Dennis Bergkamp, Si Penyihir Arsenal yang Takut Terbang
INDOSPORT.COM - Mengenang perjalanan karier sepak bola Dennis Bergkamp, legenda lapangan hijau dan ikon Arsenal yang takut terbang.
Pada era 1995 hingga 2000-an, Arsenal pernah memiliki satu pemain yang sangat ikonik dan menjadi legenda baik di London maupun di Belanda, tempat tanah kelahiran sang pemain.
Nama pemain itu adalah Dennis Bergkamp. Seorang pemuda yang lahir di Amsterdam dari seorang ayah tukang listrik dan juga pesepak bola amatir di kasta terbawah Liga Belanda.
Meski lahir dari keluarga sederhana, namun justru hal tersebut yang membuat mental Dennis Bergkamp terbentuk hingga menjadi bintang lapangan hijau dengan segudang prestasi.
Bergkamp sendiri mulai tampil di kompetisi profesional saat berusia 17 tahun, pada saat itu Bergkamp yang memperkuat klub Ajax diberikan kesempatan oleh pelatih Johan Cruyff saat berhadapan dengan Roda JC pada Desember 1986 silam.
Pertandingan tersebut pun berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Ajax, meski Bergkamp tidak menyumbang satu gol pun namun bakatnya mulai tercium oleh tim pelatih de Godenzonen.
Dennis Bergkamp bertahan selama tujuh musim di Ajax, dan berhasil menorehkan 103 gol dari 185 penampilan di semua kompetisi. Sederet prestasi juga mampu ia torehkan, diantaranya gelar Eredivisie, Piala Liga Belanda, European Cup Winner Cup serta UEFA Cup.
Catatan gemilangnya bersama Ajax membuat sejumlah tim Eropa kepincut untuk mendatangkannya, dan Johan Cruyff yang menjadi pelatihnya semasa di Ajax meminta anak asuhnya tersebut tidak bergabung dengan Real Madrid.
Belum diketahui dengan pasti alasan Johan Cruyff melarang Dennis Bergkamp berseragam Real Madrid, namun banyak anggapan menyebut jika latar belakang Cruyff sebagai mantan pemain Barcelona (rival berat Madrid) yang jadi penyebab.
Menariknya, meski mendapat tawaran dari Barcelona namun Bergkamp lebih memilih bergabung dengan klub Italia yang saat itu telah banyak dihuni oleh pemain Belanda.
“(Johan) Cruyff meminta saya untuk menemani dia di Barcelona, tapi Serie A sedang dalam masa-masa terbaiknya saat itu,” ungkap Bergkamp seperti dilansir dari Four Four Two.
“AC Milan di luar pilihan karena saya tidak ingin bermain di sana. Gullit, Rijkaard, dan Van Basten ada di sana, pilihannya tinggal Juventus dan Inter.” tambahnya.
Bergkamp pun akhirnya memutuskan bergabung bersama Inter Milan musim 1993 silam. Sayang kariernya tidak begitu mentereng ketika memperkuat La Beneamata. Dalam dua musim, dirinya cuma mencetak 11 gol dalam 52 pertandingan.
Tampil kurang maksimal di Italia, manajemen Inter pun melepas Bergkamp ke Arsenal dengan nilai 7,5 juta pounds pada Juni 1995 silam, dan keputusan tersebut menjadi titik balik karier Bergkamp di dunia sepak bola.
1. Sang Penyihir Lapangan Hijau
Meski di musim pertamanya belum ada gelar yang berhasil masuk ke lemari Arsenal, namun sihir Bergkamp mulai terasa di tahun kedua dengan mempersembahkan trofi Liga Primer Inggris.
Selama 11 musim membela skuad The Gunners, pemain bernama lengkap Dennis Nicolaas Maria Bergkamp ini berhasil mencetak 80 gol dari 315 penampilan.
Berbagai gelar juara dan penghargaan pun berhasil diraihnya seperti Pemain Terbaik Liga Inggris, serta tiga gelar Liga Primer Inggris musim 1997/98, 2001/02, dan 2003/04.
Bersama Arsenal, Bergkamp kembali menemukan ketajamannya dan menjadi bagian skuad Arsenal saat menjuarai Liga Inggris dengan rekor tak terkalahkan atau dikenal sebagai The Invincible tahun 2003/04.
Dua puluh tahun menghabiskan waktu sebagai pesepak bola, Dennis Bergkamp memutuskan pensiun pada 2006 silam. Berkat kesetiaannya yang pensiun di tim Arsenal, pihak The Gunners pun membangun patung dirinya di luar Stadion Emirates dan diperkenalkan pada 2014 lalu.
Pascapensiun dari sepak bola, Bergkamp sempat menjabat sebagai staff di Ajax Amsterdam. Namun Bergkamp tampak lebih menyukai dunia taktikal, dan per 21 Maret 2019 kemarin ia memutuskan menjadi asisten pelatih Almere City U21.
Bergkamp Takut Terbang
Salah satu kisah yang paling diingat dari sosok Dennis Bergkamp adalah soal ketakutannya naik pesawat terbang. Dalam biografinya berjudul Stillnes and Speed, dituliskan alasan mengapa Bergkamp takut naik pesawat terbang.
Penyebabnya adalah fobia terbang yang mulai ia derita sejak bermain untuk klub Ajax Amsterdam pada 1986. Ketika itu Bergkamp sudah mulai diserang rasa ketakutan tersebut, namun puncaknya terjadi di Inter Milan saat dirinya sampai gemetar tiap kali naik pesawat.
Sejak itu, Bergkamp pun lebih memilih untuk transportasi jalur darat. Terakhir kali pemain berambut pirang ini menaiki pesawat adalah pada tahun 1994 ketika ia membela TImnas Belanda di Piala Dunia Amerika Serikat.
Di penerbangan terakhirnya itu pun ia dibuat trauma oleh candaan salah seorang wartawan yang menyebut adanya bom di pesawat. Usai kejadian itu, wartawan iseng itu didenda dan dipenjara.
Kepindahannya ke Arsenal pun diikuti oleh klausul tidak naik pesawat terbang. Hal ini cenderung menjadi nilai minus bagi klub yang ia bela, tetapi tidak untuk Arsenal.
Meski begitu, tetap ada penyesalan di hati pelatih The Gunners, Arsene Wenger. Wenger menilai andai saja Dennis Bergkamp tak mengalami fobia semacam itu, ia mungkin akan mencetak lebih banyak gol dan meraih lebih banyak titel di Arsenal.