PSM Terus Bergerak Tuntaskan Sanksi FIFA Sebelum Kick-off Liga 1 2021
INDOSPORT.COM - Klub sepak bola asal Ibu Kota Sulawesi Selatan, PSM Makassar, terus bergerak untuk menuntaskan sanksi dari FIFA sebelum mempersiapkan diri menyambut Liga 1 2021.
PSM diwajibkan melunasi tunggakan gaji dari 17 pemainnya musim lalu sebesar Rp5,3 miliar agar dapat terbebas dari larangan mendaftarkan rekrutan anyar selama tiga periode bursa transfer.
Namun, klub yang dikelola oleh pebisnis sekaligus politisi Munafri Arifuddin ini harus menyelesaikan tunggakan tersebut sebelum 26 Mei 2021 sesuai putusan National Dispute Resolution Chamber (NDRC) atau Badan Penyelesaian Sengketa Nasional.
Apabila dua syarat tersebut tak terpenuhi, PSM Makassar terancam tampil dengan pemain ala kadarnya di Liga 1 2021 lantaran terganjal larangan dari FIFA tersebut.
"Apa yang memang disarankan atau diarahkan para direksi dan atasan, kami dari manajemen telah menjalankannya," ungkap Asisten Manajer PSM Makassar, Syahrir Nawir Nur, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Rabu (5/5/21).
"Jajaran manajemen dan para direksi klub juga tak mungkin tinggal diam saja. Kami akan mengurus, mengerjakan, dan menyelesaikan semua tuntutan serta kewajiban yang ada," kata Riri, sapaan akrabnya.
Sekadar mengingatkan, PSM Makassar dijatuhi sanksi oleh FIFA menyusul masuknya laporan dari legiun asing pada Liga 1 2020, yaitu Giancarlo Lopes Rodrigues.
1. Doa dari Suporter
Lebih lanjut, Riri yang menjadi Manajer PSM Makassar di Piala AFC 2020 turut meminta doa dari para suporter agar menjadi dorongan moril kepada manajemen untuk menuntaskan sanksi dari FIFA.
"Saya meminta dia dari seluruh suporter dan warga Makassar agar klub kebanggaan kita berjalan mulus, semua urusan selesai, dan menyongsong Liga 1 dengan maksimal," tutur Riri.
"Tentu kita semua memiliki cita-cita yang sama yaitu ingin melihat PSM Makassar tampil di Liga 1. Apalagi, Piala Menpora kemarin betul-betul sangat mengobati kerinduan kita semua," pungkasnya.
PSM Makassar menjadi klub ketiga di Indonesia yang disanksi FIFA dalam tiga tahun terakhir, mengikuti jejak Persikabo 1973 dan Semen Padang.