Mateo Kovacic: Gladiator Chelsea Andalan Thomas Tuchel
INDOSPORT.COM – Mateo Kovacic seakan mematenkan dirinya sebagai Gladiator bagi Chelsea sekaligus andalan Thomas Tuchel setelah tampil apik dalam lima laga awal pelatih berkebangsaan Jerman tersebut di Liga Inggris.
Mateo Kovacic lagi-lagi membuktikan dirinya sebagai pemain terbaik Chelsea saat The Blues menjamu Newcastle United di pekan ke-24 Liga Inggris, Selasa (16/02/21) dini hari WIB.
Di laga tersebut, Chelsea berhasil membungkam Newcastle dengan skor 2-0. Adapun gol-gol yang didapat The Blues dicetak oleh Olivier Giroud dan Timo Werner.
Chelsea tampil dominan sepanjang laga. Dominasi The Blues pun terlihat di paruh pertama di mana dua gol tercipta hanya dalam rentang waktu delapan menit saja.
Chelsea membuka keunggulan lewat aksi Giroud yang mampu mengoyak jala Newcastle United lewat sepakan jarak dekat memanfaatkan bola muntah hasil umpan tarik Werner di menit ke-31.
Delapan menit berselang, Chelsea berhasil menggandakan keunggulan lewat Werner memanfaatkan situasi sepak pojok. Ia yang tak terkawal pun berhasil menceploskan bola dengan mudah.
Kemenangan ini pun memperpanjang laju positif Chelsea di bawah arahan Tuchel. Dalam lima laga Liga Inggris yang telah dijalani, The Blue belum terkalahkan dengan catatan empat kemenangan dan satu hasil seri.
Selain itu, kemenangan atas Newcastle juga membawa Chelsea kembali ke empat besar klasemen sejak terakhir kali berada di papan atas pada Desember 2020 silam.
Dengan hasil tersebut, Chelsea dan Tuchel pun tak bisa menutupi rasa bahagia. Sudah sewajarnya keduanya berterima kasih kepada Giroud dan Werner yang menjadi aktor utama berkat gol-golnya.
Namun, Chelsea dan Thomas Tuchel harus lebih banyak berterima kasih kepada sang ‘The Unsung Hero’ yakni Mateo Kovacic. Apalagi melihat peran vitalnya di lini tengah di laga melawan Newcastle United.
1. Mateo Kovacic 'The Unsung Hero' dan Gladiator Chelsea serta Tuchel
Sematan Gladiator kepada sosok Mateo Kovacic bukanlah sematan yang mengada-ngada. Apalagi, jika melihat peranannya di lini tengah Chelsea dalam strategi Thomas Tuchel.
Kovacic adalah tipe pemain yang tak bisa dideskripsikan lewat statistik dan hanya bisa dinikmati langsung dengan mata. Penjabaran itu menjadi gambaran akan peran vitalnya layaknya Gladiator di arena tarung bernama Stamford Bridge saat menghadapi Newcastle.
Kovacic memang tak membuat assist dan gol di laga melawan Newcastle. Tetapi, kehadirannya memberi warna berbeda saat Chelsea menyerang atau bertahan.
Sulit mendeskripsikan peran Kovacic dalam tulisan kecuali lewat angka atau statistik. Maka, inilah deretan angka yang (diharapkan) bisa menggambarkan peran vitalnya di laga Chelsea vs Newcastle.
Dikutip dari Squawka, dalam fase menyerang Kovacic melepaskan umpan akurat sebanyak 86 kali dari 90 percobaan (96 persen) dan mampu melepaskan dua umpan kunci serta sukses melakukan dribel sebanyak delapan kali dalam delapan percobaan (100 persen).
Selain itu, ia menjadi pemain yang paling banyak menyentuh bola sebanyak 108 kali atau yang terbanyak dari 22 pemain di atas lapangan. Catatan ini cukup menggambarkan bahwa dirinya menjadi jantung yang mengontrol permainan Chelsea.
Dalam fase bertahan, Kovacic memenangi 11 duel (terbanyak) dan mendapatkan penguasaan bola sebanyak enam kali dan melancarkan tiga tekel. Catatan ini menggambarkan bahwa dirinya juga aktif bertarung bak Gladiator bagi Chelsea.
Dari dua statistik ini, Kovacic benar-benar menjadi ruh dalam permainan Chelsea dan Tuchel dalam posisi Double Pivot bersama Jorginho.
Di laga melawan Newcastle, Kovacic terlihat memiliki peran ganda sebagai Dirigen dan juga Gladiator di lini tengah Chelsea. Belum lagi, skill-skill olah bolanya yang menawan membuat sepak bola terlihat mudah bagi yang melihat laga tersebut.
Tak pelak namanya selalu hadir di lima laga Liga Inggris perdana Tuchel bersama Chelsea. Pelatih berusia 47 tahun ini pun juga telah menyadari kemampuan Kovacic sehingga terlihat sangat bergantung dengan perannya.
Peran Kovacic di musim 2020/21 ini sejatinya tak terlihat seperti pada musim 2019/20 lalu. Hal ini tak lepas dari keputusan Frank Lampard yang memprioritaskan formasi 4-3-3 di awal musim ini.
Tiga posisi di lini tengah praktis dimiliki oleh N’Golo Kante, Mason Mount dan Kai Havertz. Sehingga, Kovacic kerap terabaikan dan terpinggirkan.
Baru di zaman Tuchel inilah, Kovacic mendapat kesempatan membuktikan dirinya kembali. Tak ayal pujian banyak mengalir, di mana puncak pujian tersebut keluar saat ia menggila di laga Chelsea vs Newcastle.
Pujian paling penting datang dari Tuchel sendiri. Mantan pelatih PSG ini menggambarkan Kovacic adalah petarung yang siap melakukan apa saja demi membawa klub yang ia bela (Chelsea) berjaya.
“Saya menyukainya (Kovacic). Saya bisa membangunkannya jam 3 dini hari dan dia akan berada di Cobham (markas Chelsea) pada 3.15 serta siap untuk memberikan segalanya.
“Saya (bahkan) harus menenangkannya dalam latihan, bahwa dia tak perlu banyak bekerja keras. Suatu kehormatan memiliki pemain sepertinya (Kovacic),” tutur Tuchel pasca laga melawan Newcastle.
Jauh sebelum pujian itu mengalir, Tuchel juga pernah menyebut Kovacic memiliki peran krusial dalam sistemnya. Bahkan pernyataan ini dibarengi pujian bahwa pemain berusia 26 tahun tersebut memiliki mental juara.
“Dia (Kovacic) punya mental juara sejati. Luar biasa. Dia saat ini memainkan peran yang sangat, sangat penting bersama Jorginho. Kova sangat fantastsi dalam membaca permainan dan mendistribusikan bola.
“Saya sangat senang dengan mentalnya, kualitasnya dan performa yang ia tunjukkan. Luar biasa,” puji Tuchel.
Peran yang dimiliki Kovacic memang sulit untuk dijabarkan karena statistik dan angka-angka takkan menggambarkan secara penuh permainannya yang elegan dan dinamis di atas lapangan.
Dengan banyaknya pujian serta sedikit contoh statistik yang ia miliki di laga melawan Newcastle United, wajar jika menyebut Mateo Kovacic adalah Gladiator serta jantung Chelsea dan Thomas Tuchel saat ini.