Bedah Kualitas Declan Rice yang Bisa Bikin Chelsea Jilat Ludah Sendiri
INDOSPORT.COM – Chelsea bisa saja menjilat ludahnya sendiri jika menilik catatan mantan pemain akademinya yang kini membela West Ham United, Declan Rice.
Sebagaimana diketahui, Chelsea santer dilaporkan mendekati Rice sejak musim 2019/20 lalu. Hal ini tak lepas dari penampilannya bersama West Ham.
Kala itu, Rice yang baru berusia 21 tahun telah mampu menjadi tulang punggung West Ham dan bahkan menyandang ban kapten kala Mark Noble absen.
Ketertarikan Chelsea menjadi-jadi pada musim panas 2020 lalu. Saat itu, banyak outlet melaporkan The Blues akan menjual para pemainnya demi mendatangkan Rice.
Namun, ketertarikan yang dilaporkan tersebut tak berujung nyata. Hal ini tak lepas dari besarnya harga Declan Rice yang dipatok oleh West Ham United. Chelsea pun lebih memilih mengalihkan dana belanjanya ke pemain lain.
West Ham mematok angka lebih dari 80 juta poundsterling untuk setiap tim yang menginginkan jasa Rice. Usianya yang muda, pengalaman yang menggunung serta statusnya sebagai pemain asli Inggris membuat harganya berada di atas rata-rata.
Chelsea yang menyadari akan besarnya harga tersebut pun memilih mundur. Bahkan ada laporan bahwa transfer Rice sendiri merusak hubungan Frank Lampard dan Marina Granovskaia selaku direktur.
Rusaknya hubungan tersebut berujung pada pemecatan yang diterima Lampard. Pemecatan tersebut pun bahkan disebut mengakhiri ketertarikan Chelsea terhadap Rice.
Namun, siapa sangka Chelsea dan bahkan Marina bisa saja menjilat ludahnya sendiri di musim panas 2021 mendatang. Sebab, Rice adalah gelandang yang dibutuhkan The Blues.
Memang terlalu berlebihan menyebut Declan Rice dibutuhkan oleh Chelsea. Namun, statistik membuktikan bahwa mantan pemain akademinya ini bisa saja menjadi pelengkap di lini tengah The Blues.
1. Bisa Bikin Chelsea Jilat Ludah Sendiri
Declan Rice dilepas Chelsea saat usianya 14 tahun. Entah apa penyebabnya, namun rumor yang berkembang ia dianggap tak memiliki bakat apik seperti para pemain seangkatannya di akademi The Blues.
Rice pun mengaku ia menangis saat Chelsea melepasnya di usia tersebut. Sebab, secara tidak langsung pelepasan tersebut bisa saja mengakhiri mimpinya sebagai pesepak bola.
Beruntung West Ham datang dan memasukkannya ke akademinya. Hingga pada akhirnya, Rice menjadi pemain penting dan poster dari tim berjuluk The Hammers tersebut.
Rice menembus tim utama West Ham sebagai pemain bertipe defensif di mana dirinya pernah menjadi bek tengah dan ditaruh di posisi gelandang bertahan.
Posisi gelandang bertahan yang ditempati Rice pun secara tak langsung membuat Timnas Inggris merasa beruntung karena memiliki pemain murni untuk posisi tersebut.
Sejak generasi emas, tak ada pemain Inggris yang menguasai posisi tersebut hingga akhirnya muncul lah Rice yang mampu mengisi pos tersebut.
Pentingnya peran Rice terlihat di mana ia hanya sekali absen dari laga yang dijalani Timnas Inggris sejak November 2019 di mana laga yang tak ia ikuti yakni saat melawan San Marino saja.
Catatan apik Rice di level timnas tak lepas dari perannya untuk West Ham. Di usia 22 tahun, ia telah tampil sebanyak 115 pertandingan dan menjadi kapten tim.
Ia pun menjadi pemain paling vital bagi West Ham di mana hal ini terihat dari statusnya sebagai pemain non kiper yang memiliki menit bermain terbanyak sejak Agustus 2018 dengan total 8719 menit.
Wajar bila dengan catatan tersebut West Ham meminta mahar hingga 80 juta poundsterling. Apalagi melihat catatannya di atas lapangan.
Sebagai salah satu gelandang bertahan (atau tengah bersama Tomas Soucek), ia tak hanya bertugas menjadi penghancur serangan lawan, melainkan juga membantu fase penyeranan West Ham.
Di Liga Inggris musim 2020/21 ini, Rice menjdi pemain keempat yang paling kerap berlari dengan total jarak tempuh sebanyak 325.6 km.
Banyaknya jarak tempuh yang ia buat menjadi bukti dari kemampuannya meng-cover lapangan baik dalam fase bertahan dan menyerang.
Lalu, mengapa Chelsea bisa menjilat ludah sendiri dan menghidupkan kembali ketertarikannya kepada Rice?
Anggapan itu lahir dari kemampuan Rice sendiri. Rice sangat tepat bermain di posisi dua gelandang sentral yang menjadi Trademark Chelsea bersama Thomas Tuchel.
Dalam bertahan,Rice berada di tempat kelima dalam urusan tekel (113 kali). Dan bersama Soucek, ia menjadi duet dengan jumlah tekel terbanyak di Liga Inggris yakni di angka 217 tekel.
Lalu dalam menyerang, Rice terkenal akan aksinya yang mampu membawa bola dan melepaskan umpan dengan akurasi apik.
Dalam membawa bola untuk memecah barisan lawan, penampilan Rice selalu meningkat setiap musimnya di mana total dalam mendribel bolanya musim ini mencapai 186 meter per 90 menit dan Progressive Carriers (membawa bola ke area lawan) sejauh 96 meter per 90 menit.
Peran ini cocok dengan kebutuhan Chelsea. Sejauh ini, hanya ada nama Mateo Kovacic dan N’Golo Kanteryang bisa melakukannya.
Dengan usia Kante yang sudah menginjak kepala tiga, maka Declan Rice bisa menjadi penerus atau bahkan teman duet Kovacic yang menjadi sosok sentral di lini tengah Chelsea.