Marco Borriello, Eks AC Milan yang Buang Sial Berkat Nomor Warisan Kaka
INDOSPORT.COM - Mengingat sosok Marco Borriello, mantan pemain AC Milan yang pernah warisi nomor keramat 22 milik Ricardo Kaka.
Lahir di Naples, Italia, Marco Borriello sejatinya jebolan Rossoneri saat masih jadi pemain muda. Hanya saja, ia belum berkesempatan membuktikan diri di tim dan ujung-ujungnya dihempaskan ke klub antahberantah, Treviso.
Namun istilah blessing in disguise nampak cocok menggambarkan nasib Marco Borriello ketika mulai menapaki karier sebagai pemain senior. Ia kembali ke AC Milan dan memulai langkahnya di klub Italia ini pada tahun 2002.
Ia menjalani debut di ajang Serie A bersama Rossoneri pada 21 September 2002 melawan Perugia. Setelahnya, Borriello pun harus berjuang demi satu tempat di tim utama, yang ternyata tidak berjalan mulus.
Baru tiga kali tampil untuk Rossoneri di level liga, ia sudah harus pergi sebagai pemain pinjaman ke Empoli sampai akhir musim 2002-2003. Pada 2003-2004, ia sempat kembali tapi lagi-lagi harus puas dengan menit bermain yang sangat minim.
Perjalanan Borriello sebagai pemain pinjaman pun dimulai. Selain Empoli, ia juga pernah pergi merantau ke sejumlah klub seperti Genoa, Sampdoria, dan Treviso.
Kesempatan yang cukup lumayan untuk comeback di AC Milan sejatinya sempat menghampiri pemain kelahiran 18 Juni 1982 tersebut. Tepatnya, pada tahun 2006 saat Andriy Shevchenko hengkang ke klub Liga Inggris, Chelsea.
Akan tetapi, Borriello tetap kalah saing dari rekan-rekannya yang lain dan hanya jadi striker pilihan keempat di AC Milan. Cukup menyedihkan pastinya, lantaran pecking order adalah hal yang sangat penting bagi seorang pesepak bola.
Situasi pun semakin memburuk bagi Marco Borriello setelah ia tersandung kasus doping dan mendapat hukuman larangan bermain.
Ia dikeluarkan dari skuat dan namun masih sempat mencicipi kejayaan AC Milan atas Liverpool di Liga Champions 2006-2007.
1. Buang Sial
Selalu ada kesempatan kedua, atau bahkan ketiga? Inilah yang pada akhirnya terjadi pada Marco Borriello. Sempat dijual ke Genoa pada musim panas 2007, pemain ini lagi-lagi kembali ke AC Milan.
Ia diplot menggantikan Alberto Gilardino yang hengkang ke Fiorentina. Borriello kembali menantang peruntungannya dan berusaha memperbaiki masa lalunya yang kelam bersama kubu si merah-hitam.
Pada musim 2008-2009 alias awal-awal karier profesional keduanya bersama Rossoneri, Borriello tampil mengecewakan. Sampai di sini saja, sepertinya tidak ada harapan untuk pemain ini, kan? Nanti dulu.
Bak rezeki nomplok yang datang tiba-tiba, musim panas 2009 jadi berkah besar bagi Borriello. Saat itu pula ia mulai mewarisi nomor punggung 22 yang ditinggalkan sang pemilik, Ricardo Izecson dos Santos Leite alias Kaka.
Ajaibnya, pelan-pelan Borriello mulai tampil lumayan dan nasibnya membaik. Pada musim 2009-2010 ia berhasil mencatatkan 15 gol.
Menggunakan jersey warisan Ricardo Kaka ternyata bukan keinginan yang disengaja oleh Borriello. Ia mengaku angka yang dipilihnya itu sama seperti tanggal lahir sang ibu dan juga nomor yang ia gunakan saat bermain di Genoa.
“Saya beralih dari nomor sebelas karena tidak mendapat keberuntungan tahun lalu,” ujar Borriello, seperti pernah dimuat pada laman Goal Internasional.
“Memakan nomor 22 adalah beban karena Kaka? Itu adalah perbandingan yang tidak masuk akal. Kami punya peran berbeda dan bagi saya itu adalah angka biasa tanpa ada apa-apa di dalamnya,” ujarnya lagi.
Selepas membela AC Milan sampai tahun 2010, Marco Borriello dilepas ke AS Roma. Perjalanan kariernya bersama Rossoneri pun berakhir di sini.