Mengenal Europa Conference League, Kompetisi Kasta Ketiga Untuk Tim Kacangan UEFA
INDOSPORT.COM – Mengenal Europa Conference League, kompetisi baru dan jadi kasta ketiga Liga UEFA untuk tim-tim kacangan benua Eropa. Seperti apa format serta peraturan turnamen tersebut?
Sepekan terakhir ini, dunia sepak bola Eropa sendiri memang sedang dalam kondisi yang memanas. Salah satu penyebabnya adalah kemunculan kompetisi Liga Super Eropa (ESL), sebagai pesaing kasta teratas turnamen UEFA, Liga Champions.
Bahkan pada Senin (19/04/21) dini hari WIB lalu, sebanyak 12 tim dari Inggris, Italia dan Spanyol resmi bergabung dalam Liga Super Eropa atau lebih tenar disebut European Super League.
Liga Super Eropa sendiri terbentuk lantaran sejumlah besar klub raksasa Eropa (12 tim yang disebutkan tadi dan kini dianggap sebagai pendiri European Super League) percaya bahwa format Liga Champions saat ini masih dianggap kurang menguntungkan.
Walau tidak ada masalah dengan kompetisinya, namun jumlah 15 pertandingan (maksimal) dianggap masih kurang menguntungkan secara finansial. Oleh sebab itu, tim-tim tadi ingin mengadakan turnamen tambahan untuk mempertebal pemasukan.
Belum jalankan satu pertandingan pun, kompetisi yang diketuai oleh Florentino Perez (Presiden Real Madrid) ini, sudah dapat polemik lantaran FIFA serta UEFA yang jadi badan organisasi tempat bernaung semua klub Eropa menolak usulan turnamen tersebut.
Bahkan para pecinta sepak bola di hampir setiap penjuru Eropa, dengan tegas menolak rencana bergulirnya Liga Super Eropa yang dianggap merugikan tim-tim kecil serta mencoreng sportifitas.
Puncaknya pada Rabu (21/04/21), enam klub Liga Inggris yang sebelumnya bergabung ke ESL memutuskan undur dari peserta dan membuat kompetisi harus tertunda di tahun ini.
Berbicara soal sepak bola Eropa, sejatinya UEFA sudah merencanakan penambahan kompetensi baru yang bakal bergulir mulai musim depan. Berbeda dengan konsep ESL, turnamen baru buatan UEFA ini lebih ditujukan untuk tim-tim papan bawah Eropa yang kerap jadi lumbung gol tim papan atas.
Adalah Europa Conference League. Dilansir dari laman resmi UEFA, disebutkan bahwa induk organisasi sepak bola Eropa tersebut telah mencanangkan kompetisi baru untuk mencakup semua klub benua biru.
Lantas seperti apa format kompetisi dan keuntungan yang didapat dari turnamen Europa Conference League ini? Berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulas:
Jumlah Peserta
Dilansir dari laman resmi UEFA, diketahui bahwa ada 184 tim yang bakal mengikuti Europa Conference League musim depan. Rinciannya, setiap 55 negara anggota UEFA berpotensi mengirimkan satu wakil dan ketambahan 46 klub dari jebolan Liga Champions atau Europa League.
Tim-tim yang jadi peserta Europa Conference League berasal dari negara berperingkat 1 hingga 55 di asosiasi UEFA. Bedanya dengan Liga Champions dan Liga Europa, tim yang tampil di Europa Conference League hanya tim yang finish di peringkat 7 dan 6 ataupun juara Piala Liga untuk lima kasta teratas Eropa (Inggris, Spanyol, Italia, Prancis dan Jerman).
Selain itu, tim-tim juara dari negara dengan peringkat 20 kebawah UEFA sekelas Finlandia, Luksemburg, Gibraltar hingga San Marino bakal dapat jatah lebih banyak namun harus bertanding dari babak kualifikasi terlebih dahulu.
Europa Conference League juga ketambahan tim dari Liga Champions yang kalah dari babak kualifikasi pertama dan babak penyisihan grup. Serta tim yang kalah dari babak play-off Liga Europa.
1. Format Kompetisi
Untuk format kompetisi, Europa Conference League tak beda jauh dengan Liga Champions atau Liga Europa. Akan ada delapan grup yang berisikan empat tim. Pemuncak klasemen dari grup-grup tersebut otomatis lolos ke-16 besar.
Kemudian diikuti dengan fase gugur play-off, 16 besar, perempat final, semifinal, dan final. Namun sebelum ke-16 besar, akan ada fase play-off tambahan, di mana delapan runner-up grup akan bertemu dengan tim peringkat tiga penyisihan grup Liga Europa.
Bagi tim yang berhasil menjuarai UEFA Conference League, selain bakal mendapat hadiah uang juga akan mendapatkan tempat bermain di fase grup Liga Europa musim depan, dengan catatan mereka tak lolos ke Liga Champions dari kompetisi domestik.
Dengan bergulirnya UEFA Conference League, Presiden UEFA berharap bakal banyak tim-tim kecil menjalankan turnamen resmi dan membantu finansial mereka.
"Kompetisi klub UEFA baru akan membuat kompetisi klub-klub lebih ramai dibanding sebelumnya. Akan ada lebih banyak laga untuk klub-klub lain, dengan asosiasi lebih yang diwakilkan di fase grup," tutur Presiden UEFA, Aleksander Ceferin.