Akui Saja, Donny van de Beek Memang Tak Cocok di Manchester United
INDOSPORT.COM – Jadi starter saat Manchester United hadapi West Ham di Piala FA, Donny van de Beek tampil mengecewakan. Ia dinilai memang tak cocok bermain untuk MU.
Donny van de Beek menjadi salah satu topik panas di bursa transfer musim panas lalu. Ketika itu, pemain Belanda itu diketahui menjadi rebutan sejumlah klub Eropa seperti Manchester United dan Real Madrid serta Barcelona.
Namun, pada September 2020, van de Beek resmi bergabung dengan Setan Merah. Ia diboyong dengan banderol 45 juta pound (Rp870 miliar) dan diikat kontrak 5 tahun oleh raksasa Liga Inggris itu.
Digadang menjadi andalan di lini tengah, karier Donny van de Beek di Old Trafford justru tersendat. Hingga kini ia baru tampil 25 kali di semua kompetisi dengan hanya 11 kali menjadi starter.
Penampilannya saat diturunkan pun kerap terbilang pas-pasan. Contoh terbaru dapat dilihat di laga babak kelima Piala FA, Rabu (10/02/21) dini hari tadi.
Diturunkan sebagai starter di posisi gelandang serang, pemain 23 tahun itu tampil pas-pasan. Ia dinilai bersikap pasif di atas lapangan, dan lebih kerap memberi umpan ke samping atau belakang alih-alih ke depan.
Ia pun digantikan Bruno Fernandes di menit ke-73 dan terlihat memasang wajah murung saat melangkah ke luar lapangan.
Memang Tak Cocok dengan Pola Manchester United
Salah satu hal yang dianggap menjadi penyebab buruknya penampilan van de Beek bersama MU adalah ia memang tak cocok dengan pola permainan Setan Merah.
Sang gelandang muda dinilai lebih cocok berada di klub yang lebih banyak melakukan passing dan penguasaan bola. Masalahnya, musim ini MU lebih mengandalkan pola permainan yang cepat dan direct.
Di laga Piala FA melawan West Ham, ia mencoba melakukan pertukaran umpan-umpan pendek, namun para pemain MU lainnya justru jarang mengembalikan bola lagi kepadanya.
Situasi ini pun mendapat sorotan dari eks pemain MU, Mark Hughes, yang menilai sang gelandang tak dipercaya rekan-rekannya. "Sepertinya pemain United belum percaya untuk memberikan umpan kepadanya," kata Mark Hughes kepada talkSPORT.
Di sisi lain, salah satu hal lagi yang dinilai menjadi buruknya penampilan Donny van de Beek adalah besarnya tekanan yang ia terima. Rangkaian penampilan buruk membuat ia tertekan untuk tampil baik saat diberi kesempatan berlaga.
Akibatnya, alih-alih bermain dengan rileks dan menunjukkan gaya bermainnya sendiri, ia justru terlihat ketakutan.
“Raut wajahnya yang baru saja saya lihat sudah menunjukkan cara bermainnya saat ini, yakni dengan ketakutan dan minimnya ritme bermain,” ungkap mantan bintang Tottenham dan Newcastle, Jermaine Jenas.
“Itu bukan salahnya. Tapi ketika Anda bermain dalam sistem yang tidak cocok, atau Anda berpikir Anda tak boleh membuat kesalahan di luar sana, maka Anda tidak bisa menunjukkan diri Anda yang sesungguhnya.”
“Jangan berpikir van de Beek bisa melakukan apa yang dilakukan Bruno Fernandes. Dia pemain yang punya tipe berbeda. Saya rasa dia masih mencari jati diri yang tepat untuknya di Manchester United. United saat ini punya keinginan yang berbeda, dan itu jadi masalah,” pungkas Jenas.
Sejauh ini, penampilan terbaik Donny van de Beek memang ditunjukkan bersama Ajax, tepatnya pada musim 2018/2019. Ketika itu, ia mencetak 17 gol dan 13 assist dari 57 pertandingan.
Namun, saat itu Ajax memang memainkan pola yang sesuai dengan sang gelandang, yakni bermain menyerang dan penguasaan bola yang tinggi. Ajax tampil memukau dengan menjuarai Eredivisie dan melaju ke semifinal Liga Champions, menyingkirkan Juventus dan Real Madrid di babak gugur.
Dengan situasi ini, peluang terbaik bagi Manchester United untuk melihat performa terbaik Donny van de Beek adalah dengan mengubah sistem permainan mereka. Atau, mereka bisa mencoba memberi waktu lebih banyak bagi sang bintang untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri lebih baik lagi dengan kebutuhan tim,