Ketika Legenda Treble Winner Inter Milan Jadi Penghangat Bangku Cadangan QPR
INDOSPORT.COM – Masih adakah yang ingat Julio Cesar? Kiper asal Brasil ini menjadi pionir utama saat Inter Milan meraih Treble Winner di 2010. Namun, dua tahun berselang ia harus duduk di bangku cadangan di tim sekelas Queen Park Rangers.
Julio Cesar dikenal sebagai salah satu kiper terbaik yang dimiliki Brasil. Ia menjadi aktor utama di saat Inter merajai Serie A dan merajai Eropa pada 2010.
Bersama 7.5 tahun bersama Inter, Julio Cesar mencatatkan 14 gelar dan mencatatkan 300 penampilan bagi Nerazzurri di segala ajang.
Dalam 300 penampilan ia kebobolan 274 gol dan mencatatkan 128 Clean Sheet. Angka ini cukup untuk menggambarkan perannya yang membuat lini pertahanan Inter kokoh.
Sayangnya, kebersamaan Julio Cesar bersama Inter Milan harus berakhir dalam tempo 7.5 tahun saja. Pada 2012 ia didepak ke tim gurem Inggris, Queen Park Rangers.
“Pada 2012, setelah 7.5 tahun di Inter, saya tak pernah berpikir saya akan bermain untuk klub lain. Saya benar-benar tidak pernah berpikir saya akan berakhir di Queen Park Rangers,” kenang Julio Cesar dikutip dari The Players Tribune.
“Inter ingin memangkan pengeluaran mereka dan skuat berantakan. Mereka mencoba menurunkan gaji saya yang saya rasa tidak adil. Jadi saya memutuskan pergi. Semuanya sangat menyedihkan,” lanjutnya.
Dengan statusnya sebagai salah satu kiper terbaik Brasil dan peraih Treble Winner dua tahun sebelumnya, perjalanan Julio Cesar di Inggris tak berjalan baik.
Bahkan parahnya, Julio Cesar menjadi cadangan di Queen Park Rangers. Kok bisa? Bagaimana bisa, kiper peraih Treble Winners malah menjadi penghuni bangku cadangan di tim gurem Inggris?
1. Gara-gara Harry Redknapp
Julio Cesar tak menafikkan bahwa dirinya bergabung dengan QPR karena tim asal London itu yang menawarinya. Uang pun menjadi faktor penting mengapa ia mau bergabung.
“Saya hanya memiliki satu tawaran yang datang yakni dari QPR. Seperti biasa, uang itu penting, tapi saya percaya masa depan klub tersebut.
“Bermain di Liga Inggris membuatku semangat dan London adalah kota yang hebat. Namun rencana setelah investasi besar-besaran klub tak dibarengi mental pemenang dan kami terdegradasi,” tulisnya.
Saat bergabung dengan QPR, Julio Cesar tetap menjadi kiper nomor 1 Brasil. Namun, status sebagai kiper nomor 1 tersebut tak menjamin tempatnya di klub tersebut.
Ia kalah dari Robert Green ketika Harry Redknapp datang. Usut punya usut, paman Frank Lampard tersebut ternyata diam-diam tak menyukai pemain Brasil.
“Saya melakukannya dengan baik bersama Mark Hughes. Tapi, setelah Harry Redknapp mengambil alih, saya sulit mendapat posisi kiper nomor 1.
“Harry dan saya memiliki masalah. Tapi dia memilih Robert Green. Itu aneh karena dia selalu memberi tahu saya ‘Anda kiper yang luar biasa’ dan saya hanya berharap dia memainkan saya,” lanjutnya.
Kabar bahwa Harry Redknapp tidak menyukai pemain Brasil juga diakui oleh kiper Tottenham Hotspur, Heurelho Gomes.
Gomes yang kompatriot Julio Cesar juga pernah bekerja di bawah Redknapp. Dan memang paman dari Lampard tersebut diakuinya tidak menyukai pemain Brasil.
Setelah gagal di QPR, Julio Cesar hengkang ke Amerika Serikat dengan bergaung Toronto FC. Pada 2014, akhirnya ia dilepas ke Benfica.
Bersama Benfica, Julio Cesar menemukan tempatnya kembali dan meraih beragam gelar sebelum ia dilepas pada 2017 dan memutuskan pensiun pada 2018 usai terakhir kali membela Flamengo.