Benarkah Liverpool Juara Bertahan Terburuk Sepanjang Sejarah Liga Inggris?
INDOSPORT.COM – Kemerosotan tengah melanda Liverpool di Liga Inggris musim 2020/21. Hal ini tak lepas dari banyaknya kekalahan yang diderita hingga pekan ke-23. Apakah fenomena ini membuat The Reds menjadi juara bertahan terburuk sepanjang sejarah?
Musim 2020/21 menjadi musim yang buruk bagi Liverpool sejauh ini. Dalam tiga laga kandang terakhirnya, The Reds tumbang sebanyak tiga kali.
Padahal, Liverpool merupakan tim yang sulit ditumbangkan saat berlaga di Anfield sejak 2017 silam. Namun, kini status ‘Unbeaten’ tersebut harus gugur.
Liverpool harus bertekuk lutut di Anfield saat tumbang dengan skor tipis 0-1 dari Burnley. Kekalahan itu sedikit menyakitkan, namun bukan berarti akhir dari perjalanan The Reds musim ini.
Usai tumbang dari Burnley, performa Liverpool pun mulai menanjak naik dan meraih dua kemenangan di kancah Liga Inggris 2020/21 saat bertandang ke markas Tottenham Hotspur dan West Ham United.
Setelahnya, Liverpool kembali bermain di Anfield dengan menghadapi tim papan bawah, Brighton & Hove Albion. Tak disangka, di laga mudah ini The Reds malah kembali tumbang di kandang.
Setelahnya, Liverpool pun menjamu rival, Manchester City di Anfield. Dan seperti dugaan, The Anfield Gank tumbang kembali dengan skor cukup besar yakni 1-4.
Kekalahan atas Man City tersebut membuat Roy Keane selaku legenda Manchester United dan pandit menyebut Liverpool sebagai juara bertahan yang buruk.
“Mereka (Liverpool) terlalu banyak membuat alasan. Anda bisa katakan ini musim yang buruk dan tak wajar, ini karena corona. Cukup jalani saja.
“Anda juara bertahan, Anda Liverpool. Jika terus bermain seperti laga tadi (melawan Man City), itu akan menjadi penantian 30 tahun lainnya untuk memenangi gelar,” tutur Roy Keane.
Merujuk pada pernyataan Roy Keane tersebut, benarkah Liverpool merupakan juara bertahan terburuk sepanjang sejarah Liga Inggris?
1. Benarkah Liverpool Juara Bertahan Terburuk?
Total 23 laga telah dijalani Liverpool di Liga Inggris 2020/21. Dalam 23 laga tersebut, The Reds telah mengumpulkan 40 poin berkat 11 kemenangan, tujuh hasil imbang dan lima kekalahan.
Jika merujuk musim lalu yakni 2019/20 kala Liverpool juara, raihan poin hingga pekan ke-23 ini jauh dari kata baik dan malah terkesan buruk.
Pada musim 2019/20 lalu, dalam 23 laga Liga Inggris Liverpool mampu mengoleksi 67 poin buah dari 22 kemenangan dan satu hasil imbang (kala menghadapi Manchester United di pekan ke-9).
Saat musim 2019/20 kala Liverpool menjadi kampiun, The Reds mampu mencetak 54 gol dalam 23 laga. Bila dibandingkan musim ini dalam jumlah laga yang sama, terdapat gap begitu jauh di mana gol yang diciptakan hanya 44 gol.
Padahal, di musim 2020/21 ini lini depan Liverpool masih lengkap. Jauh dari badai cedera, berbeda engan lini belakang yang memang tengah diterpa cedera.
Jika dihitung-hitung, hingga akhir musim 2020/21 nanti, Liverpool diperkirakan hanya akan finis di tempat kelima dengan torehan 66 poin saja atau naik 26 poin dari 15 laga tersisa musim ini.
Dengan kata lain, Liverpool mengalami penurunan 33 poin dari musim lalu saat menjadi juara dengan torehan 99 poin. Apakah ini menjadi tanda bahwa The Reds juara bertahan yang buruk?
Jika berpatokan pada perkiraan poin hingga akhir musim 2020/21 nanti, tentu Liverpool bukanlah juara bertahan yang buruk mengingat sebelumnya Chelsea dan Leicester City kehilangan 37 poin di musim selanjutnya dengan status juara bertahan.
Parahnya lagi, Chelsea yang berstatus juara pada musim 2014/15, hanya finis di tempat ke-10 di musim 2015/16. Pun dengan Leicester yang finis di tempat ke-12 pada musim 2016/17 usai menjadi kampiun di musim 2015/16.
Berarti, pernyataan Roy Keane yang menyebut Liverpool sebagai juara bertahan terburuk salah besar. Namun, bukan berarti The Reds tampil dengan apik di Liga Inggris musim 2020/21 ini.