Mengenang Pauleta, Bomber Tajam PSG Sebelum Invansi Qatar ke Paris
INDOSPORT.COM – Tepat pada hari ini, tanggal 28 April, Pauleta lahir ke dunia. Ia memanglah bukan pemain bernama besar. Namun, namanya melegenda di Paris Saint-Germain mengingat statusnya sebagai top skor sepanjang masa klub sebelum Qatar menginvansi Paris.
Pauleta bukanlah nama besar. Ia hanyalah pemain biasa saja yang berasal dar Portugal. Dibandingkan Luis Figo atau Rui Costa, ia seakan pemanis semata.
Pedro Miguel Carreiro Resendes atau akrab disapa Pauleta ini tak memiliki karier membanggakan. Sepanjang kariernya, ia hanya membela tim-tim kecil seperti Micaelense, Estoril Praia, UD Salamanca.
Namun, setelahnya namanya melambung kala berseragam Deportivo La Coruna. Bersama Super Depor, ia mulai dikenal. Kala itu, usianya telah menginjak 25 tahun atau terbilang lambat di era sepak bola modern saat ini.
Dalam 58 laga bersama Deportivo La Coruna, Pauleta mencetak 18 gol dan menjadi salah satu pilar kesuksesan Super Depor di era 1990 an.
Meski di level klub namanya tak mentereng dan baru tenar di usia 25 tahun, Pauleta nyatanya dihargai di Portugal. Bahkan ia telah membela Portugal sejak usia 18 tahun.
Ia pun memainkan 88 laga bersama Portugal dan mencetak 47 gol, atau berstatus top skor sepanjang masa kala itu sebelum torehannya dilewati Cristiano Ronaldo.
Beralih ke level klub, usai tampil apik bersama Deportivo La Coruna, Pauleta diboyong Girodins Bordeaux pada tahun 2000. Di tanah Prancis lah namanya mulai dikenal sebagai bomber tajam.
Dalam tempo 3 tahun, ia memainkan 130 laga bersama Bordeaux dan mencetak 91 gol. Di usianya yang ke-30, ia pun lantas diboyong PSG.
Paris Saint-Germain yang belum sekaya saat ini memboyongnya dengan mahar cukup besar yakni 11 juta euro kala itu. Di Paris lah ia menancapkan statusnya sebagai legenda dan top skor sepanjang masa klub sebelum Qatar mengakuisisi Les Parisiens.
1. Top Skor Sepanjang Masa PSG Sebelum Era Qatar
Pauleta datang dengan ekspektasi besar kala itu mengingat harganya yang cukup tinggi bagi pemain yang telah menginjak kepala 3.
Namun ekspektasi itu tak menjadi beban bagi dirinya. Pauleta terus menunjukkan kemampuannya mencetak gol lewat kaki maupun kepalanya.
Total 109 gol ia cetak kala itu dalam 211 pertandingan di segala ajang. Torehan ini menjadikannya top skor sepanjang masa klub dan dibarengi ragam gelar bergensi seperti Coupe de France dan Coupe de la Ligue.
Statusnya sebagai top skor sepanjang masa PSG nyatanya tak bertahan lama. Runtuhnya status tersebut terjadi saat Nasser Al-Khelaifi dari Qatar datang dan mengakuisisi klub.
Kedatangan Al-Khelaifi berlanjut dengan datangnya sederet bintang ternama seperti Zlatan Ibrahimovic dan Edinson Cavani.
Ibrahimovic menjadi orang pertama yang mematahkan status Pauleta. Kala itu, pria asal Swedia ini berhasil mencetak 156 gol dalam 180 laga.
Tak lama berselang, status Ibrahimovic juga tergusur oleh Cavani yang berhasil mencetak 200 gol dalam 301 penampilan.
Mungkin Pauleta akan terlupakan jasanya. Namun bagi pendukung PSG, namanya harum mengingat ia datang ke Paris saat Les Parisiens bukanlah tim besar dengan kemewahan yang diberikan Qatar seperti saat ini.