Gagal di Piala FA, 3 Jalan Keluar Jose Mourinho untuk Selamatkan Diri dari Dipecat Tottenham
INDOSPORT.COM – Tottenham Hotspur terancam kembali puasa gelar usai kandas di Piala FA. Berikut 3 jalan keluar yang dimiliki Jose Mourinho agar terhindar dari pemecatan.
Memasuki musim kedua membesut Tottenham Hotspur sejak menggantikan Mauricio Pochettino pada November 2019 lalu, peluang Jose Mourinho membawa The Lilywhites meraih gelar semakin tipis.
Pasalnya, Harry Kane dkk akhirnya harus mengakhiri perjalanan mereka di Piala FA musim ini di babak kelima, Kamis (11/02/21) dini hari WIB, usai dikandaskan Everton.
Unggul lebih dulu di menit ketiga lewat gol Davinson Sanchez, Spurs justru tertinggal 2-3 saat babak pertama berakhir. Laga 2x45 menit kemudian berakhir dengan skor 4-4.
Namun, baru 7 menit perpanjangan waktu berjalan, Everton kembali unggul lewat aksi Bernard. Tottenham gagal mencetak gol balasan di sisa waktu tersisa, sehingga harus menerima kekalahan 4-5.
Sementara itu, di Liga Inggris Tottenham Hotspur juga tengah dalam performa buruk. Mereka mengalami 3 kekalahan di 4 pertandingan terakhir, sehingga tertahan di peringkat 8. Akhir pekan ini pun mereka akan menjalani laga berat ke markas Manchester City.
Situasi ini membuat Jose Mourinho di ambang pemecatan. Seperti diketahui, Mauricio Pochettino-lah yang berhasil mengembangkan Tottenham Hotspur menjadi tim yang stabil di papan atas, namun pria Argentina itu gagal menghadirkan 1 gelar pun sehingga akhirnya harus pergi.
Sementara itu, di 6 klub sebelum Tottenham, Jose Mourinho selalu berhasil menghadirkan gelar. Hal inilah yang kemudian membuat manajemen The Lilywhites memboyongnya ke London Utara. Jika gagal mengakhiri puasa gelar Spurs, bukan tidak mungkin ia didepak akhir musim ini.
Meski demikian, masih ada 3 opsi yang tersisa bagi Jose Mourinho untuk terhindar dari pemecatan di Tottenham Hotspur, sekaligus membawa kesuksesan dan gelar yang dinanti-nanti oleh Harry Kane dkk.
Apa saja ketiga opsi tersebut? Berikut ini ulasannya:
1. Masih Ada 2 Trofi yang Bisa Diraih
3. Menjuarai Carabao Cup
Gelar terdekat dengan genggaman Tottenham Hotspur musim ini adalah Carabao Cup alias Piala Liga Inggris. The Lilywhites sudah meraih tiket ke final dan akan menghadapi Manchester City di laga puncak pada 25 April nanti.
Dengan pengalaman menjuarai Carabao Cup 4 kali bersama Chelsea dan MU, Mourinho jelas punya modal kuat. Namun, Manchester City adalah pemenang 3 musim terakhir dan tengah dalam performa terbaik musim ini sehingga jelas akan menjadi lawan yang sangat sulit.
2. Finis di 4 Besar Liga Inggris
Bertengger di peringkat 8 Liga Inggris, Tottenham tertinggal 4 angka dari Liverpool yang berada di posisi 4 alias batas bawah zona Liga Champions. Meski demikian, Son Heung-min dkk punya 1 laga tunda yang jika dimaksimalkan bisa menipiskan jarak mereka dengan Liverpool menjadi 1 poin.
Dengan menurunnya performa Liverpool, Tottenham punya peluang menembus 4 besar jika mereka tampil stabil. Namun, mereka masih harus bersaing ketat dengan Chelsea, West Ham, dan Everton yang mengisi posisi 5-7 dan punya penampilan lebih stabil. Apalagi, Everton punya tabungan 2 laga tunda.
1. Menjuarai Liga Europa
Liga Europa menjadi kompetisi lain di mana Tottenham Hotspur masih berpeluang jadi juara musim ini. Spurs finis sebagai pemuncak Grup J dan akan bertemu wakil Austria, Wolfberger FC di babak 32 besar bulan ini.
Meski dinilai sebagai kasta kedua, bagaimanapun Liga Europa adalah kompetisi tingkat kontinental. Memenangi gelar ini akan membuat para pemain semakin bernafsu meraih lebih banyak gelar lagi di musim-musim berikutnya. Apalagi, juara Liga Europa otomatis meraih tiket fase grup Liga Champions.
Meski demikian, Jose Mourinho harus piawai membagi tenaga anak asuhnya, khususnya Harry Kane dan Son Heung-min, dengan misi menembus 4 besar Liga Inggris. Selain itu, di Liga Europa juga bercokol sejumlah lawan berat seperti AC Milan dan Manchester United.
Di sisi lain, Mourinho punya peluang membawa Tottenham menjuarai Carabao Cup yang kemudian akan memicu anak asuhnya untuk menjuarai Liga Europa yang finalnya digelar sebulan kemudian, persis seperti yang ia lakukan di Manchester United.