Jadon Sancho Pergi, Bos Baru Dortmund Ogah Gigit Jari
INDOSPORT.COM - Pelatih Borussia Dortmund, Marco Rose, mengaku tidak begitu terganggu dengan penjualan Jadon Sancho ke Manchester United. Meski winger asal Inggris itu adalah figur vital musim lalu namun Rose ingin timnya segera berbenah untuk 2021/2022.
Per 1 Juli 2021 Sancho telah diumumkan United akan ambil bagian dari kampanye mereka musim depan. Mahar sebanyak 73 Poundsterling disepakati semua kubu dan perkenalan resmi plus tes kesehatan akan dilakukan paska gelaran Euro 2020 usai.
Bagi Dortmund yang selama dua musim terakhir begitu bergantung pada Sancho tentu wajar apabila merasa kehilangan. Tidak akan pernah mudah menggantikan pemuda 21 tahun yang menyumbang 50 gol dan 64 assist dari 137 pertandingan di semua ajang itu.
Walau demikian Rose yang diangkat menjadi juru taktik anyar di Signal Iduna Park di hari yang sama dengan kepergian Sancho ogah risau. Ia mengaku sudah mempersiapkan diri jauh hari demi situasi seperti ini.
Rose yang sebelumnya menukangi Red Bull Salzburg dan Borussia Monchengladbach mengisyaratkan bakal menginventasikan hasil penjualan Sancho ke posisi lain. Lagipula kepergian pemain kunci bukan hal baru bagi Dortmund.
"Saya rasa setiap pelatih akan senang bila ada pemain seperti Jadon Sancho di tim mereka. Kami tahu suatu saat nanti datang saatnya bagi dia untuk pergi," ujar Rose dalam konferensi pers perdananya.
"Kelihatannya transfer Jadon sudah akan rampung. Klub akan langsung bicara soal respon selanjutnya,"
"Kami tidak akan menemukan pemain serupa namun solusi yang kreatif bisa dicoba. Ini bisa jadi kans untuk memperkuat tim," tambahnya nahkoda muda 44 tahun tersebut.
1. Asa Dalam Rose
Bersama Rose yang menggantikan manajer interim Edin Terzic, Dortmund bisa berharap banyak. Tidak cuma mencarikan solusi menutup lubang peninggalan Sancho, Die Borussen juga layak bermimpi untuk bisa kembali jadi kampiun Bundesliga.
Semenjak ditinggal Jurgen Klopp yang mempersembahkan dua titel liga, Dortmund praktis kembali berada di bawah bayang-bayang Bayern Munchen. Thomas Tuchel, Peter Bosz, Peter Stoger, dan Lucien Favre sebagai pengganti tidak ada yang mampu mengikuti jejaknya.
Sementara Rose walau belum pernah mencicipi trofi di lima liga top Eropa setidaknya tahu bagaimana menyusun skuat juara. Di Austria bersama Salzburg sudah dua kali ia jadi jawara. Pengalaman dan sosoknya yang masih belia di dunia racik taktik pun akhirnya memikat Dortmund.