Andrea Pirlo dan Frank Lampard, Duo Maestro 'Amatir' Pengganti Maurizio Sarri
INDOSPORT.COM – Andrea Pirlo dan Frank Lampard dikenal sebagai duo maestro lapangan semasa bermain. Namun, saat menggantikan Maurizio Sarri sebagai pelatih, keduanya bak amatiran meski terus dielu-elukan.
Baik Pirlo dan Lampard menjadi sorotan pasca pensiun setelah keduanya menukangi tim yang pernah dibelanya, yakni Juventus dan Chelsea.
Lampard terlebih dahulu menukangi Chelsea pada 2019 menggantikan Sarri yang hengkang ke Juventus. Setahun berselang, usai Sarri didepak Bianconeri, masuklah Pirlo.
Kedua legenda sepak bola memiliki pola yang sama saat ditunjuk menjadi pelatih Juventus dan Chelsea. Pola tersebut berangkat dari kebencian pendukung masing-masing tim terhadap Sarri.
Saat Frank Lampard ditunjuk, hampir seluruh pendukung Chelsea bersorak karena kembalinya sang legenda ke Stamford Bridge menggantikan Maurizio Sarri yang kerap mendapat cemoohan saat bertanding.
Pun sama dengan Pirlo. Ia ditunjuk oleh Juventus menggantikan Sarri yang dicemooh fans Bianconeri karena masa lalunya bersama Napoli dan kegagalannya membawa Si Nyonya Tua melangkah jauh di Liga Champions 2019/20.
Sejatinya, keputusan Chelsea dan Juventus sangat dielu-elukan oleh pendukungnya berbuah petaka, setidaknya hingga saat ini.
Lampard dianggap gagal meski di musim perdananya mampu melebihi ekspektasi dengan larangan transfer dan kemampuannya mempromosikan pemain akademi.
Namun, di musim keduanya Lampard terbilang gagal karena tak bisa berbicara banyak dengan daa transfer melimpah di musim panas 2020 lalu.
Pirlo pun hampir serupa. Dengan skuat yang hampir sama dengan musim lalu di zaman Sarri, ia tak mampu berbuat banyak bahkan membuat Juventus kesulitan bersaing.
Kondisi ini pun hanya menjadi lelucon di kalangan pecinta sepak bola. Siapa sangka, Andrea Pirlo dan Frank Lampard yang merupakan dua maestro di eranya nyatanya hanyalah amatiran dibanding Maurizio Sarri dengan segala cemoohan yang ia terima.
1. Maurizio Sarri Adalah Pemenangnya
Meski kerap dicemooh, Sarri mampu meraih gelar di saat menangani Chelsea dan Juventus dalam dua musim berturut-turut.
Sarri mampu mempersembahkan gelar Liga Europa untuk Chelsea di musim 2018/19 dan gelar Serie A untuk Juventus di musim 2019/20.
Bagi setiap pendukung suatu tim, gelar adalah pembuktian tertinggi dari seorang pelatih dalam kariernya. Namun, untuk Sarri adalah pengecualian.
Saat Chelsea menjuarai Liga Europa dengan status tak terkalahkan, banyak pendukung Chelsea yang tetap tak menyukai Sarri dengan dalih bahwa gelar juara itu bukanlah hal yang membanggakan, mengingat Rafael Benitez yang mereka benci pun mampu mempersembahkannya di 2012/13.
Lalu saat Juventus menjadi kampiun Serie A, banyak yang mendeskriditkan kerja Sarri yang dianggap hanya numpang meraih gelar mengingat sejarah Juventus yang sebelumnya juga meraih Scudetto hingga delapan kali berturut-turut.
Cemoohan yang Sarri terima di balik kesuksesannya menjadi sebuah antitesa dari pembuktiannya sebagai pelatih yang berpengalaman walau tanpa prestasi mentereng sebelumnya.
Lalu muncul lah Frank Lampard dan Andrea Pirlo, yang notabene hanya amatiran dibanding Sarri, menukangi Chelsea dan Juventus. Kedatangan keduanya kian mendeskriditkan Sarri sebagai pelatih yang mampu membawa kedua tim meraih gelar.
Puja-puji untuk Lampard dan Pirlo tak lepas dari fakta bahwa keduanya berstatus legenda Chelsea dan Juventus. Dengan kata lain, pendukung kedua tim hanya bermodalkan romansa di masa lalu dengan kehebatan keduanya semasa masih bermain.
Tanpa disadari, baik Lampard dan Pirlo masih amatiran jika dibandingkan Sarri yang telah melatih lebih dari 10 tahun.
Faktanya, butuh lebih dari sekadar nama besar untuk melatih dan pengalaman mumpuni. Baik Lampard dan Pirlo hanyalah amatiran mengingat baru satu tahun saja keduanya melatih sebelum mengambil alih kursi Sarri di Chelsea dan Juventus.
Namun,menyalahkan Lampard dan Pirlo adalah kesia-siaan belaka. Jauh lebih dalam, kesalahan ada pada petinggi Chelsea dan Juventus yang berjudi menunjuk keduanya menggantikan Sarri.
Chelsea telah mengambil keputusan yang tepat dengan memecat Lampard dan menunjuk pelatih berpengalaman yakni Thomas Tuchel. Sedangkan Juventus nampak masih bersabar dengan sosok Pirlo meski harus menjadi pesakitan terlebih dahulu.
Satu hal yang pasti, saat ini mungkin Maurizio Sarri tertawa lepas dengan besarnya bayaran selama menukangi Chelsea dan Juventus serta menertawai kebodohan dua mantan timnya yang menggantikannya dengan amatiran.