Sejarah Pelepas Dahaga 16 Tahun Nirgelar Atletico Madrid, Efek Diego Forlan
INDOSPORT.COM - Final Piala UEFA/Liga Europa kerap memanggungkan duel wakil Inggris kontra Spanyol. Setidaknya situasi semacam ini pernah terjadi sebanyak empat kali sejak pergantian milenium, termasuk edisi 2009-2010.
Waktu itu, Inggris diwakili Fulham, sedangkan Spanyol mengirim Atletico Madrid, 12 Mei 2010. Hasil akhir berpihak kepada kubu Matador, di mana Los Rojiblancos alias Si Merah-Putih sukses menumbangkan The Cottagers dengan skor 2-1 setelah melalui pertandingan melelahkan selama 120 menit.
Diego Forlan menjadi pahlawan kemenangan tim berkat sepasang gol yang ia cetak masing-masing pada menit ke-32 dan 116. Kubu Fulham sempat mencuri gol lewat sepakan voli Simon Davies pada menit ke-37.
Sepanjang 120 menit, Atletico Madrid memang tampak lebih dominan dalam menyerang. Lini pertahanan mereka cenderung tenang saat mengantisipasi serbuan Fulham, kecuali dua serangan yang salah satunya berujung gol Davies dan satu lagi berhasil ditepis oleh David De Gea.
âKami sangat menikmati pertandingan. Rasanya kami amat layak memenangi trofi mengingat begitu banyak pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai titik puncak kesuksesan,â cetus Diego Forlan.
Ucapan Diego Forlan mengacu kepada perjalanan Atletico menuju final. Mereka harus melewati lawan-lawan berat mulai dari Galatasaray (32 besar), Sporting CP (16 besar), Valencia (perempat final), hingga Liverpool (semifinal).
Terlebih, Atletico Madrid mengalami dinamika di tengah kompetisi berupa pergantian pelatih. Abel Resino, yang dinilai gagal mengangkat prestasi tim, didepak pada 23 Oktober 2009 dan posisinya beralih ke tangan Quique Sanchez Flores.
âKemenangan di final Liga Europa telah membayar lunas semua perjuangan tim selama ini. Saya sungguh puas karena para pemain bisa tampil tanpa beban sepanjang pertandingan,â ujar Quique Sanchez Flores.
Gelar Liga Europa 2009-2010 bagaikan pelepas dahaga Atletico Madrid yang telah berlangsung selama 16 tahun sejak 1996 kala mereka berhasil merengkuh dua titel sekaligus, yakni LaLiga Spanyol dan Copa del Rey.
Khusus Forlan, periode 2010 seolah menjadi puncak kejayaan striker asal Uruguay tersebut. Berselang sebulan kemudian, dia merengkuh kesuksesan di Piala Dunia 2010.
Diego Forlan menjadi aktor utama di balik prestasi Uruguay menempati peringkat keempat Piala Dunia 2010, hanya kalah dari Spanyol (juara), Belanda (runner-up), dan Jerman (peringkat ketiga).Â
Dia bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen plus top skor dengan koleksi lima gol bersama tiga pemain lain, yakni Thomas Muller (Jerman), David Villa (Spanyol), dan Wesley Sneijder (Belanda).
1. Derita Hodgson
Sebaliknya, kubu Fulham cuma bisa meratapi kegagalan. Roy Hodgson, pria yang sempat menjabat sebagai pelatih timnas Inggris tersebut lagi-lagi harus mengalami kekalahan di final kejuaraan antarklub Eropa.
Pada 1996-1997, Hodgson pernah mengantarkan Inter Milan menembus final Piala UEFA. Hanya, I Nerazzurri alias Si Hitam-Biru keok dari Schalke 04 lewat drama adu penalti (2-4).
Susunan Pemain:
Atletico Madrid (4-4-2): 43-De Gea; 17-Ujfalusi, 21-Perea, 18-A. Dominguez, 3-A. Lopez; 19-Reyes (14-Salvio 78'), 8-Raul Garcia, 12-Assuncao, 20-Simao (9-Jurado 68'); 7-Forlan (14-Toto 85'), 10-Aguero (2-Valera 119')
Cadangan: 42-Robles, 6-Camacho, 16-Juanito, 24-Cabrera
Pelatih: Quique Flores
Fulham (4-4-1-1): 1-Schwarzer; 6-Baird, 18-Hughes, 5-Hangeland, 3-Konchesky; 16-Duff (10-Nevland 84'), 20-Etuhu, 13-Murphy (27-Greening 118'), 29-Davies; 11-Gera; 25-Zamora (23-Dempsey 55')
Cadangan: 19-Zuberbuhler, 4-Pantsil, 17-Riise, 34-Dikgacol
Pelatih: Hodgson
Stadion: Hamburg Arena (49.000)
Gol: Forlan 32', 116'/Davies 37'
Wasit: Rizzoli (Ita)
Kartu Kuning: Salvio, Raul Garcia, Forlan (A)/Hangeland (F)
Kartu Merah: -