5 Alasan Manchester City Kembali Mengudara di Liga Inggris
INDOSPORT.COM – Pelan tapi pasti, Manchester City berhasil memuncaki klasemen sementara Liga Inggris musim 2020/21 usai tampil buruk dan terperosok di awal musim.
Jika ada kata yang paling tepat menggambarkan kebangkitan Man City, tentu kata tersebut adalah ‘bangkit’. Ya, The Citizens mulai kembali bangkit dan bahkan menjadi kandidat kuat peraih gelar Liga Inggris 2020/21.
Padahal di awal musim, Man City sempat terperosok. Karena jebloknya performa, The Citizens bahkan pernah duduk di peringkat ke-10.
Namun entah bagaimana, memasuki pertengahan musim, Man City mulai tampil apik dan konsisten meraih kemenangan.
Pep Guardiola mampu merombak skuatnya dan membawa Manchester City tak terkalahkan di 13 laga terakhirnya di Liga Inggris 2020/21.
Banyak resep yang membuat Man City bisa tampil moncer sejauh ini. Namun kemonceran ini sendiri tak lepas dari keputusan para staf kepelatihan dan perubahan taktik.
Di musim 2020/21, Man City tak jauh berbeda dengan tim-tim lainnya. Cedera, Covid-19, jadwal padat pun menimpa The Citizens. Sebut saja nama Sergio Aguero dan Kevin De Bruyne banyak absen dari starting line upnya.
Namun, mengapa Guardiola mampu menyulap tim pincangnya menjadi yang konsisten dan terbaik sejauh ini di Liga Inggris 2020/21 hingga pekan ke-23?
Berikut beberapa alasan yang INDOSPORT rangkum dari kebangkitan Manchester City hingga pertengahan musim Liga Inggris 2020/21.
1. Hadirnya Ruben Dias
Sebelum Ruben Dias datang, Manchester City menelan kekalahan memalukan yakni 2-5 dari Leicester City. Problema terlihat jelas di lini belakang yang tak terorganisir. Hal ini menandakan Pep Guardiola belum menemukan pengganti Vincent Kompany.
Namun, Ruben Dias datang setelahnya dengan mahar fantastis. Pembeliannya sempat dikritik. Tetapi, kritikan tersebut langsung hilang seiring kian solidnya lini pertahanan Man City.
Penampilan Dias juga terbilang berpengaruh ke lini pertahanan di mana ia menjadi pemain Man City yang paling banyak melakukan sapuan (34 kali), memenangi duel udara (57 kali), dan intersep (32 kali).
Efek kedatangannya pun membuat Guardiola tak pernah mau mencadangkannya karena Dias merupakan pemain yang bisa membuat pemain lain tampil apik.
“Dia tak hanya pemain bagus. Dia membuat pemain lain bermain bagus. 90 menit ia berbicara di lapangan, 90 menit ia mengatur pemain, 90 menit ia berkomunikasi dengan pemain lain.
“Saat itu terlihat, sangat sulit bagi saya mencadangkannya (Dias),” tutur Guardiola.
1. 2. Perubahan Taktik di Lini Tengah
Datangnya pemain berkarakter seperti Dias membuat Pep Guardiola membuat taktik berbeda . Biasanya, Guardiola memainkan dua gelandang pivot seperti Rodri dan Fernandinho untuk mengcover lini belakang.
Dua gelandang pivot ini akan dibantu oleh winger di kanan dan kiri saat menghadapi serangan balik. Hadirnya Dias, membuat skema ini diubah.
Malahan Guardiola memainkan Ilkay Gundogan sebagai salah satu gelandang pivot. Tugasnya bukan untuk bertahan, melainkan menjadi gelandang box-to-box.
Gundogan seperti menjadifigur penting di balik kebangkitan Man City. Bahkan, torehan golnya sebagai gelandang box-to-box terbilang tak masuk akal. Dalam 10 laga Liga Inggris terakhirnya, ia melesakkan tujuh gol.
Guardiola pun percaya dengan kemampuan Dias dalam mengurus pertahanan sehingga mampu merubah taktik di lini tengah untuk sedikit menyerang. Tak salah jika kini barisan tengah Man City terbilang tajam.
3. Phil Foden
Siapa sangka jika Phil Foden menjadi salah satu kunci kebangkitan Man City. Perubahan taktik Guardiola dalam menyerang nyatanya membutuhkan pemain seperti Foden.
Cederanya para pemain pilar membuat Guardiola harus bongkar pasang pemain. Dan Foden mendapat berkah karena di saat tak ada penyerang, Raheem Sterling bertindak sebagai penyerang dan Foden harus mengisi posisi sayap.
Guardiola yang paham akan potensi wonderkidnya membuat perubahan di mana wingernya berubah menjadi Inverted Winger yang menguasai sisi lapangan dan memberi ruang untuk Gundogan serta winger lainnya masuk ke sepertiga lapangan.
Kemampuan dribelnya cukup mumpuni untuk menjadi seorang Inverted Winger. Selain itu, dari segi playmaking, ia mampu membuat banyak peluang dengan 18 peluang di tiap 3.2 laga.
4. Joao Cancelo
Joao Cancelo menjadi salah satu pemain yang melengkapi perubahan permainan Man City. Ia bahkan menjadi andalan Guardiola untuk menyisir sayap dan membuat peluang dari lebar lapangan.
Dibanding para bek sayap sebelumnya, Cancelo menjadi pemain paling vital di skema anyar Guardiola. Ia mampu menjadi kreator dan juga solid dalam bertahan.
Cancelo tercatat sebagai pemain ketiga Man City dalam statistik bertahan dan menyerang. Dalam bertahan, ia melakukan intersep sebanyak 24 kali disertai merebut bola sebanyak 88 kali.
Kehadirannya dalam bertahan membuat tim yang mengawali serangan dari sisi lapangan mati kutu.
Selain itu, Cancelo juga apik dalam menyerang di mana ia melepaskan 1108 operan, 31 kali membuat peluang, dan melakukan 49 dribel.
5. Juanma Lilo
Juanma Lilo bukanlah orang yang cukup disebut dalam kebangkitan Man City. Namun kehadirannya menggantikan Mikel Arteta sebagai asisten banyak membantu Guardiola.
Lilo adalah mantan pelatih Real Oviedo dan bertemu Guardiola pada 1996. Keduanya berteman sejak saat itu.
Bahkan Guardiola rela bermain di Meksiko bersama Dorados de Sinaloa demi bermain di bawah arahan Lilo.
Disebutkan, Lilo menjadi sosok berpengaruh kedua setelah Johan Cruyff dalam taktik Guardiola. Kedatangannya pun memberi warna dalam skema Man City baik dalam bertahan dan menyerang.