpool kini tak setinggi saat masih ada Van Dijk.
Sebenarnya Liverpool sudah memiliki Fabinho yang didapuk sebagai bek pengganti Van Dijk, ia terkadang ditemani Jordan Henderson karena Joel Matip sempat cedera. Tapi justru duet Fabinho dan Henderson dianggap sebagai kelemahan oleh legenda Manchester United, Garry Neville.
“Pemain lini tengah Liverpool yang paling kuat (Fabinho dan Henderson) bermain sebagai bek tengah. Tidak ada ritme yang sama dan kohesi yang mungkin menyebabkan masalah pada tiga striker Liverpool,” kata Neville.
Maksud Neville di sini, ketika Fabinho dan Henderson diduetkan, lini tengah Liverpool yang diisi oleh Wijnaldum, Thiago dan Shaqiri malah menjadi titik lemah. Soalnya tidak ada koordinasi baik untuk menciptakan ritme dan kohesi yang harmoni di antara 3 gelandang itu.
Thiago seperti rindu akan sosok Leon Goretzka yang terbiasa melindunginya, Wijnaldum tidak bisa bekerja sama dengan Shaqiri yang terlalu lama mengontrol bola. Oleh karena itu koneksi antara lini tengah dengan depan pun menjadi tidak mengalir seperti biasa.
Belum lagi, sentuhan dari Firmino, Mane dan Salah pun juga seperti hilang begitu saja. Sehingga ketika duet bek sayap dan lini tengah sudah mati-matian berkoordinasi mengkreasi sebuah peluang, ketiga striker utama Liverpool itu malah gagal mengeksekusi.
Kesimpulannya, wajar saja jika pelatih Jurgen Klopp dalam suatu wawancara mengaku bingung dengan masalah mandulnya lini serang. Soalnya seperti telah terjadi kerusakan keseimbangan antarlini Liverpool yang begitu kompleks dan rumit.
Berawal dari tidak adanya Van Dijk membuat duet bek sayap jadi kena mental sehingga ragu untuk maju dan akurasi umpan silang sangat buruk. Fabinho yang bertugas menjaga keseimbangan lini tengah dipaksa menjadi bek.
Hal itu membuat lini tengah jadi kehilangan harmonisasi karena kurangnya gelandang petarung seperti Fabinho. Kacaunya sirkulasi bola dari belakang dan tengah diperparah dengan finishing touch buruk para striker, jadilah lini serang Liverpool mandul sejadi-jadinya.