Final Liga Champions: Panggung Duel Wonderkid Inggris, Phil Foden vs Mason Mount
INDOSPORT.COM – Final Liga Champions 2020/21 tak hanya mengadu kekuatan dua tim Inggris, Manchester City dan Chelsea. Laga ini juga mengadu kreatifitas dan ketajaman dua wonderkid Inggris, Phil Foden dan Mason Mount.
Man City dan Chelsea akan bertatapan untuk keempat kalinya di tahun 2021 ini. Kali ini, kedua tim akan saling tikam untuk memperebutkan gelar Liga Champions.
Man City berada di atas angin mengingat banyak pecinta sepak bola mendukungnya. Apalagi, jika melihat perjalanan The Citizens yang berhasil mencetak sejarah dengan menembus final Liga Champions.
Selain itu, Man City juga berada dalam performa apik menyusul keberhasilan di kancah domestik usai menjuarai Piala Liga Inggris dan Liga Inggris 2020/21.
Berbanding terbalik dengan Manchester City, Chelsea berada dalam keterpurukan. Dalam empat laga terakhirnya, The Blues tumbang tiga kali termasuk saat dikalahkan Leicester City di final Piala FA.
Dengan kondisi seperti ini, jelas bahwa Man City akan diunggulkan di final Liga Champions. Namun, Chelsea punya modal apik yakni menang dua kali dari tiga pertemuan terakhir di tahun 2021 ini.
Berbicara soal kedua tim, maka berbicara soal komposisi pemain. Dalam artikel kali ini, INDOSPORT akan membahas soal dua jebolan akademi Man City dan Chelsea, yakni Phil Foden dan Mason Mount.
Keduanya seakan menjadi gambaran dari betapa hebatnya akademi kedua tim, mengingat keduanya mulai tampil reguler di tim utama dan menjadi andalan baik bagi Man City dan Chelsea.
Otomatis, final Liga Champions tak hanya menjadi panggung bagi Manchester City dan Chelsea semata. Namun juga bagi Phil Foden dan Mason Mount untuk menentukan siapa sejatinya wonderkid Inggris. Berikut ulasannya.
1. Pemenangnya Tetap Inggris
Phil Foden dan Mason Mount menjadi dua gambaran generasi emas Inggris. Keduanya telah jauh diprediksi akan sukses sejak Foden membawa Inggris menjuarai Piala Dunia U-17 dan Mount membawa Inggris menjuarai Euro U-19.
Sama-sama berposisi sebagai gelandang serang dan juga bisa beroperasi di lini sayap, keduanya menjadi citra ketajaman dan kreatifitas bagi Man City dan Chelsea.
Untuk ketajaman, Foden lebih unggul ketimbang Mount. Selain karena posisinya lebih menyerang, pemain berusia 21 tahun ini juga menjadi salah satu kunci dari permainan Man City.
Foden memiliki catatan menarik dalam hal menyerang di mana ia setidaknya berkontribusi satu gol dan satu assist dalam 114 menit bermain musim ini.
Sembilan gol telah dicetak oleh Foden bagi Man City musim ini hanya dari nilai 5.3 xG (Expected Goals). Dengan kata lain, ia Overperformed dan juga merupakan Finisher terbaik bagi The Citizens.
Catatan ini berbeda jauh dengan Mount yang mulai menemukan bentuk permainannya di era Thomas Tuchel. di era Tuchel, ia mencetak empat gol saja. Jauh dari torehan Foden, namun unggul dari torehannya bersama Frank Lampard di musim ini.
Terlepas dari bakat yang ia miliki, Foden banyak mencetak gol karena Man City bermain menyerang dan dominan atas lawan-lawannya. Hal tersebut berbanding terbalik dengan Mount dan Chelsea yang mengenakan skema Counter Attack.
Secara gol, memang keduanya berbeda jauh. Namun dari sisi kreatifitas dan Teamwork, Mount boleh membusungkan dada.
Catatan assist Mount di musim 2020/21 ini memiliki enam assist di Liga Inggris dan Liga Champions. Enam assist ini ia buat dari 8.9 xA (Expected Assist). Angka ini sejatinya buruk karena ia Underperfomed.
Buruknya catatan ini bisa jadi dikarenakan rekan-rekannya tak bisa memaksimalkan peluang yang ia buat, yang tak lain menjadi problema besar Chelsea di lini depan.
Di sisi lain, Foden mencetak delapan assist dari 6.6 xA (Expected Assist) saja. Lagi-lagi, ia Over Perfomed dari statistiknya. Tentu saja Outpu assist yang ia dapatkan tak lepas dari hebatnya rekan-rekannya menuntaskan peluang yang ia buat.
Meski secara Output Foden unggul, namun Mount lebih kreatif karena catatan xA yang ia miliki. Selain itu, Mount unggul dalam melepaskan umpan kunci (Key Passes) yang menyentuh 2.58 umpan kunci per 90 menit.
Final Liga Champions pun akan menjadi panggung keduanya beradu ketajaman dan kreatifitas. Keduanya akan saling tikam dan salah satu dari keduanya akan keluar dari pemenang.
Akan tetapi, pemenang sejatinya di final Liga Champions 2020/21 adalah Timnas Inggris. Sebab, kini The Three Lions tak perlu khawatir karena memiliki dua pemain muda dengan catatan gemilang yang kenyang akan pengalaman di panggung teratas.