Terjungkal, Benarkah Liverpool Juara yang Buruk seperti Kata Roy Keane?
INDOSPORT.COM - Liverpool baru saja dikalahkan Manchester City di ajang Liga Inggris yang digelar pada hari Minggu (07/02/21) malam WIB. Tidak tanggung-tanggung, The Reds kalah 1-4 di kandang mereka sendiri, Anfield.
Dengan ini, Manchester City berhasil memutus catatan negatif mereka di tempat yang konon angker tersebut. Setelah 18 tahun, The Citizens berhasil meraih kemenangan dan melepaskan kutukannya.
Adapun empat gol yang tercipta dari tim tamu berasal dari Raheem Sterling, Phil Foden, dan brace Ilkay Gundogan. Sementara itu, tuan rumah hanya mendapat satu hiburan kecil dari titik penalti lewat Mohamed Salah.
Dari pertandingan Liverpool vs Manchester City ini, posisi di klasemen sementara Liga Inggris 2020-2021 belum banyak mengalami perubahan. Hanya saja, The Citizens berhasil memperlebar jarak mereka dengan Manchester United yang ada di peringkat dua
The Reds sendiri masih berada di peringkat empat namun ditempel ketat oleh Chelsea dan West Ham United di bawahnya. Hasil ini tentu membuat Jurgen Klopp harus kembali kecewa usai timnya kalah dari Brighton tempo hari.
Bagaimana tidak? Mereka secara otomatis telah membuang enam poin berharga yang seharusnya bisa membantu mendongkrak posisi di klasemen. Selain itu, sebagai imbasnya, reputasi sebagai juara musim lalu kini jadi taruhan.
Salah satu kritik yang terlontar dengan begitu pedasnya datang dari mulut mantan pemain Manchester United, Roy Keane. Ya, sisi frontal pria yang satu ini rasa-rasanya memang tidak perlu diragukan lagi.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ia menyebut Liverpool adalah bad champions alias juara yang buruk. Seperti diketahui, mereka telah meraih beberapa titel dalam kurun waktu dua tahun terakhir, yang mana salah satunya adalah Liga Inggris.
1. Menanti Nasib Liverpool
Di mata Roy Keane, Liverpool kini justru nampak sebagai juara yang buruk. Menurutnya, The Reds masih terlena dengan keberhasilannya, yang berpengaruh pada hasrat mereka mempertahankan apa yang sudah diraih.
“Di pikiran saya, jika Anda memenangkan liga, tantangan selanjutnya selalu begini ‘Apakah kita bisa meraihnya lagi?’ dan saya tidak melihat itu pada mereka,” ucap Roy Keane kepada Sky Sports.
“Dari hasil wawancara, mereka berkata ya baiklah kita sudah menanti 30 tahun, mari kita nikmati. Saya tidak pernah mendengar pemain berkata ‘kami ingin melakukannya lagi’ dan sekarang mereka berbicara soal empat besar,” tambahnya.
Apa yang sedang menimpa Liverpool kali ini sejatinya adalah cobaan berat yang memang harus dilewati para juara. Ketika meraih sesuatu itu sulit, mempertahankannya bakal lebih sulit lagi karena banyak mata yang memandang.
Seperti kata Sir Alex Ferguson, musim setelah meraih gelar juara adalah yang tersulit dan Liverpool sedang mengalaminya saat ini.
Berdasarkan catatan sepuluh musim terakhir, hanya ada satu klub yang berhasil mempertahankan gelarnya yakni Manchester City pada 2017-2018 dan 2018-2019. Selebihnya, para peserta Liga Inggris secara bergantian menjadi juara.
Omongan Keane tentu layak dijadikan masukan bagi Jurgen Klopp untuk memperbaiki performa timnya, namun untuk menyebut Liverpool adalah juara yang buruk, semuanya baru akan terjawab berdasarkan hasil akhirnya nanti.
Dengan 40 poin, posisi Liverpool saat ini bisa dibilang lebih dekat ke peringkat sepuluh yang dihuni oleh Arsenal (31 poin), ketimbang sang pemuncak, Manchester City (50 poin). Di sinilah tantangan berat itu dimulai.
Keterpurukan setelah memenangkan gelar bisa terjadi pada siapa saja. Salah satu contohnya mungkin Chelsea, yang menjadi juara Liga Inggris pada 2014-2015 namun justru keok saat musim berikutnya.
Bahkan, mereka sampai terlempar jauh ke peringkat sepuluh klasemen akhir, tapi untungnya pada 2016-2017 The Blues bisa bangkit dan unggul 49 poin dari juara 2015-2016, Leicester City, yang gantian terjerembab ke peringkat 12.
Oleh karena itu, Liverpool masih punya cukup waktu untuk memperbaiki posisinya sekarang, sambil berdoa tim-tim di atasnya terpeleset dan membuang-buang poin percuma.