Bersama Mikel Arteta, Arsenal Tak Pernah Baik-baik Saja
INDOSPORT.COM - Arsenal mengalami kemunduran luar biasa bersama Mikel Arteta usai disingkirkan Villarreal dari Liga Europa 2020/21. Kemunduran ini menjadi tanda bahwa The Gunners tak baik-baik saja bersamanya.
Arsenal diketahui gagal mengamankan satu tiket ke final Liga Europa musim ini setelah mereka hanya mampu bermain imbang dengan skor kacamata kontra Villarreal di leg kedua babak semifinal Liga Europa musim ini.
Bermain di Emirates tak membuat Pierre Emerick Aubameyang dkk tampil trengginas. Sebaliknya, mereka bermain dengan tempo pelan seakan tak ingin mengamankan satu tiket untuk berlaga di Stadion Energa, tempat babak final Liga Europa musim ini dilangsungkan.
Hasilnya Arsenal hanya mampu ditahan imbang oleh tamunya, Villarreal, meskipun beberapa kali berhasil menciptakan peluang yang sayangnya belum bisa dikonversi menjadi gol.
Imbas hasil imbang memalukan yang membuat mimpi untuk tampil di final Liga Europa musim ini kandas itu adalah desakan mundur yang dilemparkan secara tersirat atau tersurat dari para fans Die-Hard Arsenal maupun pandit di Twitter untuk Mikel Arteta.
Desakan mundur yang pertama datang dari Piers Morgan, jurnalis kenamaan Inggris, yang mempertanyakan kenapa Mikel Arteta masih menjadi pelatih Arsenal meskipun rentetan hasil buruk sebenarnya telah lebih dari cukup untuk membuat dirinya ditendang dari Emirates.
Desakan lain muncul dari para fans yang jelas-jelas tak puas dengan kinerja Arteta sepanjang 2020-2021. Kegagalannya di Liga Inggris dan Liga Europa menjadi bukti yang cukup sahih bahwa Arsenal sedang tak baik-baik saja dan cenderung mengalami kemunduran.
1. Salah Kroenke atau Arteta?
‘Trust the Process’ menjadi kalimat yang digaungkan pendukung Arsenal setiap The Gunners menerima hasil buruk bersama Mikel Arteta.
Sebelum laga melawan Villarreal, kalimat ‘Trust the Process’ masih digaungkan. Fans Arsenal sadar bahwa Arteta bukanlah kambing hitam utama dari buruknya laju The Gunners di musim 2020/21.
Munculnya semboyan ‘Trust the Process' sendiri mengacu pada prestasi instan Arsenal bersama Arteta yang langsung meraih gelar Piala FA 2019/20 dan Community Shield.
Mayoritas pendukung Arsenal percaya bahwa Arteta akan menjadi sosok yang tepat untuk menukangi The Gunners berkaca dari hasil yang didapat dalam waktu singkat.
Namun, raihan instan yang mampu menghipnotis pendukung Arsenal nyatanya hanyalah awal dari bencana ke depannya. Fans Meriam London tentu tak sadar bahwa mereka sendiri telah membebani seorang pelatih yang tak punya pengalaman.
Alhasil kemunduran pun tak terelakkan. Di Liga Inggris 2020/21 hingga pekan ke-34, Arsenal duduk di tempat ke-9 dan bisa saja tergusur oleh Aston Villa yang masih punya tabungan satu laga.
Dengan empat laga tersisa, ada harapan kecil saja bagi Arsenal untuk meraih tempat di kompetisi Eropa musim depan.
Arsenal pun tak punya kesempatan untuk melaju ke kompetisi Eropa lewat ajang domestik seperti Piala FA ataupun dari Liga Europa sendiri.
Bila dibandingkan dengan Arsene Wenger selama 22 tahun menjabat sebagai pelatih, pria asal Prancis ini selalu membawa Arsenal lolos ke kompetisi Eropa. Bahkan Unai Emery pun yang dipecat juga berhasil membawa The Gunners ke Eropa.
Hasil melawan Villarreal mungkin menjadi akhir dari semboyan ‘Trust the Process’. Apalagi melihat buruknya permainan Arsenal dan pengambilan keputusan yang dilakukan Arteta sendiri.
Dijadikannya Hector Bellerin yang angin-anginan menjadi starter melawan Villarreal padahal ada Callum Chambers, dan ditarik keluarnya Pierre-Emerick Aubameyang yang merupakan satu-satunya pemain terbaik Arsenal di laga itu menjadi contoh kecil buruknya keputusan yang diambil Arteta.
Entah siapa yang salah. Apakah Kroenke selaku pemilik yang terlalu berani menunjuk Arteta? Ataukah, Arteta sendiri yang sembrono menerima jabatan padahal memang belum punya pengalaman melatih tim sebesar Arsenal?
Pada akhirnya, prestasi instan seperti gelar Piala FA 2019/20 dan Community Shield 2020 hanyalah awal manis dari besarnya badai yang akan datang di kubu Arsenal