Bedah Potensi Teun Koopmeiners, Kapten Muda Eredivisie yang Jadi Target Duo Milan
INDOSPORT.COM – Melihat potensi Teun Koopmeiners, gelandang muda sekaligus kapten tim Eredivisie yang jadi target pembelian duo klub Milan (Inter dan AC Milan) pada bursa transfer mendatang.
Melansir dari laman Sempreinter dan Sempremilan, nama Teun Koopmeiners memang jadi perbincangan hangat dan terus dikaitkan bakal segera bergabung dengan Inter atau AC Milan.
Dari kubu Inter Milan misalnya, disebutkan bahwa kehadiran Teun Koopmeiners akan menjadi solusi buat lini tengah mereka yang musim ini cuma mengandalkan Nicolo Barella dan Marcelo Brozovic.
Sementara dari pihak AC Milan mengatakan, sosok Teun Koopmeiners bisa melengkapi puzzle permainan mereka yang kerap kali tampil buruk saat Hakan Calhanoglu atau Ismael Bennacer absen.
Mengutip dari ucapan sang agen, Bart Baving, diketahui bahwa Teun Koopmeiners memang tak menutup kemungkinan untuk hijrah dari klubnya saat ini, AZ Alkmaar, bahkan Liga Italia masuk dalam salah satu kandidat destinasi selanjutnya.
"Serie A adalah opsi yang disambut baik, dia sangat menyukai Italia, baik dari sudut pandang kejuaraan maupun negara," ucap Bart Baving dinukil dari Minuti Di Recupero.
“Dia menyukai masakan Italia dan sering berlibur di sana. Di sana dia berada di tepi laut, tetapi dia juga mengunjungi Roma, Firenze, dan Venesia. Dia bahkan tahu beberapa kata dalam bahasa Italia,” tambah Baving.
Tengah menjadi incaran dan rebutan dua klub besar Italia, lantas seperti apakah kemampuan serta peforma Teun Koopmeiners dalam beberapa musim terakhir.
Apakah potensinya layak memperkuat salah satu dari dua raksasa kota Milan musim depan nanti? Lebih lengkapnya berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulas.
Gelandang Bertahan dengan Naluri Gol Tinggi
Berposisi asli sebagai defensive midfielder atau central midfielder, kemampuan Teun Koopmeiners dalam memutus serangan serta memainkan tempo permainan terbilang sangat luar biasa.
Walau masih berusia 22 tahun, namun pemain kelahiran Castricum tak pernah ragu dalam keputusannya melepas umpan atau lakukan intercept di depan kotak penalti sendiri.
Teun Koopmeiners merupakan gelandang dinamis. Dalam taktik 4-4-2, ia tampil sangat baik sebagai central midfielder atau box-to-box midfielder. Terbukti dalam data yang tersaji di laman breakingthelines, disebutkan bahwa Koopmeiners melakukan 23 kali umpan sukses ke lini serang tiap 90 menit.
Bahkan tiap pertandingan, jebolan Vitesse '22 ini mampu melepaskan umpan sebanyak 76 kali dengan tingkat akurasi mencapai 89% sepanjang musim 19/20 lalu.
Sementara dalam 4-2-3-1, penampilan Teun Koopmeiners jauh lebih impresif. Berperan sebagai defensive midfielder, Koopmeiners mampu jadi jangkar pertahanan serta awal mula serangan AZ Alkmaar tercipta.
Total selama musim 19/20 lalu, Teun Koopmeiners berhasil melakukan minimal 6 kali duel di lini tengah dengan tingkat keberhasilan mencapai 8%. Sebuah catatan yang mengindikasikan bahwa Koopmeiners adalah gelandang kokoh dan sulit dilewati pemain lawan.
1. Raja Bola Mati
Tak cuma bermodalkan visi bermain, umpan akurat serta pertahanan yang baik, Teun Koopmeiners juga punya naluri gol tinggi dan beberapa kali kerap menjebol jala lawan, terutama lewat long shoot dari luar kotak penalti atau eksekusi set piece.
Tercatat sepanjang musim 20/21, Teun Koopmeiners mencetak 15 gol dan memberikan 6 assist dari 33 pertandingan semua ajang. Catatan yang sangat impresif, mengingat sebagian besar peran yang dimainkan Koopmeiners musim ini adalah sebagai defensive midfielder.
Secara keseluruhan, Teun Koopmeiners merupakan pemain yang memiliki fleksibilitas untuk memainkan banyak posisi di lini tengah entah sebagai central midfielder, defensive midfielder, hingga bek tengah mampu dijalankan dengan baik.
Dengan usia yang masih 22 tahun, dia memiliki kecerdasan dan kedewasaan yang jauh melampaui pemain seusianya. Gaya bermain Teun Koopmeiners pun banyak dianggap mirip dengan Andrea Pirlo lantaran visi permainan yang tinggi.
Namun, ada juga yang mendiskripsikannya sebagai N’golo Kante ataupun Sergio Busquets berkat kegigihannya merebut bola di lini tengah.