x

5 Faktor yang Buat Inter Milan Melorot di Pengujung Musim

Selasa, 23 Maret 2021 17:42 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Berikut kami rangkum empat faktor yang bisa menyebabkan performa Inter Milan melorot di pengujung musim Liga Italia 2020-2021.

INDOSPORT.COM - Berikut kami rangkum empat faktor yang bisa menyebabkan performa Inter Milan melorot di pengujung musim Liga Italia 2020-2021. 

Inter Milan semakin tak terhentikan di Liga Italia musim ini. I Nerazzurri kini melesat ke peringkat pertama klasemen menyisihkan AC Milan dengan koleksi 65 poin. 

Padahal sejak awal musim sampai pertengahan kompetisi Inter sempat tersendat dan tertinggal lebih dari empat poin dari AC Milan. Kini skuad Antonio Conte malah berada enam poin di depan AC Milan yang ada di posisi kedua. 

Pencapaian impresif mereka yang tak terkalahkan di 11 laga terakhir Liga Italia menjadi sebab utama. Dari 11 laga terakhir, Inter meraih 10 kemenangan dan 1 imbang. 

Baca Juga
Baca Juga

Jika ditotal lebih jauh, Inter cuma merasakan satu kekalahan dari 23 laga terakhir di Serie A. Raihan ini tidak bisa ditandingi oleh tim manapun di Serie A, termasuk AC Milan. 

Dalam kurun waktu yang sama, AC Milan menelan empat kekalahan lebih banyak dari Inter. Sementara Juventus tiga kali kalah lebih banyak. 

Nerazzurri kini menjadi favorit terdepan untuk merengkuh gelar scudetto ke-19 mereka musim ini. Apalagi, dibanding AC Milan dan Juventus, Inter memiliki lebih sedikit pemain yang cedera. 

Anatonio Conte hampir selalu bisa memainkan pemain kunci mereka seperti Romelu Lukaku, Lautaro Martinez, Alexis Sanchez, dan lainnya. 

Meski begitu, kompetisi masih jauh dari kata usai. Masih 10 laga laga yang bakal dimainkan (11 untuk Inter). Masih ada sedikitnya 30 poin yang diperebutkan sampai akhir musim ini. 

Kami pun menemukan empat faktor yang bisa membuat Inter Milan melorot di akhir musim nanti. Apa saja itu? Berikut ulasannya. 

1. Loyo Seperti Akhir Musim Lalu

Inter Milan sebetulnya difavoritkan untuk merebut gelar scudetto musim 2019-2020 lalu. Namun, mereka kehabisan bensin di pekan-pekan terakhir hingga akhirnya harus merelakan gelar ke tangan Juventus. 

Padahal, di waktu bersamaan Juventus juga berulangkali tersandung. Sampai-sampai selisih poin kedua tim hanya satu angka saja. 

Antonio Conte pun mengakui hal ini. Meski begitu, manajemen Nerazzurri belum melakukan perubahan signifikan dibanding musim lalu. 

Sejumlah pemain kunci masih bertahan dengan taktik yang sama persis. Mungkin hanya Arturo Vidal dan Achraf Hakimi yang menjadi pembeda. 

Melihat pola musim lalu, ada kemungkinan Inter Milan kembali tampil loyo jelang penutupan musim. Tanda-tanda ini muali terlihat di dua laga terakhir mereka melawan Torino dan Atalanta. 

Terbukti bahwa Inter Milan tidak bisa tampil dominan di tiap pekannya. Jika dibiarkan terus bukan tak mungkin Inter bakal tersandung. Apalagi mereka masih harus melawan tim-tim kuat seperti Napoli, Juventus, Roma, dan Verona. 

2. Fokus Penuh AC Milan di Liga Italia

Para penggemar AC Milan sempat khawatir setelah mengetahui timnya harus berjuang di Liga Europa di saat mereka tengah tertinggal oleh Inter Milan. 

Tak bisa dipungkiri, konsentrasi AC MIlan cukup terpecah karena jadwal Liga Europa. Setidaknya, sejak lolos ke babak 32 besar, AC Milan memainkan empat laga lebih banyak ketimbang Inter. 

Inter sendiri sudah tersingkir dari kompetisi Eropa sebelum AC Milan. Maka, dengan tersingkirnya Milan dari Liga Europa hampir dipastikan skuad asuhan Stefano Pioli akan mencurahkan perhatiannya di Liga Italia. 

