Zinedine Zidane yang Keras Kepala
INDOSPORT.COM - Zinedine Zidane masih menanggapi santai soal kabar pemecatannya dari Real Madrid, sementara di waktu bersamaan skuad asuhannya makin tenggelam di LaLiga Spanyol.
Karier pelatih Zinedine Zidane di ujung tanduk gara-gara hasil tak maksimal yang diraih Real Madrid pada musim 2020-2021 ini. Kabar pemecatan Zidane pun terus menghiasi surat kabar.
Zinedine Zidane langsung menggebrak ketika ditunjuk menjadi pelatih kepala Real Madrid pada 2016. Pada periode pertamanya, juru taktik berkepala plontos itu langsung mempersembahkan sembilan trofi, termasuk di antaranya tiga gelar Liga Champions yang diraih secara beruntun.
Setelah periode yang sukses, pada 2018 Zidane putuskan undur diri bertepatan dengan perginya Cristiano Ronaldo ke Juventus. Namun, hanya berselang setahun, mantan playmaker top dunia ini dipanggil lagi untuk menggantikan Julen Lopetegui dan Santiago Solari yang gagal.
Di musim pertama pada periode keduanya melatih Madrid, Zidane menemui sejumlah kesulitan. Meski begitu, gelar LaLiga Spanyol dan Supercopa de Espana berhasil diamankannya.
Sayangnya, peningkatan performa tak terjadi di musim kedua pada periode melatih Madrid. Los Blancos terlihat makin lemah dan meragukan.
Saat ini skuad asuhan Zidane tertinggal poin lumayan jauh dari pimpinan klasemen LaLiga Spanyol, Atletico Madrid. Di Liga Champions, mereka harus tampil tertatih-tatih. Sementara di ajang Copa del Rey, Madrid disingkirkan tim kasta ketiga.
Meski begitu, Zinedine Zidane masih menanggapi hal ini dengan cukup santai. Ia dengan yakin masih ingin berada di kursi kepelatihan Real Madrid.
“Kenapa saya harus pergi? Sebabnya adalah, saya melakukan apa yang saya suka. Ada momen-momen rumit, tapi kami (Real Madrid) akan terus berjuang,” ujar Zidane.
1. Zinedine Zidane yang Keras Kepala
Anggapan bahwa Zidane hanya beruntung memiliki seorang Cristiano Ronaldo dalam periode pertama kepelatihan sepertinya ada betulnya. Selepas kepergian CR7, performa Real Madrid seperti terjun bebas.
Boro-boro menjuarai Liga Champions, untuk lolos dari fase grup saja mereka kesulitan. Angka produktivitas mereka juga menurun cukup mencolok dibanding era Ronaldo dulu.
Bagi sebagian pihak, keputusan Zinedine Zidane untuk tetap bertahan tergolong keras kepala. Sebab, Zidane sendiri seperti tidak sadar dirinya telah memunculkan sejumlah masalah di tim Real Madrid.
Salah satu alasan mengapa Zidane begitu sering menjadi sorotan adalah keputusannya untuk mencampakkan sejumlah bintang di Real Madrid.
Seperti diketahui, sejak menjuarai Liga Champions ke-13, Presiden Florentino Perez telah berbelanja 13 pemain anyar dengan total nilai tak kurang dari 558 juta euro yang mana sebanyak 315 juta habis di era Zidane.
Saat itu sejumlah bintang hadir di Santiago Bernabeu seperti Eden Hazard, Thibaut Courtois, Luka Jovic, Eder Militao, sampai Brahim Diaz. Namun, hanya Thibaut Courtois saja yang menjadi andalan Madrid.
Sisahnya, pemain seperti Eden Hazard hanya jadi penghangat bangku cadangan. Sementara bintang lainnya seperti Luka Jovic dan Brahim Diaz harus dipinjamkan ke klub lain dan ironisnya tampil bersinar.
Periode kedua kepelatihan Zidane dipenuhi masalah. Salah satunya adalah situasi ruang ganti.
Sejumlah media melaporkan Zinedine Zidane memiliki relasi yang buruk dengan sejumlah pemainnya. Kabarnya, Zidane tak lagi bicara dan mengambil jarak dengan pemain-pemain terbuang seperti Martin Odegaard, Luka Jovic, sampai Eder Militao.
Situasi ini sebelumnya pernah menimpa pemain-pemain bintang terlupakan Real Madrid seperti Gareth Bale dan James Rodriguez. Kedua bintang itu sendiri akhirnya memilih pindah ke Liga Inggris.
Salah satu hal yang membuat Zidane terasa menyebalkan bagi sebagian fans Madrid adalah ketidakmauannya mengakui kelemahan-kelemahan Real Madrid.
Zidane sangat jarang mengakui timnya bermain buruk, walau demikian faktanya. Teranyar, Zidane tak mengakui kekalahan atas Athletic Bilbao di Supercopa de Espana.
"Ini bukanlah sebuah kegagalan. Gagal kalau tidak mencoba, tidak mencoba segalanya di lapangan. Hidup seperti itu, Anda tak bisa selalu menang," kata Zidane bersilat lidah.
Zidane juga baru-baru ini mengklaim dirinya mendaptakan dukungan penuh dari pihak klub. “Kami berada di perahu yang sama dan saya merasa didukung oleh klub. Mereka mungkin berpikir saya mengatakannya karena saya harus mengatakannya, tetapi saya melakukannya." katanya
Jika terus seperti ini, jangan harap ada perbaikan signifikan di tim Real Madrid. Fans sudah sama-sama mengetahui sejauh apa kabalitas Zidane. Dengan fakta raksasa LaLiga Spanyol itu tidak belanja pemain di dua bursa transfer terakhir, situasi di sekitar Zidane pun terasa lebih sulit saat ini.