PSIS Enggan Tanggapi Tawaran Peminjaman Pemain yang Belum Resmi
INDOSPORT.COM – Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang A.S. Sukawijaya mengaku pemainnya banyak yang diminati oleh klub luar negeri melalui beberapa agen.
Pria yang kerap disapa Yoyok Sukawi ini juga mengungkapkan bahwa para agen telah menghubunginya secara personal untuk mencoba menawarkan peminjaman pemain Laskar Mahesa Jenar ke luar negeri.
Namun, Yoyok Sukawi menerangkan bahwa pihak manajemen PSIS tak akan menanggapi kalau belum ada surat secara resmi dari klub yang menginginkan pemainnya.
“Kalau penjajakan banyak. Beberapa agen dari luar negeri juga sudah komunikasi. Tetapi, masih secara personal. Belum resmi. Kalau belum resmi kami juga enggan menanggapi,” kata Yoyok Sukawi mengenai kemungkinan ada pemainnya yang kembali dipinjam klub luar negeri, pada Kamis (11/02/21).
“Mereka (agen) itu bilang kalau tertarik membawa pemain PSIS ke luar di tengah vakumnya kompetisi Liga 1,” lanjut pria yang juga anggota Exco PSSI ini.
Menurut Yoyok Sukawi, klubnya akan mengambil tindakan dan berkomunikasi dengan tim pelatih apabila klub luar negeri dan agen tersebut serius serta mengirim surat secara profesional.
“Sebenarnya kami terbuka. Mau asing mau lokal, kalau klub luar ingin pinjam monggo. Toh, ini juga buat kebaikan pemain itu sendiri yang butuh tambahan pemasukan. Kami tak akan menghalang-halangi,” ujar Yoyok Sukawi.
Sebelumnya, dua pemain PSIS Semarang telah pasti dipinjamkan ke klub luar negeri yaitu Abanda Rahman yang dipinjam Lalenok United (Timor Leste) dan Flavio Beck Jr yang dipinjam NK Solin (Kroasia).
Kedua klub tersebut telah sepakat dengan PSIS terkait klausul peminjaman yang salah satunya mengatakan bahwa kedua pemain tersebut akan kembali ke Semarang apabila Laskar Mahesa Jenar kembali menggelar latihan setelah Liga 1 dinyatakan akan bergulir.
Sampai saat ini, kabar terkait bergulirnya Liga 1 juga masih abu-abu karena Kepolisian Republik Indonesia sebagai otoritas keamanan di Tanah Air belum mengeluarkan izin. Hal ini menyebabkan PSIS enggan untuk menggelar latihan secara resmi karena merasa berat secara operasional.