Baca Juga
Baca Juga

Tanda-tanda kebangkitan AC Milan sudah terlihat saat melakukan comeback gemilang menghadapi Fiorentina di pekan ke-28 Serie A Italia. 


1. 3. Badai Cedera Perlahan Sirna di AC Milan

Selebrasi striker AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, ketika sukses menjebol gawang Fiorentina.

Berdasarkan statistik, AC Milan menderita cedera hampir tiga kali lipat lebih banyak dari Inter. AC Milan sudah kehilangan Zlatan Ibrahimovic dan Ismael bennacer di setengah kompetisi. 

I Rossoneri juga kesulitan menurunkan pemain-pemain kunci lainnya seperti Hakan Calhanoglu dan Ante Rebic. Namun, sejak pekan lalu, badai cedera perlahan mereda di tubuh tim AC Milan. 

Zlatan Ibrahimovic dan Hakan Calhanoglu sudah bisa merumput kembali saat melawan Man United di Liga Europa. Begitu pun dengan sang metronom, Ismael Bennacer. 

Setelah setengah musim berlalu, Trio Ibrahimovic, Calhanoglu, dan Ismael Bennacer akhirnya bisa dimainkan bersama di laga melawan Fiorentina. Hasilnya? AC Milan tampil luar biasa dengan melakukan comeback gemilang dari tim kuda hitam, Fiorentina. 

Permainan ketiganya juga bagus di mana Ibra dan Calhanoglu mencetak gol serta Bennacer tampil impresif di lapangan tengah Rossoneri. Jika tak ada lagi aral melintang, maka diyakini permainan AC Milan akan kembali konsisten seperti pada putaran pertama lalu. 

4. Jadwal yang Lebih Sulit

Sah jika kita menyebut persaingan juara Serie A musim ini hanya menyisakan Inter Milan dan AC Milan. Maka dari itu, sisa jadwal di 10 pekan tersisa pun begitu krusial. 

Dalam aspek ini Inter Milan harus was-was karena mereka memiliki laga yang di atas kertas lebih sulit ketimbang AC Milan. Seperti diketahui, Inter masih harus berjumpa dengan Napoli, Verona, AS Roma, dan Juventus. Bahkan Nerazzurri harus berhadapan dengan Roma dan Juventus dalam dua pekan berturut-turut. 

Selain empat tim tersebut, masih ada Sampdoria dan Udinese yang berpotensi mengejutkan. Sementara jalan sedikit lebih mudah didapat oleh AC Milan. 

Lawan terberat Milan di 10 laga sisa adalah Lazio, Atalanta, dan Juventus. Selebihnya mereka melawan tim di luar 12 besar. 

Jika Inter Milan tidak berhati-hati, maka bisa saja mereka kehilangan poin demi poin yang tentu saja menguntungkan AC Milan. 

5. Badai Cedera dan COVID-19

Tentu faktor cedera pantas dimasukkan ke daftar ini. Bukan cuma AC Milan atau Juventus yang terganggu oleh cedera musim ini, Inter pun bisa merasakannya.

Meski saat ini kondisi Inter baik-baik saja, tak menutup kemungkinan di waktu mendatang mereka harus kehilangan 2-3 pemain penting. 

Selain cedera, COVID-19 juga bisa jadi ancaman. Seorang pemain yang terpapar COVID-19 minimal harus isolasi selama 14 hari. Itu artinya pemain tersebut bisa absen di 2-3 pertandingan Serie A. 

Skenario yang disusun Antonio Conte bisa buyar jika Romelu Lukaku, Lautaro Martinez, Alexis Sanchez, atau lainnya menjadi korban. Entah COVID atau cedera, absen selama 2 pekan saja sudah berpotensi memengaruhi performa Inter di sisa kompetisi.

Meski begitu, hal semacam ini juga bisa menimpa AC Milan. Jadi peluang terjadinya cedera atau COVID-19 untuk kedua tim adalah 50:50. 

Jika itu menimpa AC Milan, maka langkah Inter akan semakin mulus. Namun jika Inter Milan yang sial, maka besar kemungkinan posisi mereka di klasemen Liga Italia bisa melorot. 

Serie A ItaliaAC MilanInter MilanLiga ItaliaTRIVIABerita Liga Italia

Berita Terkini