Ini Alasan di Balik Munculnya Wacana Liga 1 Tanpa Degradasi
INDOSPORT.COM - Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, menggambarkan segara gamblang mengapa klub-klub menginginkan kompetisi Liga 1 tanpa degradasi.
Namun baginya, meski usulan itu kuat menyeruak, semua keputusan akan dibawa dalam Kongres PSSI pada tanggal 29 Mei mendatang.
Dalam beberapa hari terakhir, isu sepak bola nasional memang digemparkan dengan adanya wacana tidak ada degradasi di kancah kompetisi Liga 1. Isu datang karena adanya usulan dari beberapa klub peserta.
Kabar ini ini memang menjadi sebuah kontroversi, di mana tak sedikit yang mendukung, namun banyak pula yang menentang.
Terkait situasi ini, Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, angkat bicara. Baginya usulan ini akan dibawa ke kongres tahunan PSSI. Dalam kongres nanti, usulan ini akan diputuskan, apakah diterima sehingga Liga 1 tanpa degradasi, atau ditolak dan kompetisi berjalan seperti biasanya.
“Bahwa Exco PSSI mengakomodasi surat permohonan dari sebagian besar klub Liga 1 dan Liga 2 tentang permohonan kompetisi tanpa degradasi, namun tetap ada promosi, juara Liga 1 dan juara Liga 2 tetap ada,” kata Plt Sekjen, Yunus Nusi.
“Exco PSSI sebatas memutuskan dalam rapat Exco tanggal 3 Mei 2021 untuk memasukkan agenda ini ke dalam kongres,
"Nantinya, kongres sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam organisasi yang akan memutuskan, karena terkait dengan jumlah peserta Liga 1 dan Liga 2 di tahun 2022 nanti," jelas Yunus Nusi.
1. Alasan Liga 1 Tanpa Degradasi
Meski begitu, Yunus Nusi menjabarkan mengapa ada beberapa klub yang ingin kompetisi tanpa adanya degradasi. Setidaknya, ada empat poin yang menjadi dasar alasan.
Pertama, kompetisi masih dalam suasana pandemi Covid-19. PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator dan klub juga masih belajar soal protokol kesehatan. Kedua, bagaimana jika sebuah klub ada yang terpapar pemain dan ofisial dalam jumlah banyak.
"Itu akan menyulitkan klub itu untuk bersaing dengan klub-klub lain. Itu tentu menjadi persaingan yang tidak sehat," kata Yunus.
"Lalu bagaimana jika itu terjadi di Indonesia. Ini pasti sesuatu yang dilematis," tambahnya.
Yunus menambahkan, situasi klub saat ini juga terdampak pandemi, di mana kesulitan ekonomi karena sponsor tidak sulit masuk. Ditambah, kompetisi Liga 1 dan 2 amat mungkin akan terbatas penontonnya sehingga akan membuat klub kesulitan untuk mencari pemasukan.
Selain itu, usulan itu juga akan dikonsultasikan dengan AFC dan FIFA apakah menyalahi aturan atau tidak.