Banggakan Gelar Liga Champions Inter Milan, Marco Materazzi Disindir Anak Legenda Juventus
INDOSPORT.COM – Marco Materrazzi mendapatkan sindiran dari putra legenda Juventus, Pavel Nedved, usai membanggakan raihan gelar Liga Champions bersama Inter Milan.
Bek legendaris Inter Milan, Marco Materazzi, terlibat perang kata-kata dengan putra legenda Juventus yang kini menjadi wakil presiden Si Nyonya Tua, Pavel Nedved.
Kejadian ini sejatinya diawali oleh ulah Materazzi sendiri, yang lebih dulu meledek Nedved melalui media sosial Instagram.
Ketika itu, Nedved membanggakan dominasi Juventus di Serie A Italia dengan menyebut putranya masih sekolah menengah ketika Bianconeri merebut scudetto pada musim 2011/2012, dan kini gelar tersebut masih jadi milik Si Nyonya Tua ketika putranya itu sudah bisa mengendarai mobil sendiri dan menjadi mahasiswa.
Unggahan Nedved itu pun dibalas oleh Materazzi, yang menyindir Juventus yang dominan di Serie A Italia tapi melempem di kompetisi Eropa.
“Pavel, kami semua berharap dia (putra Nedved) bisa melihat Anda MENANG di Liga Champions sebelum dia menyelesaikan kuliahnya," tulis Materazzi di Instagram.
"Anak-anak saya telah menyaksikan Liga Champions dan Kejuaraan Dunia dimenangkan saat mereka masih di taman kanak-kanak dan sekolah dasar."
Ejekan Marco Materazzi itu kemudian ditanggapi langsung oleh putra Pavel Nedved, yang bernama Pavel Nedved Jr. Ia menyebut bahwa yang dilakukan Marco Materazzi hanyalah membanggakan masa lalu.
1. Sebut Materazzi Terlalu Sibuk Mengingat Masa Lalu
“Saya tidak terlalu memikirkan kata-kata Materazzi,” tulis Nedved Jr melalui fitur Instagram Story.
“Dia hanya membicarakan masa lalu, hal-hal yang terjadi lebih dari sepuluh tahun lalu, meski tentu saja itu punya nilai yang signifikan.”
“Di sisi lain, kita membicarakan masa kini. Saya tidak mengerti kenapa dia merasa tersinggung dengan pembicaraan ini, karena yang dibicarakan ayah saya adalah sebuah fakta.”
Lebih lanjut, Nedved Jr juga menyindir situasi Inter Milan yang kini sudah cukup lama puasa gelar. “Dengan kata lain, ada orang yang puas memenangkan trofi setiap sepuluh tahun sekali, tapi ada pula yang masih haus gelar meski sudah meraih 18 trofi dalam waktu sepuluh tahun.”