On This Day: Manisnya Balas Dendam AC Milan ke Liverpool
INDOSPORT.COM – Tepat 23 Mei 2007 atau 14 tahun silam, AC Milan menorehkan tinta manis dengan membalaskan dendamnya ke Liverpool di Liga Champions.
Membicarakan pertemuan AC Milan dan Liverpool, maka pecinta sepak bola mengingat ‘Miracle of Istanbul’ pada 2005 silam.
Saat itu, Liverpool berhasil mengalahkan AC Milan lewat adu penalti di final Liga Champions 2004/05 usai tertinggal 0-3 di babak pertama.
Di laga itu, memang AC Milan diprediksi akan memenangi Liga Champions 2004/05 setelah unggul tiga gol lewat Paolo Maldini dan dua gol Hernan Crespo.
Keunggulan tiga gol di babak pertama ini membuat penggawa AC Milan yakin menggondol Liga Champions 2004/05. Bahkan, ada kabar bahwa Gennaro Gattuso mengejek Steven Gerrard dengan menyeringai di lorong kamar ganti pemain.
Namun, di babak kedua Liverpool mampu membalikkan keadaan dengan membalas tiga gol AC Milan lewat Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso.
Kedudukan 3-3 itu berlanjut ke babak adu penalti di mana Jerzy Dudek, menjadi pahlawan Liverpool dan membawa The Reds menumbangkan AC Milan di final.
Kekalahan itu memberi rasa sakit yang dalam bagi AC Milan mengingat mereka telah unggul 3-0 terlebih dulu di babak pertama.
Namun dua tahun kemudian, AC Milan memiliki kesempatan membalaskan dendamnya ke Liverpool. Masih di ajang dan babak yang sama yakni final Liga Champions 2007.
Bagaimana kisah heroik AC Milan yang berhasil membalaskan dendamnya ke Liverpool di final Liga Champions 2007? Berikut rangkumannya.
1. Balas Dendam yang Manis
Di final Liga Champions musim 2006/07 yang berlangsung di Olympic Stadium, Athena, Yunani, AC Milan dan Liverpool kembali bertemu.
Kali ini, Liverpool diunggulkan dan AC Milan berstatus tim Underdog mengingat The Reds punya perjalanan apik ke final dan Rossoneri sempat susah payah di babak grup hingga harus lolos di Match Day terakhir.
Bermodalkan rasa sakit hati dan dendam atas kejadian dua tahun sebelumnya, AC Milan yang tak diunggulkan memiliki motivasi besar untuk mengalahkan Liverpool.
Rasa sakit hati dan dendam itu benar-benar membakar semangat AC Milan yang tampil luar biasa di final. Filipo Inzhagi menjadi pahlawan di laga ini berkat dua golnya.
Liverpool sempat membalas lewat Dirk Kuyt. Namun satu gol itu tak cukup membuat The Reds kembali mengulangi ‘Miracle of Istanbul’ mengingat solidnya pertahanan AC Milan.
Kemenangan ini pun membuat AC Milan dan pendukungnya bersorak. Rossoneri menganggap dendam dan rasa sakit hati telah terbalaskan dengan baik.
Kemenangan ini juga membawa AC Milan kian meninggalkan torehan trofi UCL Liverpool. Sebagai catatan, kemenangan The Reds atas Rossoneri di 2005 membuat trofi Liverpool menjadi lima dan hanya berjarak satu gelar dari AC Milan.
Namun, kemenangan di 2007 membuat AC Milan meraih titel ke-7 nya dan kembali menjauhi torehan gelar Liverpool dengan jarak dua gelar.
Tentu kisah ini terbilang manis bagi AC Milan. Mimpi buruk, rasa sakit, dan dendam mampu mereka salurkan dan balaskan kepada Liverpool dalam tempo dua tahun saja.