Mengingat Masa-Masa Getir Liverpool Terdepak dari 4 Besar Liga Inggris
INDOSPORT.COM - Liverpool telah melewati penantian dan perjalanan panjang sampai akhirnya berhasil memenangkan gelar juara Liga Inggris.
Gelar prestisius yang telah diidam-idamkan sejak lama tersebut akhirnya mampir lagi ke Anfield musim lalu. The Reds finis di posisi puncak dengan raihan 99 poin, unggul 18 angka dari Manchester City di peringkat dua.
Akan tetapi, belakangan ini The Reds justru mencetak hasil mengecewakan saat berkompetisi di liga domestik. Bagaimana tidak? Skuat asuhan Jurgen Klopp sudah kalah empat kali beruntun baik tandang maupun kandang.
Sempat menang kontra West Ham United pada akhir Januari, mereka justru ditekuk tipis Brighton 0-1, kalah mengerikan dari Manchester City 1-4, lalu kalah lagi dari Leicester City 1-3, dan yang terakhir dipermalukan Everton 0-2.
Agaknya, Liverpool terlihat kesulitan menjalani musim pertama mereka setelah menjadi juara. Seperti kata Sir Alex Ferguson, bahwa masa-masa ini adalah yang tersulit yang harus dihadapi seorang kampiun.
Ya, memenangkan sesuatu bukanlah hal mudah, tapi mempertahankannya adalah tantangan yang lebih sulit lagi. Teori Sir Alex Ferguson ini sempat diutarakan eks pemain Manchester United, Danny Simpson.
“Jujur saja saya tidak kaget melihat Liverpool kesulitan sekarang ini. Sir Alex selalu bilang musim setelah juara adalah yang tersulit,” kata Danny Simpson, seperti diberitakan laman Daily Star.
“Ke mana saja Anda pergi atau siapa saja yang mendatangi stadion Anda, lawan pasti ingin mengambil sesuatu milik sang juara dan itu sedang dialami Liverpool saat ini,” tambah pria kelahiran 4 Januari 1987 tersebut.
Liverpool sendiri saat ini bisa dibilang sedang terpuruk lantaran terdampar di klasemen sementara Liga Inggris 2020-2021. Sampai tulisan ini dibuat, mereka berada di peringkat enam dengan raihan 40 poin.
Di atasnya, bertengger tim-tim seperti Chelsea, West Ham United, Leicester City, dan Manchester United. The Hammers, yang menduduki peringkat empat saat ini mengantongi 45 poin, tidak cukup jauh sebenarnya.
Namun jika diingat kembali, tentu rasanya sangat miris lantaran ini artinya Liverpool sudah membuang banyak poin berharga dengan kekalahan-kekalahannya. Jika terus menang, mungkin saat ini mereka bisa berada di tiga besar.
Masa sulit ini tentu bukan kali pertama terjadi pada Liverpool. Beberapa musim lalu, mereka juga pernah terdampar dan terdepak dari zona Liga Champions, entah saat musim berlangsung maupun saat musim berakhir.
1. Momen-Momen Liverpool Terdepak dari 4 Besar
Liverpool musim 2020-2021 sampai akhir bulan Februari ini bertengger di peringkat enam, yang mana mengancam eksistensi mereka di Liga Champions musim depan.
Untungnya, The Reds masih cukup aman di gelaran Liga Champions musim ini setelah menekuk RB Leipzig 2-0 di leg pertama fase 16 besar tempo hari. Harapan untuk melaju lebih jauh pun masih ada di depan mata.
Melihat kans untuk juara Liga Inggris semakin jauh, atau bahkan sulit menembus empat besar, menjadi juara Liga Champions mungkin akan jadi prioritas Jurgen Klopp dan Liverpool saat ini.
Terdampar di peringkat enam sebenarnya bukan hal baru bagi Liverpool. Sejak memasuki era 2000-an, setidaknya mereka sudah beberapa kali mengalami jatuh bangun dalam hal penampilan dan posisi di klasemen.
Pada awal tahun 2000-an, bisa dibilang Liverpool tidak pernah absen berada di lima besar klasemen akhir Liga Inggris. Pencapaian terburuk mereka adalah peringkat lima pada musim 2002-2003 dan 2004-2005.
Setelah itu, situasi mulai membaik dan The Reds selalu langganan di papan atas klasemen, sampai puncaknya terjadi pada musim 2008-2009 ketika mereka nyaris saja jadi juara. Namun ternyata takdir berkata lain.
Waktu itu, Steven Gerrard dkk harus puas finis di peringkat dua dengan raihan 86 poin dan merelakan gelar juara ke tangan Manchester United.
Nah, setelah musim hebat 2008-2009 inilah, Liverpool kemudian terjun bebas pada 2009-2010. Blak-blakan saja, The Reds gagal total saat periode ini bersama Rafael Benitez.
Semua petaka mereka dimulai setelah tersingkir di fase penyisihan grup Liga Champions. Di Liga Inggris, mereka pun terseok-seok karena penurunan performa yang membuat posisi empat besar benar-benar sulit dijangkau.
Alhasil, inkonsistensi permainan dan cederanya Fernando Torres membuat Liverpool finis di posisi tujuh klasemen akhir 2009-2010. Hasil-hasil mengerikan pun masih berlanjut setidaknya empat musim selanjutnya.
Pada musim 2010-2011, Liverpool finis di posisi enam. Yang paling horor mungkin pada 2011-2012, ketika terdampar di posisi delapan klasemen akhir, tapi untungnya mereka berhasil memenangkan Piala Liga Inggris waktu itu.
Kenny Dalglish pun lengser dari jabatannya sebagai pelatih pada Mei 2012 dan digantikan oleh Brendan Rodgers, yang berhasil membawa Liverpool finis di posisi dua pada musim berikutnya.
Namun Liverpool justru terdampar lagi pada musim 2014-2015. Meski memang kembali main di Liga Champions, tapi pada musim itu mereka finis di peringkat enam.
Lagi-lagi yang terburuk, adalah musim 2015-2016 di mana mereka finis di peringkat delapan. Akan tetapi, ini menjadi titik balik kebangkitan Liverpool di bawah asuhan pengganti Brendan Rodgers, Jurgen Klopp.
Setelahnya, Liverpool konsisten di empat besar sampai akhirnya tibalah musim 2020-2021. Kira-kira apakah yang akan terjadi nanti? Apakah The Reds akan terlempar dari empat besar di klasemen akhir Liga Inggris?