Thomas Tuchel: Eks Bartender yang Berhasil Menaklukan Eropa
INDOSPORT.COM – Thomas Tuchel membuat catatan manis usai membawa Chelsea menjuarai Liga Champions 2020/21. Siapa sangka, prestasi ini berangkat dari pengalaman getir hidupnya, termasuk saat bekerja di Bar.
Chelsea sukses meraih gelar Liga Champions musim ini setelah mengalahkan Manchester City dengan skor akhir 1-0 di final yang berlangsung di Stadion do Dragao, pada Minggu (30/05/21) dinihari WIB.
Kemenangan tersebut dipastikan lewat gol tunggal Chelsea yang dicetak oleh Kai Havertz pada menit ke-42, usai menerima umpan manis dari Mason Mount.
Kemenangan Chelsea di Liga Champions ini terjadi 12 bulan setelah Tuchel menyaksikan mantan tim asuhannya Paris Saint-Germain takluk di tangan Bayern Munchen pada final turnamen musim lalu.
Kemenangan ini tentu menjadi kemenangan berharga bagi Thomas Tuchel. Apalagi, ia baru menukangi Chelsea selama empat bulan saja pasca ditunjuk menggantikan Frank Lampard yang dipecat.
Meski memiliki nama besar usai menukangi Borussia Dortmund dan PSG, perjalanan Tuchel sebagai pelatih yang baru saja menundukkan Eropa tak berjalan begitu mulus.
Tuchel lebih dikenal sebagai pelatih ketimbang pesepak bola. Kariernya sebagai pemain pun pupus di usia muda yakni di usia 25 tahun akibat cedera lutut.
Akibat pensiun karena cedera, Tuchel harus menderita masalah finansial yang cukup pelik yang memaksanya bekerja di profesi lain di luar lapangan.
“Saya tak memiliki asuransi yang bagus untuk cederaku. Jadi seluruh tabunganku saat itu (yang tak cukup banyak) habis untuk biaya rehabilitasiku,” tutur Tuchel dikutip dari Telegraph.
Karena cedera tersebut pula, Tuchel banting stir ke dunia pendidikan di mana ia mempelajari Ekonomi karena merasa tak bisa kembali ke rumput hijau.
Dalam perjalanan di luar lapangan hijau tersebut, Thomas Tuchel bahkan sempat mencicipi kerja di Bar demi mendapat uang tambahan sebelum menjadi pelatih ternama seperti saat ini.
Thomas Tuchel menceritakan secara detil saat dirinya bekerja di Bar hanya demi memenuhi kebutuhan dalam hidupnya selepas pensiun dini sebagai pemain.
1. Berkat Ralf Rangnick
“Saya akui saya membutuhkan uang tambahan dan melangkah ke sana (Bar). Dalam sehari, saya ke 10 hingga 12 Bar dan berkata ‘Apakah Anda membutuhkan bantuan?’. Ada sedikit kebanggaanku yang hancur di situ,” kenang Tuchel.
Meski harga dirinya sempat melorot, ia mengakui pengalamannya di Bar membuatnya mendapatkan banyak teman dan pelajaran penting, termasuk dalam komunikasi.
Kendati mendapat pekerjaan di Bar, Tuchel tetap tak bisa lepas dari sepak bola. Saat Ralf Rangnick menjadi pelatih Stuttgart, pelatih berusia 47 tahun tersebut ditunjuk untuk menukangi tim U-15.
Dari sana lah Tuchel memperdalam ilmu kepelatihannya yang telah ia pelajari. Apalagi, ia dekat dengan sosok Profesor sepak bola sekelas Rangnick.
Setelahnya, ia melatih Augsburg sebelum Mainz 05 meminangnya untuk menggantikan Jurgen Klopp yang berlabuh ke Borussia Dortmund.
Di Mainz 05, Tuchel menghabiskan waktu lima tahun sebelum lagi-lagi menjadi suksesor Klopp di Dortmund. Di sini lah ia meraih titel perdananya secara profesional dalam melatih.
Gelar pertama itu pun kian membuatnya bernafsu untuk mendapat gelar lainnya. Namun, nafsu tersebut membunuh kariernya pula sehingga kerap berkonfrontasi dengan petinggi klub, entah di Dortmund maupun PSG.
Kini bersama Chelsea, Tuchel mencoba tak mengulangi kesalahan tersebut. Bahkan, bersama The Blues dirinya mengaku dirinya menemukan kebahagiaan sepak bola seperti di Mainz 05.
Akankah perjalanan Thomas Tuchel dan Chelsea bertahan lama? Menarik disimak bagaimana kelanjutannya mengingat dirinya akan ditawari kontrak anyar hingga 2024.