Sejarah Terkaparnya Diego Maradona Sang Dewa Sepak bola, Dihajar Kamerun
INDOSPORT.COM - Periode pertengahan 1980-an hingga awal dekade 1990-an adalah eranya Diego Maradona. Atraksi gelandang serang legendaris itu, baik di level klub bersama Barcelona dan Napoli maupun bareng timnas Argentina, hampir selalu mengundang decak kagum penonton.
Aksi-aksi Maradona selalu dinantikan, terutama dalam turnamen akbar seperti Piala Dunia. Kehebatan teknik olah bolanya membantu Argentina menjuarai Piala Dunia 1986 di Meksiko usai menekuk Jerman Barat dengan skor 3-2 pada partai final.
Berselang empat tahun kemudian, penikmat sepak bola kembali menantikan aksi Maradona. Tak berlebihan mengingat Piala Dunia 1990 berlangsung di Italia yang notabene tempat sang pemain mencari nafkah bersama Napoli.
Sebagai juara bertahan, Argentina memperoleh kehormatan besar melakoni partai pembukaan Piala Dunia 1990 melawan Kamerun di Stadion San Siro, Milano.
Bagaimana hasilnya? Logikanya Argentina bakal menang mudah, tapi toh kenyataan berkata lain. Diego Maradona tertunduk lesu akibat menelan kekalahan 0-1 dari Kamerun yang bermaterikan pemain antah-berantah, 8 Juni 1990.
Semangat militan ala Kamerun sukses meredam tarian Tango Argentina. Maradona dibuat mati kutu oleh permainan keras cenderung kasar yang diterapkan Tim Singa Perkasa hampir sepanjang pertandingan.
Kamerun bahkan rela ‘mengorbankan’ dua pemain demi mencapai tujuan akhir berupa kemenangan atas Argentina. Andre Kana Biyik dan Benjamin Massing menerima kartu merah menyusul tindakan kasar terhadap Maradona serta pemain Argentina lain.
Di saat permainan Argentina dan Maradona kesulitan berkembang, Kamerun berhasil mencuri gol lewat situasi bola mati pada menit ke-67. Francois Omam Biyik menanduk bola hasil sepakan bebas Emmanuel Kunde yang disapu secara asal-asalan oleh Nestor Lorenzo.
Laju bola tandukan Omam Biyik sebetulnya tak terlalu deras, tapi kiper Argentina, Nery Pumpido, melakukan kesalahan elementer nan fatal. Dia bertingkah seperti penjaga gawang amatiran yang baru belajar menangkap bola.
Gol Omam Biyik sudah cukup untuk mempermalukan Argentina dan Maradona sekaligus menggemparkan dunia sepak bola. Tim asal Benua Afrika yang selalu dipandang sebelah mata rupanya mampu menghadirkan kejutan di Piala Dunia.
1. Neraka San Siro
Bagi Diego Maradona, kekecewaan terasa berlipat ganda lantaran ia juga menerima perlakuan negatif dari publik San Siro yang mayoritas adalah pendukung AC Milan dan Inter Milan. Mereka sengaja menciptakan teror psikologis kepada sang legenda.
Kata-kata bernada konfrontatif “Uccide Diego, Uccide Diego!” yang berarti “Bunuh Diego, Bunuh Diego!” menggema sepanjang pertandingan.
Kebencian publik San Siro begitu terasa dikarenakan Maradona telah memupus mimpi mereka menyaksikan AC Milan atau Inter Milan menjuarai Serie A Italia 1989-1990.
Sekadar mengingatkan, Maradona menuai kesuksesan di Serie A Italia 1989-1990. Dia berandil besar mengantarkan Napoli merengkuh scudetto kedua sepanjang sejarah.
“Kami memang juara dunia, tapi predikat ini tidak selamanya melekat kepada Argentina. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin memenangkan tim. Sayangnya upaya kami dikandaskan oleh permainan kasar Kamerun,” cetus Maradona selepas laga.
Sungguh hari yang sial buat Diego Maradona. Sebaliknya, hari itu akan terus dikenang sampai kapan pun oleh rakyat Kamerun sebagai tonggak penting dalam kiprah Tim Singa Perkasa di turnamen sekaliber Piala Dunia.
Susunan Pemain:
Argentina (3-5-2): 1-Pumpido; 19-Ruggeri (8-Caniggia 46'), 20-Simon, 11-Fabbri; 4-Basualdo, 13-Lorenzo, 2-Batista, 17-Sensini (6-Calderon 69'), 7-Burruchaga; 3-Balbo, 10-Maradona
Cadangan: 12-Goycochea, 16-Olarticoechea, 18-Serrizuela
Pelatih: Bilardo
Kamerun (1-4-3-2): 16-N'Kono; 17-N'Dip; 14-Tataw, 6-Kunde, 4-Massing, 5-Ebwelle; 8-M'Bouh, 2-Kana Biyik, 10-M'Fede (15-Libiih 66'); 7-Omam Biyik, 20-Makanaky (9-Milla 81')
Cadangan: 22-Songo'o, 13-Pagal, 21-Maboang
Pelatih: Nepomniachi (Sov)
Stadion: San Siro (73.780)
Gol: Omam Biyik 67'
Wasit: Vautrot (Pra)
Kartu Kuning: Sensini (A)/Massing, N'Dip, M'Bouh (K)
Kartu Merah: Kana Biyik 61', Massing 89' (K)