Liga Super Eropa Batal, 12 Klub Pendirinya Masih Dihantui Sanksi Berat
INDOSPORT.COM – Sebanyak 12 klub penggagas Liga Super Eropa masih dihantui sanksi berat oleh UEFA meski akhirnya kompetisi tersebut resmi dibatalkan.
Kompetisi Liga Super Eropa (ESL) sedianya bakal digelar Agustus 2021 resmi dibatalkan menyusul mundurnya delapan klub pendiri dari kompetisi.
Atletico Madrid dan Inter Milan adalah klub terbaru yang mengumumkan pengunduran diri mereka pada Rabu (21/04/21) kemarin.
Manchester City adalah klub pertama yang mundur dari Liga Super Eropa, setelah Chelsea mengisyaratkan niat mereka untuk melakukannya.
Empat tim lainnya - Arsenal, Liverpool, Manchester United dan Tottenham - kemudian menyusul pada Selasa (20/4/2021) malam.
Laporan dari jurnalis untuk RCM Sports, Mohamed Bouhafsi, dari cuitan di Twitter mengklaim bahwa dibatalkannya ESL ini bukan berarti 12 klub pendiri bakal bebas dari hukuman dari UEFA.
Bouhafsi kemudian menyebutkan bahwa 12 tim ini akan tetap menerima konsekuensi, selain mendapatkan rasa malu akibat upaya mereka membelot dari induk sepak bola Eropa.
“UEF, yang dikonfirmasi wakil presiden, mengatakan bawha 12 klub pendiri ESL akan menghadapi beberapa konsekuensi, pertama mereka “akan hidup dengan rasa malu”, dan juga ancaman sanksi lainnya,” tulis Bouhafsi.
Adanya sanksi terhadap 12 klub pendiri meskipun ESL ini tetap mundur ini sejatinya bukan dari pihak UEFA saja, melainkan karena permintaan beberapa klub papan atas yang sejak awal menentang kompetisi tandingan Liga Champions ini.
Secara terpisah, Gabriele Gravina selaku Presiden FIGC, mengatakan bahwa dirinya tak bisa memberi sanksi kepada tiga wakil Italia yakni Juventus, Inter Milan dan AC Milan.
1. Tim Founding Italia Tak Akan Dihukum?
Gravina membeberkan alasannya tak memberi sanksi kepada tiga tim papan atas Italia tersebut karena kompetisi European Super League urung terlaksana seiring mundurnya tim-tim yang berstatus ‘Founding’.
“Sebuah ide yang tak terealisasi tak bisa disanksi. Jika di masa depan proyek itu berbeda dengan normal dan statuta, badan hukum akan mengevaluasinya,” tutur Gravina dikutip dari Football Italia.
Gravina juga menambahkan, ia dan pihaknya memegang teguh nilai dan peraturan di jagat sepak bola. Keputusan mundurnya beberapa tim itu pun baginya kini telah membuat dunia sepak bola menjadi normal kembali.
Seperti diketahui, pembentukan Liga Super Eropa sempatmembuat gempar. Kompetisi ini awalnya diprakarsai oleh Andrea Agnelli (Juventus), Joel Glazer (Manchester United), John W. Henry (Liverpool), dan Stan Kroenke (Arsenal).
Hanya dalam kurun waktu 48 jam, ide tersebut mendapat ancaman serius dari berbagai pihak. Induk organisasi sepak bola dunia FIFA, UEFA, pendukung dan para pemain pun menuntut agar ESL ini dibubarkan.