Mario Lemina, dari Dibuang Juventus Hingga Jadi Pemecah Rekor Liverpool
INDOSPORT.COM – Mario Lemina, mendadak menjadi buah bibir setelah memecahkan rekor Liverpool, padahal dalam kariernya, ia pernah dibuang oleh Juventus.
Liverpool, akhirnya memecahkan rekor pada akhir pekan lalu setelah kalah 0-1 di Anfield dari Fulham. Sebuah rekor yang bahkan baru pertama kali terjadi sepanjang sejarah klub, yaitu kalah 6 kali beruntun di laga kandang.
Sebelum melawan Fulham, Liverpool sudah kalah dari Burnley, Brighton, Everton, Manchester City, dan Chelsea. Di laga melawan Fulham, sebenarnya Liverpool mencoba dengan skema dan materi pemain yang berbeda.
Sejumlah pemain inti seperti Roberto Firmino, Sadio Mane, Fabinho hingga Trent Alexander-Arnold tak dimainkan sejak awal. Tak hanya itu, pelatih Jurgen Klopp juga di awal laga, bermain dengan skema baru yaitu 4-4-2 atau 4-3-1-2.
Namun ternyata, Liverpool tetap tak bisa lepas dari kekalahan lagi untuk yang keenam kalinya secara beruntun di laga kandang. Adalah Mario Lemina yang menggetarkan jala Liverpool pada akhir babak pertama.
Sebenarnya situasinya pada saat itu hanyalah kemelut yang kemudian coba diamankan oleh Mohamed Salah. Namun Salah tidak menyadari jika di belakangnya ada Lemina yang langsung merebut dan menembak dari kejauhan yang berujung pada gol kemenangan bagi Fulham.
Terlepas dari salahnya Salah dalam mencoba mengamankan pertahanannya, permainan Lemina sepanjang laga juga sangat apik. Ia berkali-kali mampu menjadi pemutus aliran serangan Liverpool di area tengah.
Peforma impresif itupun membuatnya dinobatkan sebagai man fo the match karena sukses membantu Liverpool memecahkan rekor memalukannya. Padahal mirisnya, Lemina ini sebenarnya pemain gagal yang dibuang oleh Juventus, tapi ternyata ia malah jadi mimpi buruk Liverpool kini.
1. Dibuang Juventus
Mario Rene Junior Lemina atau yang biasa dikenal dengan Mario Lemina, merupakan seorang gelandang bertipe box to box yang lahir di Gabon. Awal karier sepak bola pemain berusia 27 tahun itu sebenarnya biasa-biasa saja.
Namun, saat Lemina bermain di Marseille, potensi Lemina akhirnya terasah dengan baik berkat pelatih Marcelo Bielsa. Pelatih gila yang kini menangani Leeds United menyulap Lemina menjadi pemain serba bisa yang bisa bermain di berbagai posisi.
Lemina di tangan Bielsa, bisa bermain sebagai gelandang tengah, gelandang bertahan, bek tengah, bek sayap, gelandang sayap, hingga gelandang serang. Namun posisi aslinya adalah seorang gelandang dengan peran box to box.
Kemampuan fisik yang sangat prima merupakan kekuatan utama Lemina dan hal itu membuat Juventus tertarik. Kebetulan saat itu Juventus memang sedang mencari sosok gelandang petarung yang bisa menggantikan Arturo Vidal dan Paul Pogba.
Akhirnya, Lemina pun didatangkan oleh Juventus dari Marseille pada 2015 lalu dengan harapan bisa menjadi suksesor Pogba atau Vidal. Namun sayang, Lemina tampil di bawah ekspektasi, pola mainnya yang kerap menghasilkan kartu dan terlalu lamanya ia menahan bola.
Membuat Juventus kecewa berat dengan pemain Timnas Gabon itu. Akibatnya pada 2017 lalu, Lemina pun dibuang oleh Juventus ke Southampton.
Bersama Southampton, ternyata karier Lemina tidak juga membaik, ia malah dipinjamkan ke Galatasaray dan kini di Fulham. Meski kariernya jadi berantakan usai dibuang Juventus, Lemina tidak menyerah, ia tetap berusaha kembali ke peforma terbaiknya di Fulham.
Hingga akhirnya datang juga kesempatan baginya untuk membuktikan diri kalau Juventus salah besar telah membuangnya. Melihat Mohamed Salah sedang mengontrol bola pada akhir babak pertama, Lemina yang punya kekuatan fisik bagus, langsung merebut bola secara paksa.
Salah yang sadar bolanya tercuri, mencoba untuk merebutnya tapi, fisik kokoh Lemina tak bisa dijatuhkan. Melihat ada kesempatan di depan gawang Liverpool, Lemina pun melepaskan tembakan kencang yang justru membantu The Reds memecahkan sejarah.
Lagi-lagi pelajaran hidup bisa dipetik dari seorang Mario Lemina, meski telah dibuang sana-sini termasuk Juventus. Tapi kini kerja kerasnya akhirnya terbayarkan dengan mencetak gol penting yang membuat namanya akan selalu masuk dalam buku sejarah Liverpool sebagai biang kerok.