Thomas Tuchel dan Kejengahannya akan Kehadiran 'Tikus' di Kubu Chelsea
INDOSPORT.COM – Chelsea tengah berada dalam situasi pelik menyusul munculnya ‘tikus’ yang membocorkan informasi dari tubuh tim. Hal ini lambat laun membuat Thomas Tuchel jengah dan merasa terintimidasi untuk menukangi The Blues.
Chelsea berada dalam prahara menyusul kekalahan memalukan dari tim papan bawah, West Bromwich Albion dalam lanjutan Liga Inggris 2020/21.
Di laga itu, Chelsea harus tumbang dengan skor 2-5. Kekalahan ini sendiri merusak rekor apik Tuchel yang tak pernah tumbang dalam 14 laga sebelumnya di segala ajang.
Selain itu, gelontoran lima gol yang dilesakkan West Brom merusak catatan apik Tuchel dan Chelsea yang dalam 14 laga sebelumnya hanya kebobolan dua gol.
Hasil negatif tersebut nyatanya membuat situasi di kamar ganti memanas. Bahkan beredar kabar bahwa para pemain Chelsea yakni Antonio Rudiger dan Kepa Arrizabalaga bertengkar di sesi latihan.
Lalu, ada pula kabar yang membocorkan situasi saat Tuchel dan para pemain Chelsea menjalani rapat rahasia pasca laga melawan West Brom. Bocornya informasi tersebut pun membuat pelatih asal Jerman tersebut jengah.
“Situasi itu (pertengkaran Rudiger dan Kepa) sangat serius. Tapi keduanya bisa menanganinya. Saya mulai terbiasa dengan itu (informasi bocor), saya mendengar perkataan saya untuk tim setelah laga beredar. Jika kami melakukan rapat, kami melakukannya secara rahasia dan itu harus bertahan di ruangan saja,” tutur Tuchel.
Apa yang Tuchel laporkan seakan memperpanjang masalah dalam internal Chelsea yang berlangsung sejak zaman Maurizio Sarri.
Siapa sangka, para ‘tikus’ yang membocorkan situasi tim ke publik membuat internal Chelsea memanas dan lambat laun mulai menekan Thomas Tuchel layaknya para pendahulu sebelumnya.
1. Sosok 'Tikus' Hancurkan Reputasi Pelatih Chelsea
Tuchel sebelumnya dilaporkan mengadakan rapat pasca Chelsea dibekuk West Brom di kandang. Dalam rapat itu, pria berusia 47 tahun ini disebutkan memarahi seluruh pemainnya.
Bahkan, ada pula laporan yang menyebut bahwa Tuchel melarang pemainnya berbicara saat rapat sehingga situasi dilaporkan menjadi tegang.
Kabar yang beredar di media sosial ini pun mulai membuat posisi Tuchel sulit. Dengan apa yang ia lakukan, banyak yang menyebut mantan pelatih PSG ini adalah juru taktik bertangan besi.
Dengan penegasan yang ia berikan bahwa ia mulai terbiasa dengan bocornya informasi, secara tidak langsung Tuchel pun meraa jengah karena kondisi ini akan membuat situasi kondusif yang ia bangun sejak Januari 2021 hancur seketika.
Sejatinya, ‘tikus’ yang kerap membocorkan informasi Chelsea telah berlangsung dan terlihat jelas sejak zaman Maurizio Sarri.
Pada era Sarri, sosok ‘tikus’ tersebut adalah sang kapten sendiri, Gary Cahill. Bek asal Inggris ini memberikan informasi melalui wawancara eksklusif kepada The Telegraph.
Saat itu, Cahill memberikan informasi mengenai hubungannya yang buruk dengan Sarri secara terang-terangan usai pemakzulannya dari tim utama Chelsea.
Parahnya, informasi yang diberikan Cahill dilakukan sesaat sebelum Chelsea berlaga di final Liga Europa 2018/19 yakni pada bulan Mei 2019.
Cahill yang dimakzulkan dari tim utama memprotes kebijakan Sarri di media karena bek asal Inggris ini dianggap tak begitu memiliki teknik yang cocok dengannya.
Bocornya informasi dari Cahill pun sempat membuat situasi memanas yang berujung pada cecaran kepada Sarri. Padahal, secara logika adalah hak pelatih untuk memainkan atau memakzulkan pemain. Toh semuanya demi kebaikan tim.
Pun berlanjut ke era Frank Lampard yang kala itu diketahui memarahi Marcos Alonso sehingga bek asal Spanyol tersebut dimakzulkan.
Informasi yang menyebut Lampard memarahi Alonso pun beredar dengan cepat. ‘Tikus’ yang membocorkan rahasia tersebut membuat opini berkembang di publik.
Opini pertama adalah ketidakmampuan Lampard dalam memanajemen pemainnya. Opini kedua adalah betapa buruknya perangai Alonso sehingga membuat sang pelatih marah.
Pada akhirnya, saat Lampard dipecat juga beredar kabar bahwa pemecatan ini adalah kesalahan para pemain, terutama Rudiger yang disebut menjadi biang keroknya sebelum dibantah oleh para pemain Chelsea lainnya.
Tuchel pun mencoba memperbaiki situasi yang bocor ke publik dengan kemampuannya dalam manajemen pemain. Hasil apik pun diraih sebelum seekor ‘tikus’ menghancurkan reputasinya tersebut hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan saja.
Mungkin Tuchel masih bersabar akan tindak tanduk ‘tikus’ yang merusak reputasi dan membuat keruh suasana tim di mata publik.
Hal ini tentu harus menjadi fokus utama Chelsea yang tengah berjuang tembus empat besar dan meraih titel. Pada akhirnya, Thomas Tuchel hanya membutuhkan ketenangan untuk menjalani tugasnya sebagai pelatih, terutama untuk membuat suasan tim tetap kondusif.